"Sial... Harusnya di saat seperti ini..." Tubuh Xie Tong terhenti di depan Han Sen. Wajahnya berdistorsi sangat parah, satu tangannya menutupi mata ketiga, namun air mata darah terus mengalir dari Mata Surgawi.
Nuansa merah darah mulai menyebar di dalam Mata Surgawi, bergulat tak henti dengan warna ungu di dalamnya.
Dor!
Tubuh Xie Tong jatuh dari udara, berlutut setengah di atas pasir. Sorot mata dari sayapnya pun menghilang, membuat Han Sen kembali bebas.
"Aura itu... Gu Zhu... Kehendaknya belum terhapus oleh Kupu-kupu Mata Ungu Suci..." Wanita berkerudung hitam itu terkejut berseru.
"Haha... Bagus... Pantas disebut muridku..." Tuan Istana Surgawi tertawa aneh penuh kegembiraan.
"Kehendak Guzhu ternyata masih ada? Monster tua seperti Mata Ungu Ilahi tak bisa meredam kehendaknya sepenuhnya?" Leluhur menunjukkan wajah penuh keheranan.
"Sial!" Saat seluruh penghuni Istana Surgawi bersukacita, Yun Sushang tiba-tiba menjerit.
"Kakak, ada apa? Kenapa sial? Bukankah kehendak Senior Guzhu masih ada itu hal bagus?" Yun Suyi bertanya dengan bingung sambil memandang kakaknya.
Yun Sushang berkata dengan khawatir: "Kehendak Senior Guzhu memang kabar baik. Tapi sekarang dia ada di medan pertempuran, perhatiannya yang mengalihkan fokus Mata Iblis membuat koin emas bisa sepenuhnya terbebaskan. Koin emas bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Mata Iblis. Ini kesempatan terbaik, tapi... tubuh Mata Iblis itu adalah raga Senior Guzhu sendiri..."
Yun Sushang tidak menyelesaikan ucapannya, semua orang sudah memahami maksudnya dan mulai khawatir.
Pertempuran telah mencapai level seperti ini, kedua pihak telah mengerahkan semua tenaga. Koin emas baru saja dikunci posisi oleh Mata Iblis hingga tak bisa melawan. Jika bukan karena kemunculan kehendak Gu Zhu, mungkin dia sudah dibunuh Mata Iblis.
Sekarang koin emas telah memulihkan kebebasannya, sementara Mata Iblis tak bisa mengendalikan diri. Ini kesempatan terbaik bagi koin emas untuk membunuh Mata Iblis. Koin emas yang sebelumnya sudah kalah dari Mata Iblis, bagaimana mungkin melewatkan kesempatan ini?
Hati para anggota Istana Surgawi seolah menggantung di ujung lidah, khawatir jika koin emas sekarang bertindak membunuh Mata Iblis, maka Gu Zhu juga akan ikut terpenggal.
Bukan hanya anggota Istana Surgawi, berbagai ras di alam semesta juga melihat situasi saat ini. Begitu koin emas bertindak, segalanya akan berakhir.
Mata Iblis yang dikendalikan kehendak Gu Zhu sementara telah kehilangan kemampuan untuk melawan koin emas. Ini saat terbaik untuk membunuhnya.
Sorot mata bangsawan kerajaan multiras berputar pulang-pergi antara koin emas dan Mata Iblis, entah apakah yang akan terjadi selanjutnya. Tapi satu hal afirmatif: masalah utama kemenangan/kekalahan sekarang ada di tangan koin emas.
Namun yang terlihat justru koin emas berdiri tak bergerak sama sekali, hanya tenang mengawasi Mata Iblis yang berlutut setengah di sana, sepertinya tidak berniat bertindak.
"Meronta-ronta tak akan berguna, menyerahlah!" Pupil surgawi Mata Iblis memancarkan cahaya ungu menderang, sementara dari mulutnya terdengar teriakan lantangnya.
Tapi di detik berikutnya, pupil surgawi itu kembali dikuasai warna darah, suara Gu Zhu yang tenang menggema: "Aku telah menunggu lama sekali, akhirnya tibalah momen asimilasi sempurna raga-Mu dengan diriku. Sekarang sekalipun ingin kabur, tak ada lagi jalan-Mu."
"Kau pikir pantas bersaing denganku?" Cahaya ungu kembali berkilau di pupil surgawi, suara Mata Iblis terdengar lagi.
Warna ungu dan merah darah di Mata Surgawi terus berganti, kehendak Mata Iblis dan Gu Zhu saling berebut, seolah sedang menghadapi pertarungan sengit yang tak henti mengubah kendali atas raga.
Yang menggembirakan para penghuni Istana Surgawi adalah, koin emas tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Mata Iblis atau Gu Zhu.
"Koin emas itu cukup bagus." Panglima Istana Surgawi berkomentar.
"Apa koin emas ini bodoh? Kenapa tidak membunuh Mata Iblis saat kesempatan emas seperti ini?" seseorang diam-diam mengerutkan kening.
"Mungkin dia takut balas dendam Istana Surgawi nanti?"
"Benar juga. Demi reputasi semu, tak perlu berselisih dengan Istana Surgawi."
……
Sementara berbagai ras terus berdebat, pertarungan antara Gu Zhu dan Mata Iblis masih berlangsung.
"Bukankah sekarang aku sedang merebutnya darimu?" suara Gu Zhu kembali terdengar.
"Shenjiang ini telah melewati ratus juta tahun, berkali-kali mencapai ambang mitos. Kehendak-Ku menyinari alam semesta. Kau yang baru hidup puluhan tahun, unsur kecil tak layak bersaing dengan Shenjiang!" teriak Xie Tong dengan suara keras.
Mata surgawi kembali berwarna darah. Suara Gu Zhu tetap tenang: "Kau kuat. Berkali-kali mencapai ambang mitos, memang tak seperti makhluk biasa. Tapi kau selalu berjalan sebagai pemenang, mungkin tak pernah tahu rasa gagal dan keputusasaan?"
"Tak perlu tahu! Aku akan terus menang!" suara dingin Xie Tong.
"Cobalah rasakan kegagalan dan keputusasaan." Saat mata berdarah kembali dominan, Gu Zhu mengubah jari menjadi pedang dan menusuk dahinya sendiri.
Bzzzt!
Aura pedang langsung menembus tubuh Gu Zhu, dalam sekejap menusuk titik di dahinya sendiri.
"Jalan Pedang Spiritual!" Han Sen melihat jari telunjuk Gu Zhu, hatinya sedikit terkejut lalu langsung paham apa yang ingin dilakukan Gu Zhu.
Kehendaknya tidak cukup kuat untuk mengalahkan Xie Tong merebut kembali raga, namun Gu Zhu memiliki akumulasi emosi negatif dari tragedi ribuan zaman.
Kini Xie Tong telah melebur jadi satu dengan Gu Zhu. Begitu emosi negatif meledak, Xie Tong juga harus menerima baptisan emosi mengerikan dari tragedi ribuan kehidupan itu.
Gu Zhu telah melewatinya zaman demi zaman, tapi Xie Tong sama sekali belum pernah mencoba. Sekuat mitos sekalipun, di bawah tekanan emosi negatif yang begitu mengerikan, mungkin Kehendaknya sulit tetap waras sepenuhnya.
Inilah kesempatan yang terus ditunggu Gu Zhu. Sebelumnya dia tidak memperebutkan raga dengan segenap tenaga karena Xie Tong belum melalui Transformasi Kupu-Kupu dan belum sepenuhnya terintegrasi dengan raganya. Sekalipun emosi negatif meledak, tak akan menyangkut Xie Tong.
"Menempatkan ke Ujung Maut untuk Meraih Kehidupan," akhirnya Gu Zhu mendapatkan kesempatan yang menguntungkannya.
Emosi negatif yang diluncurkan sepenuhnya oleh Jalan Pedang Spiritual, dalam sekejap mengguncang seluruh lautan kesadaran. Baik Kehendak Mata Iblis maupun Kehendak Gu Zhu, semuanya tenggelam dalam emosi negatif. Di sini seketika berubah menjadi kandang sendiri Gu Zhu.
"Rasakan tuntas rasa kekalahan dan keputusasaan." Suara Gu Zhu kembali terdengar.
"Tidak... Tidak mungkin... Bagaimana bisa... Aduh..." Mata Iblis mengeluarkan suara tercekat. Emosi negatif yang mengerikan bagai hantu batin itu datang menyergap, membuat Kehendaknya bagai tenggelam di tengah lautan tragedi.
Han Sen juga pernah mencoba mengerikannya tragedi ribuan zaman. Saat itu, baru terinfeksi emosi negatifnya saja, dia hampir tak mampu menahan.
Sekarang Mata Iblis telah menguasai tubuh Gu Zhu, yang berarti Mata Iblis adalah Gu Zhu itu sendiri. Dia secara lengkap menerima seluruh emosi negatif. Tiba-tiba memiliki pengalaman keputusasaan dari begitu banyak kehidupan, bahkan kehendak petarung kuat yang termitosis pun tak bisa tidak goyah.
Tiga mata Gu Zhu mengalirkan air mata darah secara bersamaan. Wajahnya dipenuhi emosi negatif seperti kehilangan akal, keputusasaan, ketakutan, dan kesedihan.
