Cincin itu menampilkan warna perak yang sangat bertekstur, dihiasi batu permata hijau zamrud yang mirip mata, terlihat sangat cantik.
Han Sen memutar-mutar cincin itu di tangannya dengan raut wajah yang agak aneh.
Alasan dia memilih cincin ini adalah karena ternyata dia tidak bisa menembus level sebenarnya, bahkan Lensa Mata Kupu-Kupu Ungu pun gagal menganalisisnya. Barang yang tidak bisa ditembus oleh alat sehebat itu pasti merupakan barang bagus kelas atas, mungkin saja ini adalah senjata mitos.
Tidak seperti Bai Wei yang penuh keraguan, Han Sen langsung mengambil pilihan ini tanpa pikir panjang.
Tapi setelah mencoba memainkannya, dia menemukan bahwa kekuatan mengerikan cincin ini sulit untuk diaktifkan. Meski sudah mencoba beberapa jenis tenaga berbeda, cincin itu tetap tidak memberi respons, seolah hanya mainan biasa.
“Kenapa ada cincin di sini? Level harta mutan apa ini?” Bai Wei mengerutkan kening halus melihat cincin itu. "Yang terkubur di Makam Senjata Kaisar seharusnya semuanya senjata. Harta mutan lain jarang dikubur di sini."
“Entahlah, mungkin sifat kekuatanku tidak cocok. Aku tak bisa mengaktifkannya.” Han Sen merenung sebentar, lalu memasang cincin itu di kelingkingnya. "Sudah terpilih, sekarang menyesal pun terlambat. Ayo kita pergi."
Bai Wei melirik cincin di tangan Han Sen, tak berkomentar. Ia membawa Han Sen meninggalkan Makam Senjata Kaisar, lalu langsung menuju Taman Kaisar.
Sebenarnya Bai Wei tidak terlalu memperhatikan senjata apa yang dipilih. Alasan utamanya ingin lolos ujian Makam Senjata Kaisar adalah demi bisa berlatih di Taman Kaisar.
Taman Kaisar terletak di area pusat dekat Kerajaan Kaisar. Han Sen yang mengikuti Bai Wei semakin memasuki wilayah inti kerajaan, tiba-tiba matanya berbinar.
Di angkasa luar terlihat seekor varietas langka raksasa sebesar planet sedang melintas, wujudnya menyerupai naga terbang dari Era Kuno, seluruh tubuhnya diselimuti kobaran api yang menyala-nyala.
"Itu adalah Naga Api Iblis, varietas langka mitos yang bertugas patroli di seluruh Kerajaan Kaisar." Bai Wei menjelaskan.
Kerajaan Kaisar jauh lebih makmur dari yang dibayangkan Han Sen. Berbagai benda mistis membuat matanya terpana, makhluk-makhluk perkasa dari berbagai ras memenuhi wilayah ini, seolah semua ras di alam semesta sedang berziarah ke tempat suci.
Tiba-tiba pandangan Han Sen tertuju pada sesuatu, ekspresinya langsung berubah drastis.
"Ada apa?" Bai Wei bertanya dengan bingung sambil memandangi Han Sen. Bahkan dalam situasi berbahaya sebelumnya, ia tak pernah melihat Han Sen menunjukkan reaksi seperti ini.
"Apa itu?" Han Sen menunjuk ke sebuah area di kejauhan.
Di sana terdapat wilayah langit berbintang yang kosong, tanpa matahari maupun bulan. Hanya sebuah bangunan mistis raksasa sebesar bintang yang berdiri megah di tengah kehampaan.
Itu adalah menara kuno yang berdiri di kehampaan, memberikan kesan samar dan tidak nyata. Tampak kuno, mistis, dan penuh kesedihan, seolah bukan milik dunia ini, kontras tajam dengan langit berbintang di sekelilingnya.
Menara itu terbuat dari batu hitam pekat, bertingkat tujuh dengan delapan sudut. Di setiap sudutnya tergantung lonceng hitam, namun tidak ada sedikitpun tanda bergoyang. Lonceng-lonceng itu tergantung diam membeku, menciptakan kesunyian yang mengerikan.
Seberapa pun mistisnya menara itu, seharusnya tidak membuat Han Sen terkejut. Namun desain menara itu... terlalu mirip dengan Menara Takdir Langit.
Meski materialnya berbeda dengan logam Menara Takdir Langit, detail lainnya sama persis. Yang paling membuat Han Sen merinding adalah plakat di atas pintu menara yang jelas-jelas bertuliskan "Takdir Langit" - bukan dengan literasi universal alam semesta genetik, tapi menggunakan aksara kuno Alliance.
Bai Wei mengikuti arah jari Han Sen dan melihat Menara Kuno yang berdiri di kehampaan itu. Setelah merenung sejenak, dia berkata: "Itu adalah Menara Suci klan kami Huangji. Hanya mereka yang memberikan kontribusi besar bagi klan kami yang layak masuk ke dalamnya untuk berlatih."
"Menara Suci?" Han Sen menatap Bai Wei dengan kebingungan, berharap penjelasan detail darinya.
Bai Wei menggelengkan kepala sambil berkata: "Pengetahuanku tentang Menara Suci terbatas. Yang kuketahui hanyalah ada misteri besar di dalamnya. Setiap petarung kuat yang keluar dari sana kemampuannya meningkat pesat. Tapi karena hanya mereka yang berjasa besar bagi Klan Huangji yang boleh masuk, dan setelah keluar mereka sama sekali menolak membahas apapun tentang isi menara itu, aku pun tak tahu apa sebenarnya yang ada di dalam."
Bai Wei terdiam sejenak, lalu melanjutkan: "Konon katanya di dalamnya ada teknik gen misterius yang sangat membantu bagi siapapun yang melatihnya. Tapi anehnya, setiap orang yang masuk justru menguasai teknik gen yang berbeda-beda, membuat orang sulit memahaminya. Tapi ini semua masih sebatas kabar angin, kebenarannya tak bisa dipastikan. Hanya mereka yang pernah benar-benar masuk yang tahu isi sebenarnya."
"Apakah ini juga peninggalan leluhur Klan Huangji?" tanya Han Sen sambil menahan gejolak di hatinya.
"Sepertinya tidak. Menurut legenda, Menara Suci sudah ada sejak Ruang Varietas Langka Kerajaan Kaisar ditemukan. Sama seperti Giok Putih Ibu Kota di Istana Surgawi, tak ada yang tahu mengapa mereka ada di sana," jawab Bai Wei.
"Apa hubungan Menara Takdir Langit ini dengan milikku? Jika dilihat dari garis waktu, Menara Suci Klan Huangji sudah ada sebelum manusia ada, kan? Lalu bagaimana bisa ada tulisan kuno Alliance terukir di sana?" Berjuta-juta pikiran berkelebat di benak Han Sen, tapi tak satu pun yang memberinya kejelasan.
Han Sen sangat ingin segera masuk ke dalam Menara Kuno Takdir Langit itu untuk melihat, sayangnya saat ini dia bahkan belum layak mendekati menara kuno tersebut. Terpaksa menekan gejolak di hatinya, Han Sen berusaha tidak lagi memandang menara di kehampaan itu dan melanjutkan perjalanan mengikuti Bai Wei menuju Taman Kaisar.
Taman Kaisar bukanlah sebuah planet, namun lebih megah dari planet biasa. Sebuah benua mengapung di angkasa luar, ukurannya mungkin melebihi planet pada umumnya.
Di tengah benua itu, tegak menjulang ke langit sebuah pohon raksasa. Kanopinya hampir menyelimuti seluruh daratan, begitu besar hingga sulit dibayangkan.
Batang pohon itu berwarna hitam legam, sementara daun-daunnya berwarna kuning muda yang terlihat sangat indah.
Saat semakin mendekati Taman Kaisar, Han Sen baru menyadari kengerian Pohon Kaisar itu. Setiap helai daunnya bahkan beberapa kali lipat lebih besar dari lapangan sepak bola.
"Dan di setiap helai daunnya terdapat banyak simbol aneh. Setelah diamati lebih dalam, baru ditemukan bahwa simbol-simbol tersebut sebenarnya adalah alur alami daun itu sendiri."
"Namun pola alur setiap daun berbeda-beda, memancarkan aura mistis yang beragam."
"Pohon Kaisar adalah sumber budaya Klan Huangji kami. Simbol-simbol pada Daun Kaisar tersebut merupakan asal mula aksara kami. Hingga kini, aksara resmi Klan Huangji tetap menggunakan Aksara Kaisar, hanya untuk komunikasi eksternal kami menggunakan literasi universal alam semesta." Bai Wei menjelaskan.
Han Sen mengangguk pelan, lalu bersama Bai Wei melangkah masuk ke dalam Taman Kaisar.
Pegunungan dan sungai semuanya berada dalam bayang-bayang Pohon Kaisar, keindahan tayangan tersebut benar-benar di luar imajinasi.
Begitu benar-benar memasuki Taman Kaisar, Han Sen semakin terkejut. Terlihat naga-naga sejati menjulang seperti elang hitam di antara pegunungan dan sungai, seluruh tubuhnya menyebarkan aura mengerikan bagaikan benda suci yang telah ada sejak zaman purba.
"Itu bukan naga sungguhan, melainkan akar Pohon Kaisar." Kata Bai Wei.
