Kembali ke Bintang Gerhana, Han Sen baru membuka kotak kayu itu. Di dalamnya ternyata ada sebuah kartu kristal yang sepertinya digunakan untuk menyimpan data.
Han Sen menggunakan AI utama untuk memutar data tersebut. Isinya ternyata adalah "Teknik Bulan", lebih tepatnya "Teknik Bulan Sabit" yang berevolusi dari "Teknik Bulan". Terdapat penjelasan mendetail yang jelas merupakan video pengajaran internal keluarga, bahkan narasumbernya adalah Raja Bulan Sabit sendiri. Kontennya mencakup banyak pengalaman pribadi dan teknik khusus.
Tentu saja Han Sen tidak mungkin mengubah teknik dasarnya ke "Teknik Bulan Sabit" yang bersifat fundamental ini. Namun karena dia telah menguasai "Teknik Ruh Bulan" yang paling murni dan lembut, data ini tetap sangat membantu. Terutama pengalaman pribadi dan trik aplikasi khusus dari Raja Bulan Sabit bisa disebut sebagai harta tak ternilai yang tak bisa dibeli dengan uang.
Di bagian akhir, Raja Bulan Sabit secara khusus menganalisis "Teknik Ruh Bulan" yang nilai manfaatnya bagi Han Sen bahkan lebih besar.
“Hadiah Raja Bulan Sabit ini benar-benar tidak main-main.” Han Sen tahu barang seperti ini tidak mungkin bisa dikeluarkan saudari Rebecca tanpa izin Raja Bulan Sabit sendiri.
Han Sen tetap berada di Bintang Gerhana selama dua hari terakhir. Seharusnya Bao'er sudah kembali dua hari lalu, namun kabar dari Ishara mengatakan dia sangat menyukai Bao'er dan ingin si kecil tinggal lebih lama di dalam istana.
Han Sen tidak tahu apakah Ishara menemukan sesuatu atau benar-benar menyukai Bao'er. Tapi sekarang khawatir juga tidak berguna, dia hanya bisa menunggu di rumah.
Bersamaan dengan kepulangan Raja Bayangan, sebuah kabar menjadi buah bibir di Celah Bulan: sebelumnya Raja Bayangan, Raja Sungai Malam, Raja Bulan Hitam, Raja Bulan Sabit, dan Sang Ratu Pisau Tajam bersama-sama mengeksplorasi reruntuhan suku kuno prasejarah dengan hasil yang melimpah.
Pekerjaan ekskavasi lanjutan sedang berlangsung. Kini sebuah artefak penting berhasil digali dan dikembalikan, menciptakan sensasi besar di seluruh wilayah Celah Bulan.
Legenda mengatakan reruntuhan yang ditemukan kali ini adalah istana tempat tinggal petarung kuat tingkat mitos. Di dalamnya ditemukan banyak barang bagus, termasuk berbagai teknik gen yang kuat.
Namun karena ras itu memiliki perbedaan dengan Suku Rebeite, semua teknik gen tersebut dikirim ke institusi di Celah Bulan yang mirip dengan Institut Jalan Surgawi, di mana penemuan-penemuan itu sedang dipelajari dan dianalisis.
Barang yang dikirim kembali kali ini adalah dinding logam raksasa. Menurut beberapa ahli dari Suku Rebeite, ini diduga merupakan alat yang digunakan petarung mitos tersebut untuk berlatih teknik gen.
Sebenarnya ini hanyalah sasaran latihan atau samsak. Yang membuat istimewa, dinding logam ini mampu menahan tenaga tingkat mitos tanpa hancur, menjadikannya material langka atau bisa disebut harta mutan.
Dan di atasnya terdapat banyak bekas telapak tangan. Berdasarkan penelitian, diperkirakan semua itu adalah trauma dari teknik gen sejenis yang sangat mengerikan. Konon dalam bekas telapak tangan itu masih tersisa nuansa petarung kuat yang termitosis tersebut. Banyak umat Celah Bulan yang pergi menyaksikan dinding logam itu, bahkan tak sedikit yang mendapat pencerahan dari bekas telapak tangan tersebut.
Sementara mengisi waktu luang, di Bintang Gerhana Han Sen selain memakan gen Marquis, dia juga terus berlatih teknik gen. Sudah lama dia merasa bosan.
Andai saja Bao'er tidak terus-menerus ditahan di dalam istana Sang Ratu Pisau Tajam, mungkin dia sudah berangkat ke Istana Surgawi. Para Giok Putih Ibu Kota milik Han Sen itu selalu merindukannya.
Dengan membawa malaikat kecil, Han Meng'er, dan Zero, mereka pergi melihat dinding logam itu. Setiba di lokasi, Han Sen baru mengerti mengapa Suku Rebeite tidak menyembunyikan dinding logam tersebut.
Ini bukanlah dinding logam biasa, melainkan kubus logam biru raksasa dengan panjang sisi melebihi seribu meter. Benda sebesar gunung ini nyaris tak ada gudang yang bisa memuatnya.
Di permukaan kubus logam biru itu tertera berjejal cap telapak tangan dengan kedalaman bervariasi. Pola lima jari manusia terlihat jelas, namun ukurannya luar biasa besar - bahkan Han Sen bisa berbaring nyaman dalam salah satu jejak tersebut.
"Ini peninggalan ras Raksasa?" gumam Han Ser sambil menatap jejak tangan.
"Kurang lebih. Artefak ini ditemukan di reruntuhan suku Ligu. Berdasarkan kerangka yang pernah ditemukan, tinggi rata-rata suku Ligu melebihi seratus meter," jawab Rebecca yang mendekat bersama Du Lishe dan beberapa bangsawan terkemuka.
Nightless yang juga hadir melirik Han Sen dengan ekspresi meremehkan.
“Oh begitu.” Han Sen mengangguk pelan, mengamati lebih dalam bekas telapak tangan itu. Ternyata di dalamnya terdapat nuansa keanehan yang tersembunyi.
Menyusuri bekas telapak tangan, setiap telapak seakan memiliki kekuatan dahsyat bagai membelah langit dan menghancurkan bintang-bintang. Hanya dengan menyaksikan bekasnya saja, jiwa langsung terguncang tak bisa melepaskan diri. Seolah menyaksikan jutaan bintang dihancurkan oleh telapak raksasa, seluruh rasi bintang luluh lantak.
"Sungguh hebat petarung mitos suku Liguru! Kubus logam biru ini telah ada selama ribuan tahun, namun kekuatan telapak yang terpahat masih bisa menggemparkan hati seperti ini." Han Sen berdecak kagum.
"Han Sen, kalau ada penemuan, bagikanlah pada kami. Biar wawasan kita semua bertambah." Du Lishe berkedip-kedip sambil berkata.
Han Sen menggelengkan kepala: "Aku baru saja melihat sebentar. Baru merasakan nuansa dari bekas telapak ini, belum ada temuan lain."
"Baru saja Han Sen selesai berbicara, tiba-tiba mendengar suara tenang terdengar: 'Han Sen kamu terlalu rendah hati. Seorang jenius sepertimu, sekali pandang saja sudah cukup, apalagi sudah melihat beberapa kali.'"
Han Sen menoleh ke arah suara tersebut dan melihat yang berbicara adalah Nightless putra Raja Sungai Malam, dalam hatinya sudah mengerti situasinya.
Dulu Nightless pernah dihajar habis-habisan oleh Xie Qing Di, pastinya masih menyimpan kebencian terhadapnya dan Ibu Kota Xie Qing. Sindiran pedasnya saat ini sangat normal, Han Sen sama sekali tidak mengambil pusing.
"Bakatku memang biasa, benar-benar belum melihat apa-apa. Jika Yang Mulia Nightless sudah menemukan sesuatu, sudilah berbagi agar hamba bisa menambah wawasan." Han Sen berkata sambil tersenyum.
Ucapan ini tepat masuk ke perangkap Nightless. Mendengar itu hatinya langsung berbunga-bunga, tapi di depan mata tetap bersikap tenang: "Aku juga baru melihat beberapa kali, pencerahan yang didapat tidak banyak. Ada beberapa tips kecil, kuungkapkan sebagai pembuka diskusi saja."
Rebecca dan yang lain terlihat agak terkejut melihat Nightless. Meski bakat Nightless bisa dibilang lumayan, dan dia termasuk salah satu sosok menonjol di generasi muda Celah Bulan, tapi kalau dikatakan bakat dan pemahamannya lebih baik dari Han Sen, hanya dengan melihat beberapa kali saja sudah bisa menemukan sesuatu yang tidak terlihat oleh Han Sen, semua orang justru agak kurang percaya.
Nightless tentu menyadari kecurigaan di sorot mata mereka. Diam-diam tidak senang, meski sama seperti yang lain, ini pertama kalinya dia melihat langsung jejak telapak tangan itu, tapi sebelumnya dia sudah mendapatkan beberapa petunjuk. Walaupun bukan hasil pemahamannya sendiri, demi bisa mencuri perhatian di momen seperti ini sekaligus mengalahkan Han Sen, dia pun tak peduli lagi.
