Han Sen pergi menemui Ishara dan menceritakan semua yang telah disetujuinya dengan Bai Wei.
Setelah mendengar, Ishara berkata: "Keputusanmu ke Klan Huangji tepat. Jika tetap di Celah Bulan, sumber daya untuk naik ke level Raja takkan cukup. Meski aku Ratu Celah Bulan, tak mungkin mengalokasikan semua sumber daya untuk membantumu naik ke level Raja. Jalanmu masih harus kamu tempuh dengan andalanmu sendiri. Klan Huangji adalah pilihan yang bagus."
Sambil berkata, Ishara memicingkan matanya mengawasi Han Sen: "Awalnya kukira kau akan memilih Pangeran Keempat Belas, tak disangka kau malah memilih Putri Bai Wei. Apa karena kecantikan sang putri?"
"Yang Mulia sedang bercanda." Han Sen tiba-tiba merasakan dingin di tengkuk, buru-buru menjelaskan: "Pangeran Keempat Belas ingin memanfaatkanku untuk mengalihkan perhatian Yang Mulia. Tentu saja aku tak mungkin memilihnya."
Ishara mengangguk: "Niat Pangeran Keempat Belas memang tertuju padaku. Tapi dibandingkan Putri Bai Wei, latar belakang dan statusnya jauh lebih kuat. Sumber daya yang bisa didapat juga lebih melimpah. Dengan memilih Putri Bai Wei, di aspek ini kau akan sangat tertinggal!"
"Selisihnya sebesar itu?" Han Sen justru tak pernah mempertimbangkan hal tersebut.
“Ibu kandung Pangeran Keempat Belas Bai Canglang berasal dari garis keturunan komunitas naga, dengan dukungan penuh klan naga di belakang layar. Dia mewarisi pengetahuan dan sumber daya dari dua klan besar—naga dan kaisar. Sedangkan Putri Bai Wei hanyalah anak dari seorang pelayan klan Huangji yang sudah lama meninggal. Pondasinya bisa dibilang termasuk kategori terlemah di antara semua pangeran dan putri kerajaan.”
Terhenti sejenak, Ishara melanjutkan: “Tapi justru karena itu, di sisinya kamu bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan. Ada keuntungan dan kerugian. Pilihanmu memilih dia juga tidak bisa dianggap salah.”
Han Sen justru merasa ini sangat tepat. Dari awal pun dia tidak berniat menjual diri seumur hidup ke klan Huangji. Asal bisa mendapatkan kesempatan merebut sumber daya, itu sudah cukup.
Seburuk apapun pondasi Bai Wei, dia tetap menyandang status putri kerajaan. Aksesnya terhadap sumber daya strategis tetap jauh melebihi orang biasa. Hanya saja, semua aset itu harus diperjuangkan sendiri oleh Bai Wei.
Han Sen menyiapkan barang-barang dan mengikuti Bai Wei kembali ke Klan Huangji. Selama beberapa waktu ini, dia terus-menerus memurnikan tenaga tulang iblis untuk meningkatkan Genetika Naratif.
Meski Genetika Naratif terus meningkat, masih ada jarak tertentu sebelum naik ke tingkat Adipati. Setelah seluruh tenaga tulang iblis selesai dimurnikan, apakah bisa mencapai tingkat Adipati? Sekarang Han Sen mulai tidak yakin.
Saat Bai Canglang melihat Han Sen mengikuti Bai Wei naik ke kapal perang, dia sama sekali tidak melirik ke arah mereka.
Sebenarnya tujuan awal Bai Canglang mencari Han Sen hanyalah karena Ishara. Dia sendiri tidak memiliki minat besar terhadap Han Sen. Seorang Adipati saja belum sebanding untuk menarik perhatiannya.
Meski penolakan Han Sen atas ajakannya membuat Bai Canglang tak senang, dia tidak sampai berbalik melawan Han Sen hanya karena hal itu.
Bukan karena ada Bai Wei yang bertahan di antara mereka, melainkan karena Bai Canglang masih belum kecewa terhadap Ishara. Dia berniat mencari jalur distribusi lain untuk merekrut Ishara ke bawah komandonya. Oleh karena itu, Bai Canglang belum berniat mengambil tindakan terhadap Han Sen untuk sementara.
Selain itu, menurut penilaian Bai Canglang, keputusan Han Sen bergabung dengan pasukan Bai Wei adalah kesalahan strategis yang sangat menggelikan. Bahkan tanpa campur tangannya, Han Sen akan segera menyesali pilihan ini.
"Kenapa hanya membawa dia?" Bai Wei mengerutkan kening halus melihat Han Sen ternyata membawa putri bungsunya yang masih sangat kecil ke Klan Huangji.
Klan Huangji bukanlah wilayah untuk hiburan santai dan mengasuh anak. Alih-alih membawa Han Meng'er yang berkemampuan tinggi, Han Sen justru memilih membawa putri kecilnya yang masih belia ke sana, membuat Ishara tidak bisa menahan diri untuk tidak terus-menerus mengangguk keheranan.
“Putriku ini sudah terbiasa mengikuti saya. Tanpa kehadiranku di sisinya, dia tidak bisa tidur.” Han Sen tersenyum sambil berkata, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Ruang varietas langka sejati milik Klan Huangji adalah Kerajaan Kaisar. Wilayah bintang itu luas tak terbatas, hampir menyamai Bidang Bintang Kacau.
Meski Bai Wei berstatus Putri Klan, tempat tinggalnya bukanlah di dalam istana. Seluruh pangeran dan putri Kaisar Putih wajib hidup mandiri setelah dewasa. Titik awal mereka yang paling purba adalah sebuah planet di dalam Kerajaan Kaisar.
Planet yang dialokasikan untuk Bai Wei bernama "Wind Domain". Setibanya di sini, Han Sen langsung memahami betapa sulitnya posisi Bai Wei dalam Klan Huangji.
Selain lingkungan bertahan hidup di Planet Wind Domain yang ekstrem, sumber dayanya juga sangat minim. Menjadikan wilayah seperti ini sebagai planet awal, jelas menunjukkan adanya pihak yang sengaja menargetkan Bai Wei. Seorang Putri Klan tidak mungkin mendapat alokasi planet semacam ini tanpa campur tangan tertentu.
"Situasiku sekarang sudah Kamu lihat. Awalnya, aku hanya perlu menyelesaikan tugas yang dititipkan ayahanda, merebut kembali peninggalan burung phoenix yang abadi, lalu bisa mendapatkan sebuah planet kaya sumber daya. Tapi sekarang semuanya hilang. Jadi kita tidak punya banyak waktu luang. Kamu istirahat dua hari, besok langsung mulai bekerja." Setelah membawa Han Sen ke tempat tinggalnya, Bai Wei berkata padanya.
Tempat tinggal Bai Wei adalah sebuah kastil yang terletak di dalam "kota". Namun kesuraman kota itu membuat Han Sen tidak bisa menahan kerutan di dahinya.
Selain itu, tingkat rendah para pelayan dan Ksatria di dalam kastil semakin membuat Han Sen menyadari betapa sulitnya kehidupan Putri Klan ini.
"Yang Mulia Putri Klan, apakah ada musuh dalam klan Anda?" Han Sen akhirnya bertanya.
Bai Wei dengan ekspresi tetap tenang berkata: "Aku hanyalah seorang putri klan yang lahir dari pelayan. Pada dasarnya tidak ada kemungkinan mewarisi takhta. Selama aku tidak ikut berebut, orang biasa pun takkan berdebat apa-apa denganku. Tapi Putri Kesepuluh dan ibunya adalah pengecualian."
Han Sen tidak menyela, hanya mendengarkan dengan hening. Namun Bai Wei tidak berniat melanjutkan. Setelah menyuruh Han Sen beristirahat cukup, dia langsung pergi.
Meski Bai Wei tidak menjelaskan, Han Sen bisa menebak sebagian. Persoalan suram persaingan harem untuk merebut perhatian, dia pun pernah mendengar sedikit.
Tapi semua itu tidak terkait erat dengannya. Han Sen sedang memikirkan cara mendapatkan sumber daya dari Klan Huangji.
Tak lama dia menyadari: Di dalam klan Huangji benar-benar dipenuhi sumber daya, melebihi Istana Surgawi sekalipun. Tapi semua itu harus mereka kejar sendiri.
Tentu saja, orang biasa bahkan tidak memiliki kelayakan untuk mengejar, karena status Bai Wei sebagai Putri Klan-lah yang memberinya hak untuk memperebutkan sumber daya tersebut.
Pagi hari kedua, Han Sen langsung dipanggil Bai Wei ke balai pertemuan untuk membahas cara mendapatkan izin masuk ke Makam Raja Asura.
Makam Raja Asura sebenarnya bukan pemakaman sungguhan, melainkan gudang senjata tempat menyimpan senjata-senjata yang pernah digunakan kaisar-kaisar sebelumnya.
Tentu saja, di dalamnya tidak hanya ada senjata terdewa, tapi juga senjata berbagai tingkatan yang pernah digunakan kaisar saat masih muda.
Generasi penerus keluarga kerajaan boleh mencoba hoki di Makam Raja Asura. Jika beruntung mendapat pengakuan dari suatu senjata, mereka bisa membawanya keluar sebagai senjata pribadi.
Tapi untuk masuk ke Makam Raja Asura, harus lulus ujian terlebih dahulu. Bai Wei yang belum pernah lolos ujian tersebut, otomatis belum pernah masuk ke dalam.
