Adipati Empat Musim datang ke medan pelatihan seperti biasa, bersiap memulai penjelasan tentang Teknik Gen Penjinak Kegelapan.
Namun setelah menunggu cukup lama, ternyata hanya ada beberapa murid yang jarang-jarang di dalam medan pelatihan, membuatnya tak bisa menahan diri mengerutkan kening diam-diam.
Meski jumlah murid yang menghadiri kuliahnya memang tak pernah banyak, tapi biasanya mudah memenuhi 80-90% kursi di medan pelatihan.
Bagaimanapun, cukup banyak murid di Istana Surgawi yang mempelajari Teknik Gen Penjinak Kegelapan. Beberapa yang mengalami kesulitan dalam latihan biasanya akan datang mendengarkan kuliahnya. Pengalaman seperti ini benar-benar pertama kalinya terjadi.
"Lu An, kenapa hari ini hanya kalian berberapa yang datang? Di mana Qu Hao dan yang lain?" Adipati Empat Musim menatap seorang murid di barisan depan sambil bertanya.
"Lu An, Qu Hao, dan beberapa lainnya adalah peneliti khusus Teknik Gen Penjinak Kegelapan. Biasanya mereka selalu hadir saat Adipati Empat Musim mengajar."
"Mereka... pergi mendengarkan guru lain... mengajar..." jawab Lu An dengan gugup.
"Oh, mereka mendengarkan guru mana?" Adipati Empat Musim yang tenggelam dalam penelitian Teknik Gen Penjinak Kegelapan sama sekali tidak menyadari kedatangan Han Sen ke medan pelatihan, apalagi mengetahui bahwa Han Sen juga mengajarkan teknik serupa.
"Mereka... pergi mendengarkan Han Sen mengajar." jawab Lu An dengan pasrah.
"Han Sen? Apa yang dia ajarkan?" Adipati itu bertanya penuh rasa ingin tahu.
Nama Han Sen tentu tidak asing bagi Adipati Empat Musim. Kabar tentang kedatangannya mengajar di sini membuatnya penasaran.
"Dia... mengajar tentang..." Lu An tampak kesulitan melanjutkan.
"Jangan ragu-ragu! Katakan apa yang dia ajarkan!" gerutu Adipati sambil mengerutkan kening.
"Dia mengajar Teknik Gen Penjinak Kegelapan." akhirnya Lu An mengaku.
“Teknik Gen Penjinak Kegelapan？” Alir berkerut Adipati Empat Musim sangat dalam, tapi sekejap kemudian kembali normal.
Han Sen baru datang ke Istana Surgawi tidak lama, sekalipun langsung mempelajari Teknik Gen Penjinak Kegelapan sejak kedatangannya, mustahil mencapai kemajuan signifikan.
Saat ini murid-murid yang mendengarkan kuliah Han Sen kebanyakan tertarik pada reputasinya, sekadar mencari daya tarik kebaruan dan rasa ingin tahu. Setelah mendengar penjelasannya tentang Teknik Gen Penjinak Kegelapan, mereka akan paham mana penjelasan yang benar-benar mendalam. Pada waktunya, mereka pasti akan kembali.
“Baik, mari mulai kuliah. Hari ini kita akan membahas teori makro dalam Teknik Gen Penjinak Kegelapan...” Adipati Empat Musim memulai penjelasannya.
Awalnya Adipati Empat Musim yakin dalam dua hari, setelah daya tarik kebaruan mereka habis, para murid akan kembali ke kelasnya.
Tapi siapa sangka hari demi hari berlalu, murid-murid yang pergi mengikuti kuliah Han Sen tidak hanya tidak kembali, malah murid di sisinya semakin berkurang. Kecuali beberapa murid yang diajari langsung tangan ke tangan, hampir semua murid lainnya hampir habis pergi.
Akhirnya Adipati Empat Musim tidak bisa duduk diam. Saat tiba hari itu dan melihat hanya tersisa tiga atau lima murid duduk di bawah, dia mengerutkan kening berkata: "Hari ini tidak ada kuliah. Kita juga akan pergi mendengarkan, apa sebenarnya yang Han Sen ajarkan sampai bisa menarik begitu banyak murid mendengarkan Teknik Gen Penjinak Kegelapan-nya."
Begitu kata Adipati Empat Musim, dia langsung turun dari podium dan menuju medan pelatihan Han Sen. Lu An dan yang lainnya terpaksa mengikuti.
Tak lama kemudian, Adipati Empat Musim tiba di medan pelatihan Han Sen. Begitu masuk, dia langsung membeku di tempat, lalu beralih ke samping bertanya pada Lu An: "Lu An, benarkah yang Han Sen ajarkan itu Teknik Gen Penjinak Kegelapan?"
Tidak heran Adipati Empat Musim memiliki keraguan seperti ini. Di seluruh medan pelatihan, para murid satu per satu mengangkat lengan bajunya sambil berlatih jurus tinju dengan semangat "Hei Ha!". Jika dikatakan sedang mengajar jurus tinju, Adipati mungkin percaya. Tapi jika dikatakan sedang mengajar Teknik Gen Penjinak Kegelapan, benar-benar mustahil baginya untuk mempercayainya meski dipukuli sampai mati.
"Ahem, ini memang pelajaran Teknik Gen Penjinak Kegelapan. Han Sen menyebutnya Tinju Penjinak Kegelapan. Menguasai tinju ini sama saja dengan menguasai tekniknya," ujar Lu An.
"Ini kan cuma Bualan? Sehebat apapun jurus tinju, apa hubungannya dengan Teknik Gen Penjinak Kegelapan?" Alis Adipati Empat Musim langsung berkerut. Namun sebagai orang yang tidak mudah terpancing emosi, dia menahan diri dan berencana mendengarkan penjelasan Han Sen terlebih dahulu sebelum menyusun argumen balasan.
Adipati Empat Musim telah mempelajari Teknik Gen Penjinak Kegelapan selama ratusan tahun. Fakta ini saja cukup membuktikan kesabaran luar biasa yang dimilikinya. Tentu saja dia tidak akan bertindak sembrono tanpa pertimbangan matang.
Adipati Empat Musim langsung mencari posisi di belakang lalu duduk, menunggu bagaimana Han Sen akan menjelaskan tentang Teknik Gen Penjinak Kegelapan itu.
Murid-murid yang pernah belajar Teknik Penjinakan Kegelapan sebagian besar tentu mengenal Adipati Empat Musim. Melihat sang adipati muncul di medan pelatihan Han Sen bahkan duduk santai, mereka langsung tahu akan ada tontonan menarik.
"Adipati Empat Musim datang! Kali ini Han Sen bakal dapat masalah."
"Entah apakah akan terjadi masalah ya?"
"Seharusnya tidak. Paling-paling cuma perang mulut."
"Jujur saja, level Adipati Empat Musim memang tinggi. Tapi kalau urusan belajar, menurutku lebih mudah ikut Han Sen."
"Benar! Cara Han Sen mengajarkan Teknik Penjinakan Kegelapan benar-benar belum pernah didengar sebelumnya, tapi mudah dipahami dan dipraktikkan."
"Ucapanmu tepat! Setelah beberapa hari berlatih jurus penjinakannya dan membandingkan dengan ilmu sebelumnya, banyak hal yang dulu tidak kupahami sekarang jadi jelas seketika."
……
Para murid berbisik-bisik secara pribadi, meski sudah menurunkan suaranya, namun dengan kekuatan Adipati Empat Musim, semua itu tetap terdengar di telinganya. Dahinya semakin berkerut, dan hati mulai dipenuhi kebingungan: "Apakah latihan tinju benar-benar bisa dihubungkan dengan Teknik Gen Penjinak Kegelapan?"
Tak lama menunggu, Han Sen tiba di medan pelatihan dan memulai pelajaran hari ini.
Han Sen tidak menyadari kedatangan Adipati Empat Musim. Selama beberapa hari ini dia sudah terbiasa, karena jumlah murid yang hadir terlalu banyak. Mustahil member perhatian khusus pada semua orang. Setiap hari dia selalu mengajar dulu, baru kemudian membuka sesi tanya jawab.
"Hari ini kita akan mempelajari Jurus Bintang Perkasa dalam 72 Jurus Penjinak Kegelapan..." Han Sen hanya menjelaskan tanpa demonstrasi. Ini bukan karena menyembunyikan ilmu, tetapi demonstrasi dini justru berbahaya bagi para murid.
Mereka harus melalui proses eksplorasi mandiri dulu. Baru setelah menemui kesulitan dan kebingungan, demonstrasi bisa diberikan untuk mencapai efek optimal.
Memberikan demonstrasi kepada sekelompok orang yang sama sekali tidak pernah berlatih tinju, itu sama saja dengan sekumpulan orang awam yang melihatnya berlatih. Selain melihat keramaian, sama sekali tidak ada gunanya.
Awalnya Adipati Empat Musim ingin langsung membantah Han Sen setelah mendengarkan, namun semakin didengarkan, raut wajah adipati itu mulai menunjukkan keanehan.
Meski jurus tinju Han Sen terlihat sederhana, ternyata di dalamnya menyimpan prinsip dan transformasi yang saling terhubung dengan Teknik Gen Penjinak Kegelapan. Secara visual tampak seolah memiliki sedikit logika.
Adipati Empat Musim bukanlah tipe orang yang mudah terdorong emosi. Selama kebingungan di hatinya belum terselesaikan, dia memilih untuk tidak berkata apa-apa dan terus menyimak.
Berturut-turut selama beberapa hari, adipati itu datang mendengarkan Han Sen mengajar Jurus Penjinak Kegelapan. Setiap kali setelah mendengarkan langsung pergi tanpa komentar.
Hingga tiba di hari terakhir Han Sen bertugas sebagai Guru Jalan Suci. Baru saja Han Sen naik ke atas podium Tao, bahkan belum sempat memulai pengajaran, tiba-tiba sang adipati berdiri.
Para murid Istana Surgawi serentak tersentak kaget, tahu bahwa akan ada tontonan menarik.
