"Jangan dulu mendaftar. Tunggu di Planet Genderang Giok. Aku bisa tiba dalam empat hari. Bisakah kau menunggu sampai waktu itu?" Setelah memeriksa rute dan waktu tempuh ke Planet Genderang Giok, Han Sen berkata kepada Huangfu Jing.
Karena tiket masuk Planet Genderang Giok hanya berlaku selama 10 hari. Jika melebihi sepuluh hari, harus meninggalkan Planet Genderang Giok. Itulah mengapa Han Sen bertanya demikian.
"Bisa, aku masih punya waktu enam hari," jawab Huangfu Jing.
"Bagus, tunggu aku." Han Sen perlahan menghela nafas lega.
Setelah memutus komunikasi, Han Sen langsung bersiap terbang ke Planet Genderang Giok. Dengan kemampuan dan kecerdasan Huangfu Jing, tidak perlu khawatir tentang keamanannya saat ini. Namun membawa genderang giok itu kembali dengan selamat jelas bukanlah hal yang mudah.
Meski Planet Genderang Giok dinamai dari genderang giok, jumlah genderang giok sendiri sangat langka. Banyak Sang Penguasa tipe suara yang ingin menemukan dan melatih genderang giok di planet ini, namun akhirnya tidak berhasil.
Jika seorang raja yang mendapatkan genderang giok masih bisa dimaklumi, tapi Huangfu Jing yang masih berstatus Pangeran ini jelas sangat tidak realistis untuk membawanya pulang dengan aman.
Dengan perisai Raja Ulat Sihir yang melindungi Han Sen, dia sebenarnya tidak takut menghadapi Sang Penguasa. Yang dikhawatirkannya adalah jika yang mengincar Genderang Giok bukan hanya satu atau dua Penguasa, itu baru akan jadi masalah besar.
Setelah membereskan barang-barang, Han Sen berpesan kepada Han Yan dan yang lain agar tidak meninggalkan markas selama beberapa hari ke depan. Segala sesuatu harus menunggu kepulangannya.
Han Sen membawa Bao'er meninggalkan Celah Bulan, naik pesawat ruang angkasa yang melintasi lubang cacing menuju Planet Genderang Giok.
Baru saja Han Sen meninggalkan Celah Bulan, Raja Sungai Malam sudah menerima kabar tersebut.
"Han Sen, tidak masalah jika aku belum bisa membunuhmu. Aku akan membuatmu menderita lebih dari kematian!" Wajah Raja Sungai Malam berdistorsi, pupil matanya memancarkan dendam yang mengerikan.
"Yang Mulia, semua sudah dilaksanakan sesuai perintah Anda." Seorang adipati masuk menghadap untuk melapor kepada Raja Sungai Malam.
“Bagus, sangat bagus.” Raja Sungai Malam melambaikan tangan menyuruh adipati itu pergi, sambil menatap Bintang Gerhana melalui layar "kaca" dengan senyum berdistorsi: "Han Sen, setelah kau kembali dan menemukan seluruh keluarga/teman dekatmu sudah mati seluruhnya, ekspresi seperti apa yang akan kau tunjukkan? Sungguh sangat kutunggu."
Di hari kedua setelah kepergian Han Sen, searmada kapal kargo memasuki Celah Bulan. Kargo yang diangkut adalah pajak yang dibayarkan oleh ras bawahan Celah Bulan.
Berbagai sumber daya dari planet berbeda turut dikirim, dengan jumlah terbanyak tentu sumber daya varietas langka dari berbagai planet.
Saat armada ini melewati Bintang Gerhana, salah satu kapal pengangkut varietas langka mengalami kerusakan. Banyak makhluk langka kabur dari kapal ke seluruh penjuru Celah Bulan, memaksa mobilisasi personel pengepungan.
Pada momen genting ini, seseorang diam-diam menyusup ke Bintang Gerhana dan melepaskan seekor varietas langka ke pegunungan di wilayah tersebut.
Itu adalah varietas langka yang merah menyala seperti darah, mirip Ratu Lebah. Ketika makhluk itu memulihkan kebebasan, langsung memburu sekelompok varietas langka di pegunungan sekitar dan bertelur banyak di tubuh mereka, telur-telur merah menyala seperti akik.
Telur-telur itu menetas dengan kecepatan luar biasa. Seiring penetasannya, mayat varietas langka itu semakin penyok, seolah cairan esensinya dihisap habis.
Tak lama kemudian, sebuah gunung besar di pegunungan itu menjadi berlubang-lubang. Di permukaannya muncul banyak mulut gua berjejal rapat seperti Sarang Tawon. Sesekali terlihat varietas merah seperti lebah beracun keluar-masuk gua.
Semua proses ini terjadi diam-diam. Markas tidak menyadari kejadian di pegunungan karena Han Sen sebelumnya telah memerintahkan mereka bertahan di markas - tidak ada yang berburu ke gunung atau meninggalkan basis.
Situasi ini membuat Raja Sungai Malam yang terus menunggu datangnya pembunuhan mengerutkan kening diam-diam, tapi segera berkata dengan jahat: "Han Sen memang licik, setelah dirinya pergi, semua bawahannya disuruh bertahan di markas tanpa keluar. Sayangnya itu percuma, mereka tetap akan mati. Cukup dengan mengoleskan zat yang disukai Ratu Lebah Ilusi di markas, lalu memancing Ratu Lebah Ilusi Level Adipati ke sana, maka secara alami semua makhluk hidup di markas akan terbunuh. Han Sen, saat kau kembali dan melihat keluarga serta teman-temanmu satu per satu diparasiti anak lebah Ratu Ilusi hingga dagingnya terkuras, ekspresi seperti apa yang akan kau tunjukkan?"
Han Sen tiba di Planet Genderang Giok sesuai rute dan waktu yang direncanakan. Empat hari bukan waktu yang singkat, tapi bagi Han Sen terasa penuh penderitaan, khawatir Ratu dan Genderang Giok sudah ditemukan orang lain.
Untungnya kekhawatirannya tidak terjadi. Setelah Han Sen membayarkan beberapa biaya kepada Klan Multiharta, mereka berhasil masuk ke Planet Genderang Giok.
Dari luar, Planet Genderang Giok tampak seperti runtunan bukit batu kelabu tak putus tanpa jejak kehidupan. Tak ada pepohonan atau vegetasi, bahkan seekor varietas langka pun tak terlihat.
Ini hanyalah permukaannya saja. Di dalam pegunungan Genderang Giok yang megah, terdapat ribuan urat bijih yang nyaris tak terhitung. Di sanalah ras Genderang langka itu dikandung.
Mencari ras Genderang berarti harus menggali urat-urat bijih tersebut. Namun level varietas Genderang yang ditemukan bergantung pada hoki dan kemampuan masing-masing pemburu.
Sekalipun petarung level Raja, bisa saja hanya menemukan genderang tembaga atau perak level rendah. Genderang giok sangat langka, mungkin hanya satu yang muncul dalam setahun.
Han Sen mencoba menghubungi Ratu menggunakan alat komunikasi, namun ternyata panggilan tidak tersambung. Alat komunikasi Ratu berada dalam status mati, membuat alis Han Sen berkerut tanda kekhawatiran.
Sebelum memasuki Planet Genderang Giok, Han Sen masih bisa berkomunikasi dengan Ratu. Kini panggilan terputus, kemungkinan besar ada masalah yang terjadi.
Untungnya Han Sen sebelumnya telah menanyakan lokasi Ratu. Tanpa ragu lagi, ia memanggil awan merah dan membawa Bao'er menuju lokasi janji yang disepakati.
Di sebuah lembah Planet Genderang Giok, seorang Marquis dari ras Terathus mencengkeram senjata mutan aneh. Matanya memancarkan aura pembunuhan mengerikan sambil mengawasi dengan dingin Huangfu Jing di hadapannya. "Aku hanya ingin memantau informasi sekitar," ujarnya dengan senyum keji, "Tapi ternyata kudengar kabar Genderang Giok. Serahkan itu, dan nyawamu akan kubiarkan!"
Huangfu Jing tetap tenang tanpa perubahan ekspresi, tenang mengawasi Marquis dari ras Terathus di hadapannya. Namun di hati, ia merasa sedikit bingung, tak mengerti bagaimana anggota ini tahu dirinya memiliki genderang giok.
Saat berbicara dengan Han Sen, Huangfu Jing menggunakan bahasa manusia Alliance yang sama sekali berbeda dari Bahasa Umum alam semesta genetik. Baik dalam pengucapan maupun tata bahasa, terdapat perbedaan besar. Sekalipun komunikasi mereka disadap, seharusnya mustahil bagi penyadap untuk memahami percakapan mereka.
Marquis ras Terathus perlahan mendekati Huangfu Jing, sambil tersenyum dingin berkata: "Kamu pasti heran, kenapa Marquis ini mengerti bahasa yang kau ucapkan. Sebenarnya itu tidak aneh sama sekali, karena tenaga yang Marquis ini pelajari adalah mendengar suara. Apapun jenis suaranya, takkan bisa lolos dari kemampuan pengawasan Marquis. Selain itu, ada satu kemampuan tambahan: semua bahasa di telinga Marquis ini, sekalipun belum pernah didengar sebelumnya, bisa langsung dianalisis maknanya. Setiap kata yang kau ucapkan, suku kata demi suku kata, takkan luput dari pengamatan Marquis."
