Tapi setelah menunggu cukup lama, tidak terlihat ada barang apa pun merangkak keluar dari lubang tanah itu. Suara gemuruh itu pun berangsur-angsur berhenti.
Saat semua orang masih kebingungan, terlihat di tepi lubang muncul sebuah cakar kecil berwarna logam putih yang tampak tajam, namun ukurannya hanya sebesar telapak tangan bayi.
Kemudian cakar kecil itu berusaha keras mencengkeram tanah untuk merangkak keluar. Dengan susah payah akhirnya muncul wajah logam putih runcing, sepasang mata bulat, serta sisik-sisik halus berbentuk teratai dari logam putih.
Setelah dia berusaha keras merangkak keluar dari lubang, Han Sen dan yang lain baru bisa melihat jelas seluruh sosok aslinya - seekor makhluk logam putih kecil yang agak mirip trenggiling. Ditambah ekor panjangnya, total panjangnya paling-paling sekitar satu meter. Bagi patung dewa logam, makhluk kecil ini bahkan lebih lemah dari semut.
Setelah berhasil keluar, makhluk kecil itu mulai berlari ke arah sini dengan tubuh gemuknya yang bergoyang-goyang. Kecepatannya tidak terlalu tinggi, dengan ekor dan pantat yang bergoyang lucu, menyerupai keluguan seorang bayi.
Han Sen mengamati makhluk itu dengan sedikit kebingungan di hati. Meski terlihat mirip trenggiling, ada perbedaan tertentu. Justru sangat mirip dengan makhluk lain yang pernah dia temui sebelumnya.
"Binatang Pemakan Logam?" Han Sen teringat pada Binatang Pemakan Logam peliharaannya di rumah. Makhluk ini memiliki kemiripan lebih dari 90% dengan miliknya, hanya ukuran tubuhnya yang sedikit lebih kecil.
“Ini adalah planet logam, anggota ini sangat mungkin Binatang Pemakan Logam, tapi melihat penampilannya, seharusnya masih fase bayi ya? Di dalam lubang besar itu mungkin ada Binatang Pemakan Logam dewasa berukuran besar?” Han Sen diam-diam berimajinasi, semakin dipikir semakin terasa mungkin.
Meski barang ini belum tentu satu varian dengan yang ada di rumah Han Sen, tapi kemungkinan besar berasal dari aliran yang sama.
Melihat makhluk logam kecil itu sudah memutar pantatnya berlari ke bawah kaki patung dewa logam, sepertinya ingin melewati samping kaki patung logam itu.
"Tangkap dia!" Klinsmann mengeluarkan perintah pada patung dewa logam itu.
Penilaiannya mirip dengan Han Sen, menganggap makhluk kecil ini mungkin fase bayi dari anggota besar di lubang tanah atau anggota klan sejenis, ditangkap dulu baru dipikirkan, mungkin bisa berguna.
Anggota klan Penghancur yang mengendalikan patung dewa logam itu mendengar perintah Klinsmann, segera mengontrol patung tersebut untuk membungkuk dan mengulurkan tangan mencoba menangkap makhluk kecil itu.
Makhluk kecil itu bergerak sangat lambat dengan postur tubuh yang kecil. Patung logam dewa hanya perlu menjatuhkan satu telapak tangan, lebih mudah daripada menangkap seekor semut.
Telapak tangan raksasa itu hampir menyambar makhluk kecil tersebut. Mata bundarnya memandang tangan besar yang turun dari langit, menimbulkan kesan malang.
Tapi sebelum tangan raksasa menyentuhnya, tiba-tiba makhluk itu membuka mulutnya.
Secepat itu, mata semua orang membelalak - termasuk Han Sen. Meski pernah melihat banyak makhluk mengerikan dan anggota yang cukup mengerikan sedang melahap mangsa, suasana saat ini benar-benar belum pernah disaksikannya.
Tubuh makhluk itu begitu mungil, tapi saat mulutnya menganga, seluruh kepalanya seolah diperbesar tanpa batas menjadi mulut logam raksasa bak mulut raksasa Iblis bergigi tajam, menelan patung logam dewa setinggi ratusan meter itu sekaligus.
Guncangan visual yang tak bisa diungkapkan, bahkan lebih mengejutkan daripada seekor semut tiba-tiba membuka mulut menelan seekor gajah.
Namun kenyataan itu benar-benar terjadi di hadapan mereka, patung logam raksasa sebesar gunung kecil beserta klan Penghancur di dalamnya ditelan bulat-bulat oleh makhluk kecil itu.
Sekali gigitan, hanya sekali gigitan saja.
Melihat makhluk logam kecil yang bersendawa setelah menelan patung logam, seluruh tubuh mereka membeku dalam ketakutan, bahkan klan Penghancur pimpinan Klinsmann yang mengendalikan patung logam itu pun tak luput dari kekakuan.
Makhluk itu mengulurkan lidah panjangnya yang ramping untuk menjilati mulutnya, lalu tiba-tiba mempercepat laju dan menerjang patung logam lain yang berada lebih dekat dengannya.
"Bunuh dia!" Klinsmann memberi perintah keras sambil mengendalikan patung dewa logam berkepala tiga dan enam lengan yang masing-masing mengeluarkan tiga sinar besar berbeda, menghujani makhluk kecil logam itu.
Semua patung dewa logam lainnya juga menyerang makhluk itu. Api mengerikan, sinar es yang menakutkan, dan berbagai tenaga lain yang dipancarkan patung-patung logam itu menghantam sang makhluk.
Tiba-tiba muncul kubah cahaya transparan di tubuh makhluk kecil itu. Seluruh tenaga mengerikan itu menghantam kubah tersebut, namun tak mampu menggoyangkannya - hanya menciptakan beberapa riak di permukaannya.
"Binatang Pemakan Logam... Memang benar dia keturunan Binatang Pemakan Logam..." Han Sen melihat kubah cahaya itu semakin yakin. Kemampuan dan pola kekuatannya hampir sama persis dengan yang dimiliki Binatang Pemakan Logam di rumahnya.
Binatang miliknya di rumah juga punya kemampuan kubah cahaya serupa, meski intensitasnya jauh lebih rendah dibanding yang ini. Namun mode kekuatannya memang sama persis.
Kres!
Makhluk kecil itu menahan tenaga mengerikan dan menerobos ke sisi patung dewa logam, lalu menelan bulat-bulat patung logam itu. Bangsa Penghancur di dalamnya bahkan tidak sempat melarikan diri.
Sungguh sulit dibayangkan, bagaimana makhluk sekecil itu bisa menelan patung dewa logam yang sebesar gunung kecil.
Sekarang semua Marquis bergidik ketakutan. Patung-patung logam yang setara dengan makhluk level Raja itu ditelan bulat-bulat. Kengerian yang dimiliki makhluk kecil ini sudah melampaui imajinasi, kemungkinan besar merupakan varietas langka tingkat mitos yang sangat kuat.
"Lari cepat!" teriak Han Sen sambil membuka batas gaib. Para Marquis dari berbagai ras berebutan kabur ke luar kota raksasa.
Di hadapan makhluk seperti ini, Marquis hanyalah seperti semut yang tidak mungkin bertarung. Satu-satunya harapan adalah melarikan diri.
Seperti manusia biasa yang takkan sengaja membunuh semut, mungkin makhluk kecil itu hanya tertarik pada Patung Dewa Penghancur Langit yang besar, sementara tak punya minat pada makhluk-makhluk kecil seperti mereka. Jika begitu, masih ada secercah harapan.
Han Sen berlari sambil melirik ke belakang. Makhluk kecil itu terbungkus kubah cahaya, berpindah dengan cepat di antara patung-patung dewa logam.
Satu per satu patung dewa logam ditelannya bulat-bulat. Pemandangan itu mengingatkan Han Sen pada sebuah pepatah: "Satu gigitan satu anak kecil".
Meski patung-patung logam itu sebesar gunung, di hadapan makhluk logam kecil ini, mereka benar-benar tak beda dengan anak kecil - bahkan ditelan satu gigitan per patung.
Han Sen hanya berharap makhluk logam kecil itu tak tertarik pada makhluk yang bahkan tak pantas disebut anak kecil. Kalau tidak, kami semua akan runtuh tanpa kemungkinan selamat sekecil apapun.
Semoga makhluk kecil itu kenyang setelah memakan patung-patung dewa penghancur langit, sehingga mereka bisa kabur dengan selamat.
Klinsmann dan yang lain terpana, baru sekarang menyadari bahwa dugaan Han Sen mungkin benar - petarung kuat termitosis dari ras Penghancur Langit mungkin kabur karena takut pada makhluk ini.
Bayangkan, bahkan petarung tingkat mitos pun kabur ketakutan. Setan tahu makhluk mengerikan macam apa ini sebenarnya.
Tanpa keraguan, Klinsmann berbalik dan langsung kabur, sekaligus memerintahkan seluruh klan Penghancur untuk mundur.
Tapi sudah terlambat. Makhluk kecil itu menelan satu per satu patung logam dewa seperti "sekali gigitan satu anak kecil", dalam sekejap semua belasan patung habis ditelan.
