Setelah melihat sayap naga Xuan Yuan Jiao, sayap naga, dan kulit batu dari Batu Sapi Terdemonisasi, Ishara mulai mempercayai sebagian perkataan Han Sen. Karena tidak ada penjelasan lain yang lebih baik, Han Sen akhirnya berhasil mengelabui lagi.
Saat membawa Bao'er kembali ke Bintang Gerhana, sebelum berangkat Bao'er membawa banyak tas besar dan kecil berisi berbagai barang yang dihadiahkan Ishara untuknya.
Han Sen memperhatikan ada banyak cairan gen berharga untuk landasan pelatihan dasar di dalamnya, yang bahkan lebih berkualitas tinggi daripada yang biasa dia gunakan.
"Sama sekali tidak terlihat, kamu bisa punya putri yang begitu Unggul." Begitu kata Ishara sebelum kepergian mereka.
Hati Han Sen dipenuhi frustasi, tapi ketika mengingat anak-anaknya yang memang luar biasa berbakat dengan dasar kemampuan yang puluhan kali lebih baik darinya...
"Memang mereka punya ayah yang kereen!" Han Sen berkesedihan sambil merapikan bajunya, namun di dalam hati sebenarnya berbangga diri.
Bao'er jelas lebih menyukai kehidupan di sini. Kehidupan di kota metropolis terasa terlalu membosankan baginya. Han Sen membawa Bao'er masuk ke gunung untuk berburu varietas langka, ingin menguji seberapa kuat makhluk hidup yang bisa diserap labu kecilnya.
Han Sen pertama-tama mencari seekor varietas langka tingkat Baron untuk uji coba Bao'er. Begitu Bao'er menepuk labu kecilnya, varietas langka Baron itu langsung tersedot masuk.
Kemampuan seperti ini dari Bao'er sama sekali tidak mengejutkan Han Sen. Kalau tidak, gen varietas langka yang begitu banyak sudah pasti akan sia-sia dimakannya.
Namun percobaan berikutnya membuat Han Sen ternganga. Labu kecil Bao'er tidak hanya dengan mudah menyerap varietas langka Viscount dan Pangeran, bahkan seekor varietas langka level Marquis hanya bergerak-gerak sebentar sebelum terserap masuk ke dalam labu kecil itu, sama sekali tidak menunjukkan kemampuan perlawanan.
"Bao'er, labu kecilmu ini hebat sekali, kenapa tidak bilang dari dulu?" Han Sen memandang labu di tangan Bao'er dengan mata berbinar.
"Ayah juga tidak bertanya padaku." Bao'er berkata dengan wajah polos.
"Bagus, besok kita langsung berangkat ke Istana Surgawi untuk menaklukkan awan merah sombang itu." Ingatan Han Sen pada awan merah itu membuat matanya kembali berkilau.
Dengan kartu truf bernama Bao'er ini, Han Sen yakin awan merah itu takkan bisa kabur lagi.
Sayangnya varietas langka Level Adipati di Bintang Gerhana sangat jarang, jadi belum untuk sementara melakukan tes apakah labu Bao'er bisa menyerap level tertinggi itu.
Tapi melihat varietas level Marquis saja sudah bisa meronta sedikit, rasanya menaklukkan level Adipati takkan semudah itu.
“Sayang tidak bisa membawa Xiao Touming bersama ke Istana Surgawi.” Han Sen diam-diam menyesal, Istana Surgawi memang tempat yang bagus, cuma aturannya terlalu ketat. Jika bukan demi Yuling-Yuling itu, Han Sen lebih memilih tetap di Bintang Gerhana hidup bebas.
Keesokan harinya pagi-pagi, setelah berpamit pada Ishara sambil membawa Bao'er, barulah Han Sen membawa Bao'er secara rahasia menuju Istana Surgawi.
“Barang ini harus dimanfaatkan bagaimana ya?” Waktu di pesawat terasa membosankan, Han Sen mulai mempelajari mutasi roh binatang tingkat Raja yang baru didapatnya.
Mutasi Roh Binatang Raja Blue Gold Worm King: Tipe Batas Gaib.
Han Sen pertama kalinya melihat jenis roh binatang seperti ini. Setelah meneliti cukup lama, barulah ia tahu cara menggunakan roh binatang ini sebenarnya.
Setelah Han Sen memanggil roh binatang Raja Ulat Sihir, sebuah kubah cahaya biru akan muncul di luar tubuhnya. Kubah ini berpusat pada raga Han Sen sendiri, diameternya bisa diperluas atau dikontraksikan sesuai keinginan hatinya.
Dalam kondisi terkecil, ia terlihat seperti cangkang telur kristal biru yang membungkus erat tubuh Han Sen. Saat diperluas maksimal, bisa mencakup area berdiameter seribu meter.
Semakin luas cakupan batas gaib ini, tingkat pertahanannya akan semakin menurun. Dalam bentuk minimalnya, kecepatan pertahanannya mampu sepenuhnya menahan daya penghancuran tingkat Raja tanpa mengalami kerusakan.
Namun batas gaib ini hanya bisa melekat pada tubuh Han Sen, bergerak sesuai pergerakannya. Selain itu, sifat perlindungannya dua arah - kekuatan destruktif dari luar tidak bisa menembus ke dalam, sementara tenaga Han Sen juga tidak bisa dikeluarkan dari dalam.
"Roh Binatang Batas ini benar-benar barang bagus. Jika digunakan dengan tepat, bahkan jika bertemu petarung level Raja di kemudian hari, masalah pengganti nyawa tidak lagi menjadi masalah." Han Sen sangat menyukai Roh Binatang Batas Raja Ulat ini.
Setelah kembali ke Istana Surgawi, Han Sen mengurus prosedur untuk Bao'er. Tes gen dilakukan di planet di luar Istana Surgawi. Gen manusia memang kurang stabil, umumnya verifikasi hubungan induk dan anak relatif sulit.
Namun gen inti Han Sen dan Bao'er terlalu mirip. Meski banyak perbedaan pada gen tambahan, itu cukup membuktikan hubungan emosional mereka sebagai orangtua dan anak.
Bao'er akhirnya mendapat kualifikasi masuk Istana Surgawi. Tapi sama seperti Han Sen, dia harus melewati Jalan Surgawi dan Jalan Menuju Langit. Karena statusnya sebagai anak-anak, Han Sen bisa membawanya bersama, tidak perlu seperti dulu Han Sen yang harus naik sendirian.
Han Sen menggandeng tangan Bao'er dan naik ke Pulau Gerbang Surgawi, melangkah menuju sulur labu raksasa itu.
Bao'er menatap penasaran ke arah sulur duri labu itu dengan mata lebar, juga labu-labu besar dan kecil yang bergelantungan di atasnya.
Banyak orang di Istana Surgawi mendengar kabar Han Sen membawa putrinya, meski yang datang tak banyak, kebanyakan diam-diam mengawasi situasi di Pulau Gerbang Surgawi dari balik layar.
Han Sen sendiri sebenarnya tidak bisa disebut jenius dalam hal latihan, karena kecepatan pelatihannya tergolong biasa, hanya unggul dalam pemahaman dan penerapan teknik.
Meski kemampuan itu sudah cukup mumpuni, bagi praktisi sejati kunci sesungguhnya adalah kemampuan mencapai level mitos. Maka sehebat apapun performa Han Sen, jika di masa depan tak bisa melangkah ke tahap itu, para petarung sejati tak akan menganggapnya berarti.
Bakat putri Han Sen membuat banyak orang penasaran, namun dari pengamatan eksternal, Bao'er sama seperti ayahnya—gennya tampak tidak stabil, dan masa depannya sama-sama tidak pasti. Hanya dengan poin ini saja, sudah membuat banyak petarung kuat merasa kecewa.
Ketidakstabilan berarti tak terkendali dan tak terprediksi, ibarat perjudian dengan ketidakpastian. Tidak ada yang mau bertaruh tanpa sedikit pun kendali.
Qian Yu, saudari-saudari Keluarga Yun, Buddha Putra Ri Chu, Yu Jing, dan beberapa kenalan lain datang ke Pulau Gerbang Surgawi untuk menyambut Han Sen. Yun Sushang tersenyum melihat Bao'er: "Siapa sangka, kamu ternyata bisa punya putri semenggemaskan ini."
Han Sen memperkenalkan Bao'er pada mereka, lalu berkata: "Aku akan membawa Bao'er menjelajahi Jalan Surgawi dan Jalan Menuju Langit terlebih dahulu, baru kita lanjutkan pembicaraan setelah kembali."
Setelah berkata demikian, Han Sen menggandeng tangan Bao'er menuju pohon labu raksasa yang menjulang itu.
Bao'er terus memandang penasaran labu-labu besar dan kecil itu. Saat Han Sen menggendongnya naik ke sulur labu raksasa, tiba-tiba seluruh labu di batang raksasa itu bergoyang dengan gila seperti bel-bel diterpa badai.
Han Sen langsung terkejut. Ia teringat saat dulu dirinya melewati sulur labu, labu-labu di sekitarnya seakan takut dan bergetar - mirip dengan situasi saat ini, hanya tidak sebesar ini.
Dulu, labu di area kecil yang dilaluinya saja yang bergoyang. Kini seluruh labu di batang raksasa itu ikut bergoyang, dan jauh lebih hebat dibanding sebelumnya.
Kini Han Sen akhirnya paham. Reaksi sulur labu dulu bukan karena keistimewaannya, melainkan karena ia terkontaminasi aura Bao'er. Makanya labu-labu itu memberi respons.
“Apakah ada hubungan antara Bao'er dan pohon labu ini?” Ekspresi Han Sen berubah-ubah, tidak tahu apakah situasi saat ini baik atau buruk.
