Han Sen membawa Huangfu Jing kembali ke Bintang Gerhana. Karena Huangfu Jing baru saja mendapatkan genderang giok, demi menghindari kalkulasi dari pihak berkepentingan, lebih baik kembali dulu ke Bintang Gerhana. Tidak terlambat untuk pergi keluar lagi setelah masalah ini mereda.
Meski Raja Kupu-Kupu kemudian berhasil mencari tahu asal-usul Han Sen, percuma saja karena tak bisa mengejar mereka. Upaya memblokir di jalan mundur juga tidak menemukan jejak rombongan Han Sen, akhirnya terpaksa dibatalkan.
Bagaimanapun mereka tidak mungkin mengejar ke Celah Bulan untuk merekrut orang. Suku Rebeite juga bukan organisasi yang bisa sembarangan ditantang.
Dalam perjalanan pulang, Han Sen kembali meneteskan beberapa tetes darah di permukaan genderang giok darah kalajengking, berharap bisa secara bertahap mendapatkan pengakuan dari genderang giok ini.
Di Bintang Gerhana, latihan kolektif sedang diorganisir di dalam markas. Tiba-tiba ada laporan dari luar: sejumlah besar varietas langka sedang terbang menuju markas.
Han Meng'er, Zero, malaikat kecil, dan Han Yan sampai di luar markas. Benar saja, dari arah pegunungan terlihat sekumpulan awan merah mendekat dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam sekejap, mereka sudah hampir menerobos masuk ke area markas.
Awan merah itu ternyata adalah tawon merah seukuran anjing serigala. Aura yang dipancarkannya sangat kuat, membuat Han Yan mengerutkan kening halus: "Sejak kapan ada varietas langka seperti ini di Bintang Gerhana? Kenapa sebelumnya tidak pernah terlihat sama sekali?"
Sementara itu, Raja Sungai Malam sedang mengawasi markas di Bintang Gerhana, sorot matanya penuh kejam: "Lebah Ratu Ilusi adalah varietas khas Bintang Ratu Lebah. Meski hanya level Adipati, memiliki kemampuan pengembangbiakan kuat. Asalkan ada persembahan darah cukup, Lebah Ratu Ilusi bisa memproduksi Lebah Beracun Ilusi satu tingkat di bawah tubuh aslinya. Lebah Ratu Ilusi ini merupakan mutasi varietas level Adipati. Selain bisa membuat Lebah Beracun Ilusi level Marquis, juga memiliki persentase keberhasilan tertentu untuk memproduksi Lebah Beracun Ilusi level Adipati. Walau waktunya singkat dan hanya berhasil membuat dua ekor Lebah Beracun Ilusi level Adipati, cukup untuk melawan para unsur kecil itu."
"Lebah Ratu Ilusi akan melahap daging mereka, menetaskan Lebah Beracun Ilusi baru di dalam raga mereka. Ekspresi apa yang akan ditunjukkan Han Sen ketika kembali dan menyaksikan segala sesuatu ini? Sungguh sangat kutunggu." Raja Sungai Malam tanpa sadar mengatupkan giginya hingga berbunyi.
Mengenai konsekuensi dari tindakan ini, Raja Sungai Malam sama sekali tidak khawatir. Karena varietas langka Ratu Lebah Bayangan ini adalah salah satu yang kabur dari kapal kargo, semuanya hanyalah insiden tak terduga, dan tidak ada hubungannya dengan dirinya, Raja Sungai Malam.
Sekalipun Han Sen curiga ini ulahnya, tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Raja Sungai Malam bahkan mendambakan hasil seperti itu - ingin menyaksikan ekspresi kesakitan Han Sen yang membencinya setengah mati namun tak mampu melakukan apapun.
"Berseteru denganku Raja Sungai Malam, ini baru permulaan." Hatinya dipenuhi kebencian terhadap Han Sen yang mencapai puncaknya.
Saat menyaksikan kawanan lebah beracun bagai awan merah, yang dipimpin dua lebah beracun Level Adipati menyerbu markas, Raja Sungai Malam sedang bersiap menikmati pertunjukan pembantaian. Tiba-tiba terlihat kubah cahaya biru menjulang di atas markas, menyelubungi seluruh kompleks.
Kawanan lebah beracun ilusi yang seperti awan merah menghantam kubah cahaya biru, seketika terpental kembali. Bahkan dua lebah beracun ilusi level adipati pun tak bisa menembus armor.
Ekspresi Raja Sungai Mamin berubah drastis, hatinya dipenuhi penyesalan. Tak disangkannya Han Sen ternyata menyimpan efek perisai harta mutan di markas.
Menurut persepsinya, benda penyelamat nyawa seperti itu pasti selalu dibawa Han Sen. Andai tahu perisai itu tak dibawa, takkan ia repot-repot menyerang markas Bintang Gerhana - lebih mudah langsung menghadapi Han Sen di luar.
Kini penyesalan Raja Sungai Mamin tak berguna. Kawanan lebah ilusi itu tak sanggup menembus perisai.
Ilusi-ilusi itu memuntahkan jarum-jarum beracun bak semburan cahaya dingin kemerahan, namun tak satu pun mampu melukai kubah biru itu sedikitpun.
Meski melindungi seluruh markas membuat intensitas batas gaib melemah besar-besaran, tapi bagi varietas langka level Marquis dan Adipati, ingin menaklukkan batas gaib tetap tidak mudah.
Saat Raja Sungai Malam sedang menyesal, tiba-tiba efek perisai biru itu menghilang sejenak, memungkinkan lebah beracun ilusi di luar langsung menerobos masuk.
Raja Sungai Malam tertegun sejenak: "Jangan-jangan tenaga pengguna efek perisai tidak memadai, hingga tidak bisa mempertahankan operasinya?"
Tak lama kemudian ia menyadari bukan itu masalahnya. Setelah sebagian lebah beracun ilusi masuk, efek perisai muncul kembali menghalangi mayoritas serangga itu di luar, sementara segelintir terjebak di dalam.
Syuuk! Syuuk! Syuuk!
Raja Sungai Malam hanya melihat kilatan anak panah hitam di dalam perisai. Dalam sekejap mata, belasan lebah beracun ilusi yang terjebak itu ternyata terbunuh satu per satu oleh panah maut.
Lalu mereka melihat sekelompok anak-anak ras Kait melesat keluar, menarik mayat-mayat lebah beracun ilusi ke dalam markas.
Mata berbentuk bulan sabit Raja Sungai Malam berkedut. Rencananya gagal, malah mengirim varietas langka ke markas Bintang Gerhana. Dia hampir tidak sabar untuk turun tangan langsung, menghancurkan markas Han Sen dengan satu tamparan di Bintang Gerhana.
Setelah anak-anak membawa semua mayat lebah beracun ilusi kembali ke markas, kubah cahaya itu menghilang lagi. Tak lama kemudian muncul kembali, menyelubungi sebagian kecil lebah beracun ilusi ke dalamnya.
Tiba-tiba Raja Sungai Malam menyembulkan senyum keji. Di antara lebah-lebah yang terjebak itu ada satu berlevel Adipati. Pasukan markas yang hanya berlevel Marquis, sehebat apapun, mustahil bisa mengalahkan lebah beracun ilusi level Adipati.
Saat Raja Sungai Malam berkhayal tentang pemandangan pembantaian oleh lebah adipati itu, tiba-tiba sebuah panah cahaya hitam menembus lebah beracun ilusi level Adipati tersebut.
Lebah beracun ilusi level Adipati bereaksi sangat cepat, jauh melebihi lebah beracun ilusi level Marquis. Saat melihat panah cahaya hitam, sengat beracun di ekornya langsung berbinar-binar, menyemburkan sinar beracun yang menghadang panah tersebut.
Persis saat sinar beracun dan panah hampir bertubrukan, panah hitam itu tiba-tiba merosot ke bawah, menyelinap di bawah sinar beracun, lalu menusuk tubuh lebah beracun ilusi level Adipati dengan kecepatan kilat.
Tubuh lebah beracun ilusi berpendar cahaya merah. Panah itu hanya berhasil menembus ujung tombaknya, lalu tak bisa masuk lebih dalam.
"Lebah beracun ilusi level Adipati mana mungkin mudah dibunuh," batin Raja Sungai Malam dengan senyum sinis.
Boom!
Panah yang tertancap di tubuh lebah beracun ilusi itu meledak dengan dahsyat setelah tenaganya dihentikan, meledakkan tubuh lebah beracun ilusi level Adipati dengan gemilang.
Terlihat cahaya merah di tubuhnya hancur, badannya meledak meninggalkan lubang besar, seluruh raga penuh luka, menjerit-jerit sambil merangkak meronta-ronta di tanah.
Boom!
Satu panah lagi melesat, langsung menembus tengkorak ilusi lebah beracun dari lubang lukanya, membuat kepalanya meledak. Ilusi lebah beracun level Adipati itu langsung menemui ajalnya.
Sementara beberapa ilusi lebah beracun level Marquis lainnya, juga sudah dibantai satu per satu oleh Han Yan dan kawan-kawannya.
"Bagaimana mungkin... Wanita itu cuma seorang Marquis... Ternyata punya kemampuan memenggal ilusi lebah beracun level Adipati... Ini mustahil... Dia cuma keturunan darah Han Sen... Sejak kapan darah ras kristal jadi sekuat ini..." Raja Sungai Malam gemetar antara terkejut dan marah, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
