Saat Buyu berbicara dengan gadis naga, mereka tidak sengaja menekan volume suara. Setiap kata percakapan mereka terdengar jelas di telinga Han Sen.
"Mau menangkapku jadi mount? Beraninya kau! Sekalipun Kakek Han mau, punya kaki untuk menunggangi?" Han Sen diam-diam merencanakan cara melepaskan diri dari situasi ini.
Gadis naga itu terlihat level Marquis, sedangkan naga-naga di sebelahnya sepertinya Level Adipati. Ditambah adanya kapal perang di dekatnya, sulit untuk kabur dari mereka.
Masalah utamanya, jika Han Sen terekspos, seluruh Laut Guixu akan mengerahkan jagoan-jagoan untuk mengambil nyawanya. Pintu keluar pasti sudah dipasangi senjata berat, membuat kesulitan pelariannya semakin tinggi.
“Tidak bisa, tidak boleh terekspos.” Han Sen berpikir sambil menghantam mati Hiu Batu Raksasa itu.
“Pemburuan varietas langka level Marquis Hiu Batu Raksasa, memperoleh roh binatang Hiu Batu Raksasa, gen varietas langka terdeteksi.”
Han Sen merobek tubuh Hiu Batu Raksasa, menggigit tulang ikan dari gen varietas langkanya lalu berpura-pura tidak terjadi apa-apa hendak pergi.
Buyu jelas tak akan membiarkannya pergi, ekor ularnya bergerak perlahan dengan cahaya suci menghalangi jalan Han Sen.
Han Sen mengaum ke arah Buyu untuk menegaskan identitas Banteng Batunya, namun Buyu hanya tersenyum tipis, telapak tangannya mengirimkan aura cahaya suci yang melayang ke arah Han Sen.
Han Sen mengatupkan gigi, menunduk menghadang aura tersebut sambil bertekad melangkah selangkah demi selangkah, sebisa mungkin tidak membocorkan rahasianya.
Tanduk batu Banteng Batu menghantam cincin, tiba-tiba cincin itu membesar dan menyelubungi kepala Han Sen, langsung mengikat leher raga banteng batu.
Lalu cincin itu mengecil kembali, melekat erat di leher banteng batu sambil terus berkontraksi, seolah ingin mencekik lehernya hingga patah.
Han Sen menggelengkan kepala berusaha memutuskan cincin, namun menyadari cincin itu luar biasa tegar. Hanya mengandalkan tubuh banteng batu mustahil bisa memutuskannya. Dia paham ini pasti teknik gen khusus klan Gana.
Saat sedang ragu apakah akan menggunakan tenaganya sendiri untuk mematahkan cincin di leher, tiba-tiba Buyu mengeluarkan suara aneh.
Suara itu belum pernah didengar Han Sen sebelumnya, bukan pula bahasa verbal. Tapi anehnya dia bisa memahami maksudnya - seperti hiburan, bujukan untuk tunduk, namun juga menyimpan ancaman terselubung.
Maksudnya rumit, tapi entah kenapa Han Sen langsung paham begitu mendengarnya.
"Teknik gen ras Gana memang agak aneh. Sayangnya Neraka Surga tertinggal di Bintang Gerhana, kalau tidak bisa tanya saudari Guna." Hati Han Sen berdebar: "Lagipula sekarang aku tidak bisa pergi, lebih baik pura-pura menyerah dulu. Dengan identitas Buyu, kalau beruntung mungkin bisa langsung dibawa keluar dari Laut Guixu. Nanti baru berbalik melawan juga tidak terlambat."
Melihat Buyu terus mengeluarkan suara itu, cincin juga berkoordinasi dengan suaranya terus menyusut, hampir mencekik leher banteng batu.
Sebenarnya tidak sulit bagi Han Sen untuk memutuskan cincin itu. Tapi kali ini dia malah membuka lebar mata sapi, menampakkan sikap terurai lembut, mengeluarkan suara "Moo-Moo" ke arah Buyu. Aura keganasan di wajaknya benar-benar menghilang, berubah menjadi sosok pendiam yang tidak berbahaya.
"Apakah kamu bersedia mengikutiku?" Buyu yang melihat perubahan sikap banteng batu itu akhirnya berbicara sendiri padanya.
“Moo-Moo!” Han Sen berpura-pura lembut memanggil dua kali, lalu mendekati Buyu sambil menggesek-gesek tubuhnya dengan kepala besar.
Sambil menggesek, Han Sen membayangkan gaya Si Perak Kecil dan bintang-bintang kecil saat berbasa-basi, berusaha meniru sebaik mungkin.
Buyu tampak puas dengan performa Han Sen. Tangan halusnya meraba kepala banteng batu sambil tersenyum bahagia: "Mulai sekarang ikutlah aku, keuntunganmu takkan kurang."
“Moo-Moo!” Sambil mengangguk, dua panggilan keluar sebagai tanda telah memahami.
"Kakak Buyu benar-benar ahli taktik, hari ini sembilan belas mendapat pelajaran berharga." Naga Sembilan Belas berdecak kagum.
"Ini hanya keberuntungan. Banteng batu ini kecerdasannya luar biasa dan karakternya cukup jinak, sehingga bisa mencapai Kelancaran." Buyu menjelaskan.
Cincin di leher Han Sen telah dilepas, namun tidak menghilang—masih melingkari leher banteng batu bagai kalung perak.
"Teknik gen lingkaran ini agak menarik. Nanti ada kesempatan harus mencari cara mempelajarinya, berguna untuk menangkap varietas langka." pikir Han Sen dalam hati.
Buyu membawa Han Sen kembali ke atas kapal perang. Han Sen pura-pura polos mengikutinya, langkah demi langkah dengan patuh.
Pekerjaan berlagak sebagai hewan peliharaan imut sebenarnya adalah bakat Han Sen. Mengingat terlalu banyak hewan peliharaan imut yang pernah dirawatnya, beberapa gerakan tiruan saja sudah membuat Buyu dan gadis naga itu tertawa gemulai, semakin menyukainya.
"Kakak Buyu, banteng batu ini terlalu menggemaskan! Jika Kakak tidak mau, lebih baik berikan padaku. Aku bisa menukarnya dengan mount gajah gaya dahsyat Level Adipati." Long Shijiu memeluk kepala banteng batu sambil membelai ubun-ubunnya.
Han Sen hanya merasakan kepalanya bersandar pada sesuatu yang kenyal lembut. Mata lebarnya menampakkan ekspresi polos.
"Shijiu-mei sedang bercanda. Hanya seekor Banteng Batu yang berasal dari Laut Guixu wilayah ras naga kalian. Nanti kamu bisa menangkap lagi. Aku mungkin tidak akan punya kesempatan kembali ke sini." Buyu tersenyum.
Long Shijiu tak bisa memaksa setelah mendengar jawaban itu. Tangannya masih membelai kepala Banteng Batu dengan penuh kemelekatan.
"Shijiu-mei, adakah wilayah sekitar yang belum kita jelajahi?" Buyu mengalihkan topik.
"Kita sudah menyisir radius 10.000 li sebanyak empat kali. Menurutku Han Sen benar-benar telah kabur dari Laut Guixu. Kalau tidak, mustahil kita tidak menemukannya." Long Shijiu berkata.
Mendengar namanya disebut, Han Sen segera berlaku manis mendekati Buyu. Ia tiarap di sisi Buyu siap menyimak percakapan mereka.
Buyu mengerutkan kening halus: "Tapi bagaimana mungkin dia keluar dari Laut Guixu?"
“Mungkin dia punya kemampuan unsur ruang atau harta berharga, kalau tidak bagaimana mungkin dia bisa datang ke Laut Guixu tanpa sepengetahuan dewa atau hantu.” Long Shisao berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Han Sen juga bisa dibilang hebat, ternyata bisa membunuh Sharon dan Kakak Tiga Belas, bahkan kabur dari tekanan gabungan Kakak Lima Belas dan Long Ying. Karakter sehebat ini, di antara sesama level mungkin hanya Kakak sulung kita yang bisa ungguli dia."
Buyu tersenyum: "Aku belakangan menyelidiki beberapa hal tentang Han Sen. Dia pernah bermain imbang dengan Gu Zhu di Istana Surgawi, memang benar seorang bakat langka. Hanya segelintir orang setingkat yang bisa mengalahkannya."
"Hmph! Itu cuma hoki, kalau ketemu Kakak sulungku pasti nggak bakal bisa kabur!" Long Shisao mendengus keras dengan ekspresi nggak terima.
"Long Yi adalah pemimpin tertinggi naga generasi ini. Bisa menduduki posisi kepala naga di komunitas naga, pastilah dengan kemampuan yang melampaui semua jenius sezamannya," kata Buyu.
"Sayangnya Han Sen kabur, kalau tidak Kakak pasti akan bertarung langsung dengannya dan memenggalnya dengan tangan sendiri." Saat menyebut Naga Satu, ekspresi Naga Sembilan Belas langsung bersemangat dan bicara tanpa henti, terlihat jelas kekaguman dan pemujaan yang dalam terhadap Naga Satu.
Buyu dan Naga Sembilan Belas tidak berniat meninggalkan Laut Guixu, masih memimpin kapal perang melakukan pencarian di sekitar.
Buyu sepertinya yakin Han Sen belum pergi dari Laut Guixu dan masih berada di sekitar sini, karena jika hanya Naga Sembilan Belas sendiri, dia pasti sudah pergi dari dulu.
