Tanah Suci di masa tak berujung sebelumnya merupakan yang terkuat di alam semesta, tak ada tandingannya.
Sekarang masih ada tiga ras Tai Shang, Dewa Kuno, dan Huangji yang berdiri seimbang, namun Tanah Suci kala itu memonopoli absolut, hampir menguasai seluruh alam semesta genetik.
Kewibawaan Santo tak perlu diragukan, bahkan Sepuluh Dewa-nya saja merupakan petarung kuat kelas raksasa yang ditakuti di seluruh wilayah.
"Jejak kota kuno yang ditemukan Bai Wenxuan dan kawan-kawan, di atas gerbang kota terukir tulisan 'Kota Tulang Hantu', di dalamnya juga terdapat patung Jenderal Tulang Hantu. Seharusnya ini adalah reruntuhan salah satu dari Sepuluh Dewa yaitu Jenderal Tulang Hantu."
"Reruntuhan peninggalan Jenderal Tulang Hantu? Sekalipun begitu, para petinggi Ksatria Es Biru tidak perlu menghabisi kalian. Saat itu siapa pemimpin dari Ksatria Es Biru?" Han Sen bertanya sambil merenung, Bao'er sudah lama berhenti merekam Bai Wenxuan.
Setelah kejadian Kupu-kupu Suci Mata Ungu, Han Sen khusus mencari data tentang Tanah Suci untuk dipelajari. Namun karena sejarahnya terlalu lama, atau mungkin ada yang sengaja menghapus sesuatu, data mengenai Tanah Suci sangat minim. Beberapa data yang berhasil ditemukan Han Sen pun hanya hal-hal permukaan, bahkan banyak yang hanya bisa disebut legenda.
Sebagai salah satu dari Sepuluh Dewa, bagian tentang Ksatria Tulang Iblis yang diketahui Han Sen hanyalah sifat anggota ini yang sangat doyan membunuh. Dia adalah Panglima Legiun Darah Suci dari Tanah Suci, memimpin Legiun Darah Suci melakukan pembantaian di seluruh jagat raya. Jumlah ras yang dibantai langsung oleh tangannya sendiri mungkin mencapai jutaan, membuat multiras di alam semesta saat itu gemetar hanya mendengar namanya.
Sama seperti dewa-dewa lainnya, setelah Tanah Suci runtuh dalam semalam, Ksatria Tulang Iblis juga kehilangan jejak. Tidak diketahui apakah dia tewas di pertempuran itu, atau seperti Mata Ungu Ilahi yang menyamar dan menyelinap di antara manusia.
Tapi Han Sen sama sekali tidak percaya bahwa petinggi Ksatria Biru Es akan menghabisi para calon ksatria ini hanya karena menemukan reruntuhan kota kuno Ksatria Tulang Iblis.
"Jika mereka sudah menjelajahi kota kuno dan menemukan sesuatu yang besar, saat itu menghabisi saksi masih bisa dipahami. Tapi Bai Wenxuan bilang Ksatria Ice Blue langsung membunuh mereka untuk menghabisi saksi begitu tiba di kota kuno, bahkan belum sempat menjelajahi sama sekali."
Han Sen melihat ada dua kemungkinan: Pertama, Bai Wenxuan sedang berbohong. Kedua, mereka memang tidak perlu menjelajahi kota kuno karena sudah menemukan sesuatu yang sepadan dengan risiko besar ini.
"Aku baru bergabung dengan Ksatria Ice Blue tidak lama. Dari mereka semua, aku hanya kenal Inspektur Edward. Yang lain tidak kukenal. Tapi kulihat, mereka semua sepertinya mengikuti komando Edward," kata Bai Wenxuan.
Han Sen mengerutkan kening halus. Inspektur adalah pengawas di kesatria, tidak punya wewenang mengontrol kesatria. Tapi mereka bisa mengawasi setiap ucapan dan tindakan kesatria, lalu melaporkannya ke petinggi Klan Huangji. Kira-kira seperti mata kaisar Huangji di dalam kesatria.
Secara prinsip, seorang pengawas tidak perlu terlibat langsung dalam pertempuran. Bahkan jika terlibat dalam suatu misi, mereka tidak boleh bertindak sebagai pemimpin utama, hanya boleh hadir sebagai pengawas dalam pasukan, dan sama sekali tidak memiliki kekuasaan atas pasukan.
Situasi yang dijelaskan Bai Wenxuan jelas bertentangan dengan tanggung jawab seorang pengawas. Jika Bai Wenxuan tidak berbohong, maka pasti ada kejanggalan dalam hal ini.
"Bawa kami ke kota kuno itu untuk melihat," kata Han Sen kepada Bai Wenxuan.
"Ini..." Bai Wenxuan tampak ragu.
"Kami akan menangkapmu kembali, atau kau bawa kami melihat untuk membuktikan ucapanmu. Pilih salah satu dari dua alternatif ini," ujar Han Sen dengan tenang.
Berdasarkan perhitungan waktu, penemuan reruntuhan kota kuno oleh Bai Wenxuan dan kawan-kawan terjadi tepat ketika Raja Ksatria Biru Es membawa armada meninggalkan Bidang Bintang Kacau. Jika semua yang dikatakannya benar, sangat mungkin Edward ingin mencuri barang-barang dari reruntuhan kota kuno tersebut.
Han Sen sangat penasaran, sebenarnya barang apa yang membuat Edward tanpa ragu menghabisi saksi.
Bagi Han Sen, barang-barang dari Tanah Suci sangat menarik minatnya.
Bai Wenxuan hanyalah seorang Marquis dari Klan Huangji, meski berasal dari klan tersebut namun statusnya tetap rakyat biasa. Kalau tidak, dia tidak akan masuk ke Ksatria Biru Es sebagai calon ksatria.
Kekuatannya termasuk elite di antara Marquis klan menengah, tapi jika dibandingkan dengan Han Sen dan rombongannya, tentu jauh lebih rendah.
Han Sen dan kawan-kawannya hanya perlu menunjukkan sedikit kekuatan, Bai Wenxuan langsung menyerah dan setuju membawa mereka ke reruntuhan kota kuno.
Namun karena Bai Wenxuan kabur secara sembarangan di bawah tanah, mereka terpaksa melakukan eksplorasi bertahap ke satu arah di gua bawah tanah yang kompleksitas, sehingga membuang-buang banyak waktu.
Mengenai pergi melalui daratan, tentu tidak bisa dilakukan. Area itu bukan tanggung jawab Han Sen dan rombongannya. Jika ketahuan pergi ke gurun, itu berarti meninggalkan pos tanpa izin. Bahkan mungkin diperlakukan sebagai mata-mata dari ras lain yang sedang melakukan pengintaian.
Namun arah besar sudah benar. Setelah berjalan lebih dari sehari, Han Sen akhirnya melihat sistem sungai bawah tanah.
Tapi sebelum mereka mencapai tepi sungai bawah tanah, tiba-tiba terdengar suara cipratan air. Seekor ular piton raksasa yang lebih tebal dari ember muncul dari air, menyemburkan asap hijau ke arah mereka.
"Yinhe Snake Level Adipati!" Bai Wenxuan langsung tercekat. Dia berteriak sambil berbalik badan dan berusaha kabur.
Huangfu Jing menggenggam kerah bajunya dan mengangkatnya kembali. Di sisi lain, Han Meng'er melepaskan panah. Cahaya hitam berkelebat, menembus asap hijau dan langsung meledakkan kepala ular Yinhe. Tubuh besar ular itu bergemuruh jatuh di tepi sungai.
Bai Wenxuan tertegun seperti patung, memandang Han Meng'er dengan ekspresi rumit. "Kalian... kalian ini sebenarnya orang apa...?"
Seorang calon Ksatria level Marquis, bisa membunuh ular Yinhe level Adipati dengan satu panah. Orang sehebat ini ternyata hanya salah satu anggota biasa regu calon Ksatria. Ditambah rencana mereka mengunjungi kota kuno itu, semua ini jelas bukan hal yang semestinya dimiliki calon Ksatria biasa.
"Apakah kamu kenal Tuan Bai?" Han Sen memicingkan matanya.
"Maksudmu Penasihat Bai? Apakah kalian bawahannya Penasihat Bai?" Bai Wenxuan berpikir sejenak, lalu wajahnya bersinar kegirangan.
“Kerja bagus, kamu masih punya kesempatan bertahan. Kembali ke Klan Huangji bukan hal sulit.” Han Sen berpura-pura bijaksana sambil menepuk bahu Bai Wenxuan, lalu diam.
Bai Wenxuan yang mengetahui Han Sen dan kawan-kawan ternyata orang-orang Penasihat Bai, semangatnya seolah menyala kembali dan menjadi lebih proaktif.
Di sistem sungai bawah tanah terdapat banyak varietas langka, tapi tak ada makhluk level Raja. Umumnya level Marquis, kadang ada satu adipati yang langsung dibunuh dengan panah brutal oleh Han Meng'er, para pelaku lainnya bahkan tak mendapat ruang gerak untuk menyerang balik.
“Aku mengenali tempat ini... Dari balik batu aneh di depan, kolam tempatku menyelinap keluar sudah dekat. Menyusup lewat saluran air di bawah kolam itu, kita bisa mencapai sumur kuno itu.” Bai Wenxuan berteriak sambil menunjuk batuan berbentuk unik di depan.
Memang, tak lama kemudian Han Sen melihat kolam yang dimaksud. Han Sen menyuruhnya memimpin jalan di depan. Semua orang masuk ke air satu per satu, menyusup menyusuri saluran air bawah tanah.
Tak lama kemudian, Han Sen diam-diam menampakkan kepala dari dalam sumur kuno, bersembunyi di dalamnya. Matanya menyapu sekeliling area, tatapannya menyentuh sesuatu, langsung tertegun sejenak.
"Kucing Darah Sembilan Nyawa?" Han Sen terkejut di hati, tak menyangka ternyata bisa melihat patung Kucing Darah Sembilan Nyawa di sini.
