Jari-jarinya melesat seperti aliran sinar menyapu permukaan koin, persis seperti yang dilakukan Mata Iblis sebelumnya. Dalam sekejap, kedua tangan Han Sen membongkar koin itu hingga terurai.
Mata Iblis tertegun menyaksikan serbuk emas berhamburan di antara jemari Han Sen, sementara para penonton dari berbagai ras hanya bisa terpana.
"Tidak mungkin, Koji juga punya kemampuan seperti ini?"
"Benar atau tidak sih? Kemampuan level Mata Iblis itu baru pertama kulihat, sebelumnya tak pernah ada. Sekarang muncul dua sekaligus?"
"Kalau ini benar, pertarungan hari ini akan jadi sangat epik!"
……
Keraguan masih menyelimuti para hadirin. Sulit mempercayai Han Sen mampu meniru Mata Iblis - membongkar teknik gen lawan lalu menyusunnya kembali untuk digunakan sendiri.
Di antara gerakan cepat sepuluh jari Han Sen, koin yang telah dibongkar itu dengan cepat menyatu kembali, sedikit demi sedikit mengkristal menjadi satu koin emas yang sama sekali baru.
Hanya saja koin saat ini berbeda dari sebelumnya, telah memulihkan warna emas murni tanpa pola-pola ungu yang terlihat. Namun angka pada koin telah berubah dari 1 menjadi 3.
"Dang!" Han Sen memainkan koin terkristal itu ke arah Mata Iblis dengan jarinya. Kilau keemasan melesat bagai kilatan listrik menghantam sang lawan.
Mata Iblis mengerutkan kening halus saat tangannya mencoba menangkap koin tersebut. Begitu telapak tangan menyentuh logam itu, seluruh tubuhnya terdorong mundur. Setiap langkah mundur meninggalkan jejak kaki dalam di tanah, membuat gurun di sekitarnya ambles.
Sambil menggenggam koin itu, Mata Iblis mundur empat langkah berturut-turut sebelum akhirnya berhasil menstabilkan posturnya, tak lagi terus-menerus terdesak.
"Astaga, koin emas ternyata benar-benar berhasil melakukannya, dan daya hancurnya semakin kuat. Ini benar-benar dua cabang yang saling menyerang!"
"Hari ini baru bisa disebut membuka mata, ternyata bisa bermain seperti ini?"
"Pertempuran Geni Zhongsheng Pu kali ini, pertarungan level Marquis mungkin akan sulit tersalip dalam waktu lama ke depannya."
"Teknik gen apa sebenarnya yang mereka latih? Cara bermain seperti ini, mungkin hanya petarung kuat tingkat mitos yang bisa melakukannya?"
"Itu masih tergantung apakah petarung tingkat mitos ahli dalam tenaga di bidang ini. Jika tidak ahli, mustahil bermain seperti ini."
"Kenapa pertempuran mereka terasa berbeda dengan kita?"
"Inilah jagoan sejati, mana perlu Kamu menghujamkan pukulan satu-satu secara sembarangan."
……
Mata Iblis mengangkat koin emas di atas telapak tangan. Terlihat lekukan pada baju zirah di telapak tangannya, jelas bahwa saat mengangkat koin ini, dia tidak sesantai sebelumnya.
Mata Iblis sama sekali tidak bicara, tiba-tiba melemparkan koin emas ke udara. Kedua tangan dengan sepuluh jarinya kembali berkelebat cepat, semburan cahaya ungu menyelusup masuk ke dalam koin, membuatnya terurai kembali.
Setelah dia menyusun ulang koin tersebut, angka di permukaannya telah berubah menjadi 4, tenaga kembali bertambah.
Dor!
Koin emas dilemparkan Mata Iblis ke Han Sen. Han Sen menangkapnya dengan tangan, namun tak terdorong mundur seperti Mata Iblis sebelumnya, seolah tak mengeluarkan tenaga.
Han Sen mulai paham, alasan Mata Iblis bisa membongkar koin bukan karena kemampuan melihat rantai keteraturan partikel seperti dirinya, melainkan pemahaman eksistensial dan kontrol gaya yang mencapai tingkat sangat dalam.
Keduanya tetap berbeda signifikan. Yang disaksikan Han Sen adalah esensi - kemampuan memecah tenaga menjadi keadaan partikel paling purba sebelum menyusun kembali rantai keteraturan.
Mata Iblis telah bereinkarnasi melalui tak terhitung ras, bahkan mencapai level mitos dalam wujud berbagai ras yang berbeda. Pemahaman dan penerapannya terhadap berbagai jenis tenaga mencapai tingkat yang mengerikan, sehingga mampu memodifikasi struktur kekuatan Koin Emas berdasarkan pemahaman personalnya.
Kemampuan yang lahir dari pemahaman setingkat mitos ini seharusnya tidak mungkin dimiliki oleh level Marquis. Namun melalui siklus reinkarnasi berulang Mata Iblis, membuatnya bisa menggunakannya meski masih di tingkat Marquis.
Meski tingkat keahlian dan kemampuan seperti ini sangat mengagumkan, Han Sen melihat adanya kekurangan mendasar.
Mata Iblis tidak bisa secara langsung melihat struktur partikel. Ia hanya mengandalkan pemahaman konseptual dan persepsi indera dalam membongkar dan menyusun ulang koin. Meski secara umum akurat, saat menyentuh level partikel individual, presisinya jelas berkurang.
Jika proses dekomposisi dan reorganisasi Han Sen mencapai presisi 100%, maka Mata Iblis hanya mampu mencapai 99,99%. Perbedaan 0,01% ini terkesan sepele, namun celah kecil inilah yang membuatnya mustahil mencapai kesempurnaan mutlak.
Seperti tidak ada emas dengan kemurnian 100% di dunia ini, bagi orang normal 99,99% sudah dianggap sebagai emas murni, namun Han Sen mampu mencapai status kemurnian sempurna 100% - inilah perbedaan antara keduanya.
Mata Iblis yang ingin mengalahkan Han Sen dengan cara seperti ini hampir tidak ada kemungkinan, tapi Han Sen tidak menolak pertempuran seperti ini, bahkan bisa dikatakan diam-diam merasa girang.
Karena Mata Iblis tidak bisa mengalahkan Han Sen dalam struktur presisi koin emas, dia harus terus menambahkan kemampuan lain pada koin tersebut, menggunakan wawasan tingkat mitosnya untuk terus meningkatkan kemampuan koin emas.
Ini sama dengan seorang petarung tingkat mitos yang membantu Han Sen menyempurnakan dan meningkatkan Teknik Koin Emas-nya, tentu Han Sen dengan senang hati akan melanjutkannya.
Koin emas itu dilemparkan bolak-balik di antara mereka, angka di permukaannya terus bertambah, tenaganya semakin meningkat. Setiap kali Mata Iblis menerima kekuatan koin tersebut, tanah di bawah kakinya berguncang hebat.
Namun Han Sen bisa dengan mudah menangkap koin itu tanpa terpengaruh oleh kekuatan koin emas.
Inilah alasan mengapa Han Sen mengatakan Mata Iblis belum menyentuh inti Teknik Koin Emas - meski telah membongkar dan merakit ulang koin, bagian inti tetap tidak terpecahkan. Tanpa koin khusus ini, Mata Iblis tetap tak bisa menggunakan Teknik Koin Emas.
Sekalipun bisa membuat koin dengan kekuatan penekanan, itu bukanlah Teknik Koin Emas sejati. Tak seperti koin Han Sen yang terus mengakumulasi jumlah uang.
Boom!
Saat Mata Iblis kembali menerima koin, angka di atasnya telah mencapai 10. Pola ungu di zirahnya berkilauan menyala, jelas menunjukkan tekanan ekstrim dari koin itu. Tubuhnya mulai tak tahan menahan beban.
Para penonton tertegun seperti patung. Dari situasi saat ini, tak disangka Mata Iblis justru tertinggal di posisi inferior, sepenuhnya dikuasai oleh koin tersebut.
"Berapa kali pun kamu mencoba lagi, milikku tetap akan menjadi milikku." Han Sen menatap Xie Tong sambil berkata dengan datar.
Xie Tong menatap tajam Han Sen, kuncup bunga ungu di tubuhnya seakan mekar layaknya bunga sungguhan, aura menakutkan menyebar dari seluruh tubuhnya.
"Menarik!" Tiba-tiba sudut bibir Xie Tong terangkat sedikit, menampakkan senyum seperti hantu. Telapak tangan yang menggenggam koin emas itu mengeras dengan tiba-tiba, dalam cahaya ungu yang menyilaukan, koin emas itu remuk menjadi serbuk, debu keemasan mengalir perlahan dari celah jari-jarinya.
"Ternyata aku meremehkanmu." Mata Xie Tong tak berkedip mengawasi Han Sen, kuncup demi kuncup bunga di zirahnya mulai bermekaran. Setiap kuntum ungu yang merekah, menambah satu tingkat aura mengerikan yang menyelimutinya.
