Di luar Sulur Suci, siluet-siluet berkilauan muncul satu per satu. Hampir semua Elder kursi dan petarung level Raja yang masih berada di dalam Istana Surgawi turun ke dunia saat ini.
"Elder Keenam, kali ini jangan merebut dariku. Kita sudah sepakat waktu itu—kamu yang memilih Fang Weinan. Kalau ada murid cocok berikutnya, aku yang prioritas. Sekarang waktunya. Aku pilih gadis ini." Elder Keempat langsung berkata saat melihat kedatangan Elder Keenam.
"Masalah ini... tetap harus melihat siapa yang paling cocok menjadi gurunya. Di Istana Surgawi, hanya aku yang multitalenta. Jika menyerahkan talenta seperti ini ke orang lain, bukankah itu membuang-buang? Jadi biarlah aku yang sedikit lebih lelah—tak boleh menyia-nyiakan bakat." Elder Keenam berdehem pelan sambil berkata.
"Kamu ini tak tahu malu ya?" Elder Keempat langsung membentak marah.
"Kalian berdua jangan bertengkar. Panglima Istana ada di sini. Bagaimana kalau kita minta beliau yang memutuskan gadis ini harus menjadi hak siapa?" Seorang Elder mengusulkan.
"Panglima Istana, Kamu yang putuskan, gadis ini harus jadi hak siapa? Waktu pertemuan penting kemarin, kita sudah bicara jelas dan terperinci……" Elder Kursi Empat langsung menoleh ke Tuan Istana Surgawi sambil mengeluh.
Tuan Istana Surgawi berdehem pelan: "Sekarang pengalaman gadis ini belum sepenuhnya jelas, lebih baik sementara waktu saya yang menjagamu. Setelah bakatnya benar-benar diketahui, baru kita putuskan nanti."
Para elder membeku sesaat, langsung merespons. Dalam hati mereka mengutuk licik, Tuan Istana Surgawi jelas-jelas menampakkan niat ingin menyimpan Bao'er.
"Panglima, ini tidak pantas! Dulu Kanjeng sendiri bilang, Gu Zhu adalah murid terakhirmu. Bagaimanapun juga Kanjeng tidak boleh menerima murid lagi!" Elder Kursi Empat mengatupkan gigi.
Seluruh elder serentak menambahkan: "Benar... Benar... Kanjeng sudah punya murid terakhir... Kenapa masih mau menerima murid... Bukankah ini melanggar aturan... Mengabaikan peraturan Istana Surgawi selama ratus juta tahun..."
"Mereka semua paham betul, jika membiarkan Panglima Istana melanggar protokol menerima murid, tak satu pun dari mereka yang punya kesempatan. Satu-satunya cara adalah bersatu untuk menyingkirkan Tuan Istana Surgawi terlebih dahulu."
"Aku memang tak bisa menerima murid lagi. Tapi muridku sendiri belum punya murid, bukan?" Tuan Istana Surgawi berkata sambil memicingkan mata.
"Muridmu itu baru berstatus Marquis! Masa' mau menerima murid apaan?!" Empat Elder langsung mengumpat marah tanpa tedeng aling-aling.
Di dalam hati, para Elder lainnya juga mengutuk kelicikan Tuan Istana Surgawi. Jelas-jelas dia ingin memanfaatkan Gu Zhu sebagai perantara untuk menerima murid, lalu nanti dia sendiri yang akan mengajar. Dengan begitu, mengajar murid generasi kedua pun akan terlihat sah.
Para Elder dan Tuan Istana Surgawi pun bertengkar hebat, tak satu pun yang mau mengalah.
Labu Ajaib adalah varietas langka tumbuhan mitos. Cara bertahan hidup dan pola pikirnya sama sekali berbeda dengan ras langit maupun manusia. Jika bisa mendapatkan pengakuannya, itu jelas bukti bakat luar biasa yang tak terbantahkan.
Seperti bakat Bao'er yang bisa memicu semua labu bergerak serentak, di masa depan apapun yang dipelajarinya pasti tidak akan buruk. Asalkan dia tidak terlalu malas, mungkin suatu hari bisa menjadi seperti Gu Zhu, bahkan mungkin lebih hebat.
"Menarik!" Yu Shanxin berdiri di atas gerbang kota Jade, memicingkan matanya mengawasi Bao'er di pusat labu suci.
Makhluk mimpi pun bangkit berdiri, terkejut memandangi Bao'er.
Han Sen menggendong Bao'er sambil berjalan maju, tangannya gemetar. Kejadian ini tampaknya terlalu besar - semua labu suci melontarkan aura suci mereka ke Bao'er secara serempak.
Sekarang pasti seluruh Istana Surgawi sudah gempar. Han Sen bingung bagaimana mengakhiri situasi ini, sambil berpikir cara menjelaskan masalah Bao'er nanti.
Untungnya gen inti Bao'er sama dengannya. Mengaku Bao'er sebagai putrinya tidak akan menimbulkan kecurigaan, jadi seharusnya tidak ada masalah besar.
Hanya saja Bao'er yang sudah terkenal seperti ini, nanti Han Sen ingin hidup bersikap rendah hati mungkin tidak akan mungkin lagi.
"Gila, apa yang terjadi? Apakah Labu Ajaib semuanya jadi gila?"
"Sial, teknik gen Han Sen hebat saja sudah cukup, melahirkan anak juga segini hebatnya, mana memberi orang kesempatan hidup?"
"Entah apakah Han Sen masih butuh wanita, aku juga ingin punya putri seperti ini darinya. Realistis tidak bisa, biar aku yang bayar untuk merawat Han Sen juga boleh, asal bisa melahirkan putri."
"Kau bermimpi saja! Bakat putrinya begitu mengerikan, pasti garis keturunan ibunya tidak biasa. Kalau kau yang melahirkannya, mungkin malah jadi labu beneran."
"Mengerikan sekali, semua Labu Ajaib mengeluarkan napas dewa. Dia sebenarnya termasuk aliran apa?"
"Masih aliran apa lagi? Pasti tubuh sumber segala yang legendaris, semua aliran bisa dilatih."
"Benar-benar tidak paham, garis keturunan ras kristal kan biasa saja, kok bisa melahirkan putri seperti ini?"
……
Gunung, sungai... bintang, matahari dan bulan... berbagai fenomena aneh yang terbentuk dari aura suci terus bermunculan, satu per satu jatuh di dahi Bao'er, terus membaptis raganya, membuat aura suci di fisiknya semakin memuncak.
Aura suci labu ajaib tidak bisa langsung meningkatkan tenaga, tapi memiliki fungsi penguatan yang luar biasa untuk bakat. Setelah menerima pembaptisan seberkas gelombang energi pedang labu ajaib, maka bakat di jalan pedang akan bertambah.
Dulu Qian Yu hanya menerima seberkas gelombang energi pedang labu ajaib, namun bakatnya di jalan pedang sudah termasuk level top di antara generasi muda Istana Surgawi.
Kini aura-aura suci labu ajaib berjatuhan, tapi Bao'er terlihat seperti tidak terganggu sama sekali. Semua orang tahu betapa mengerikannya fenomena ini.
Karena terlalu banyak aura suci labu ajaib yang berbaris antri untuk turun, Han Sen terpaksa berhenti di sulur duri labu, tidak bisa melanjutkan perjalanan, menunggu tiap aura suci itu jatuh satu per satu.
Dia sempat khawatir Bao'er tidak tahan menerima begitu banyak aura suci Labu Ajaib. Tapi setelah melihat wajah kecilnya yang tetap ceria tanpa reaksi apapun, barulah hatinya tenang.
Fenomena-fenomena aneh aura dewa terus berjatuhan. Setiap kali pancaran cahaya ilahi menyatu ke dalam tubuh Bao'er, sebuah labu ajaib akan menyembunyikan kilatannya.
Han Sen harus bertahan di sulur labu selama beberapa jam lebih sebelum semua energi suci Labu Ajaib akhirnya melebur sempurna ke dalam diri Bao'er, menyelubunginya dengan pancaran aura surgawi bak dewi kecil yang turun dari langit.
Han Sen menduga sekarang bahkan jika Bao'er buang angin sekalipun, pasti akan mengeluarkan semburan aura suci.
"Yang satu mati kelaparan, yang lain kekenyangan. Kenapa waktu aku lewat dulu, sulur labu ini begitu pelit sampai tak mau memberikan setitik aura pun?" Gerutu Han Sen dalam hati yang bercampur frustasi, tapi lebih dominan rasa antusias dan bahagia.
Semua labu ajaib telah mengeluarkan aura suci mereka, satu per satu kembali normal dengan kilatan cahaya yang sepenuhnya tersembunyi. Han Sen menggendong Bao'er dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan melewati Jalan Surgawi ini.
Namun Bao'er menarik-narik baju Han Sen, melompat turun dari pelukannya, lalu menepuk-nepuk pohon labu dengan suara anak yang lembut: "Wahai labu, tidakkah kalian lihat ayahku juga ada di sini? Bila ada barang bagus, tentu harus dibagi bersama. Tolong berikan ayahku satu bagian hadiah juga."
Tuan Istana Surgawi beserta para Elder dan banyak bangsawan kerajaan tak bisa menahan tawa. Mampu mendapatkan kemampuan sendiri saja sudah merupakan "Keberuntungan" tingkat dewa, tapi ini malah ingin membantu Han Sen memperoleh aura suci.
Meski hal seperti ini mustahil, namun bakti kepada orang tua tersebut patut dipuji.
Tapi di detik berikutnya, mata semua orang membelalak menyaksikan labu-labu yang baru saja meredup itu – setelah mendengar ucapan Bao'er – menyala kembali satu per satu.
