Han Sen tak percaya memandangi puluhan ribu naga sejati yang menjalar-berjulat di permukaan tanah. Dengan jelas terlihat kepala naga, tanduk naga, gigi naga, sisik naga, dan sebagainya - hidup dan nyata sama sekali tidak menyerupai bentuk akar atau batang.
Saat sedang mengamati, sekawanan burung hinggap di tulang punggung naga tersebut. Seketika naga itu mengangkat kepala dan melengking, kumisnya berkibar-kibar, gigi-gigi tak rata terlihat jelas. Lengkingan naga itu menggema hingga sembilan langit, membuat kawanan burung berhamburan terbang kabur. Jelas ini adalah naga sejati yang hidup!
Bai Wei menjelaskan: "Pohon Kaisar berakar pada aliran energi kerajaan Surgawi. Setiap akarnya berevolusi menjadi naga akar Kaisar, dengan seluruh aura Kaisar tersimpan di dalamnya. Untuk menyerap aura Kaisar, kita harus duduk di atas tubuh naga Kaisar. Setiap naga Kaisar memiliki kapasitas penyerapan berbeda, dengan konsentrasi aura bervariasi di setiap posisi tubuhnya. Biasanya bagian kepala naga memiliki aura paling pekat, semakin ke belakang semakin berkurang."
"Oh begitu. Kenapa tidak ada anggota klan lain di sini?" Han Sen mengangguk sambil menyapu pandangan sekeliling, tak melihat anggota Klan Huangji yang sedang menyerap aura Kaisar.
"Ini area tepi Taman Kaisar, tempat akar-akar ujung yang berubah menjadi naga Kaisar dengan aura lemah. Biasanya petarung kuat klan kami memilih posisi dekat akar utama. Sebagai pendatang baru, kita bisa asal memilih satu naga Kaisar di sini untuk dicoba." Bai Wei melangkah menuju seekor naga Kaisar sambil berbicara.
Saat masih berjarak beberapa kilometer dari Naga Kaisar, mereka sudah mendengar raungan keras makhluk itu yang mengarah ke mereka, seolah memperingatkan agar tidak mendekat.
Bai Wei dan Han Sen mengabaikannya, terus melayang mendekati tubuh naga. Tubuh raksasa Naga Kaisar bergetar dahsyat bagai gunung mengudara, berusaha menindih kedua penyerang itu.
Barulah Han Sen menyadari: separuh tubuh naga itu terpapar di permukaan, sementara separuhnya lagi tertanam dalam perut bumi. Tak mampu terbang, sang naga hanya bisa memutar-mutar tubuhnya berusaha mengusir mereka.
Meski tenaga Naga Kaisar luar biasa, namun karena tidak memiliki kemampuan melepas energi ke luar ditambah keterbatasan gerak, mana mungkin menghalangi Han Sen dan Bai Wei. Keduanya dengan cepat mendarat di area antara tanduk di kepala naga.
Setelah beberapa saat memutar-mutar tubuh tanpa berhasil melepaskan diri dari dua penunggangnya, sang naga perlahan merunduk kembali, merangkak takluk di atas hamparan tanah.
Han Sen duduk di kepala naga, namun tidak merasakan adanya aura Kaisar, matanya spontan tertuju pada Bai Wei.
Bai Wei tersenyum dan berkata: "Tunggu sebentar, kamu pasti akan mengerti sendiri."
Han Sen terpaksa menunggu dengan sabar. Naga Kaisar di sini hanyalah bagian akar yang mengandung sedikit aura Kaisar, meskipun tenaganya juga relatif lemah sehingga tidak sampai mengancam mereka.
Setelah beberapa waktu, daun-daun kuning di pohon itu mulai berkilau samar, ukiran Kaisar bahkan memancarkan kilau emas, seluruh Pohon Kaisar memancarkan cahaya suci yang redup, bagaikan Shen Shu yang menumbuhkan segala kehidupan di Era Kuno.
"Roar!" Seluruh naga mengaum serentak, tubuh-tubuh Naga Kaisar mulai menggeliat dan memutar. Sebelum Han Sen sempat memahami situasi, Naga Kaisar yang mereka tunggangi itu sudah menyelam tajam ke bawah tanah.
Tanah seolah meleleh menjadi air, Naga Kaisar langsung menyelam ke bawah. Han Sen dan Bai Wei duduk di atas kepala naga, mengikuti penyelaman tak henti sang Naga Kaisar.
Bawah tanah yang seharusnya gelap itu justru seperti di bawah air, memungkinkan mereka melihat pemandangan di kejauhan. Di balik kabut samar-samar nun jauh, ada sesuatu yang bersinar keemasan bagai matahari.
Naga Kaisar berhenti jauh sebelum mencapai "matahari" keemasan itu. Dengan mulut menganga, ia melontarkan mutiara naga. Kilauan cahaya emas dari sang "matahari" terserap ke dalam mutiara, membuatnya semakin berkilauan.
Han Sen tertegun seperti patung. Sungguh sulit dipercaya mereka sedang berada di bawah tanah.
"Cepat serap Aura Kaisar! Diam saja seperti patung untuk apa?" Bai Wei mengingatkannya sebelum asyik menjalankan Teknik Gen-nya.
Seiring operasi teknik gen Bai Wei, seberkas demi seberkas kilau emas yang terpancar dari matahari keemasan itu terserap ke dalam tubuhnya, membuat seluruh dirinya seolah diselimuti lapisan cahaya suci emas.
Han Sen juga mengaktifkan Genetika Naratif, mencoba menyerap kilau emas. Tak lama, ia merasakan aliran hawa panas membara membanjiri tubuhnya, menyatu sempurna dengan aura-nya.
Namun jumlah kilau emas itu terlalu sedikit, masih kalah cepat dibandingkan kecepatan Han Sen memurnikan tenaga tulang iblis di dalam tubuhnya.
Kaki nyamuk pun tetap daging. Meski terus menyerap kilau-kilan emas itu, baru satu shichen berlalu, Kaisar Naga sudah menarik kembali mutiaranya. Dengan geraman menggelegar, sang naga membawa mereka menyembul ke permukaan tanah dan kembali merangkak di atas bumi.
"Napas Kaisar terlalu sedikit, waktunya terlalu singkat." Han Sen menggelengkan kepala sambil berkata.
“Naga Kaisar ini hanyalah akar Pohon Kaisar. Jika ingin lebih dekat dengan Inti Kekuatan Kaisar dan bertahan lebih lama, kita harus mencari Naga Kaisar yang terbentuk dari akar utama.” Bai Wei berkata.
“Lalu apa lagi yang kita tunggu?” Han Sen bersemangat ingin mencoba.
“Akar utama biasanya sudah dikuasai orang lain. Jika kita ingin naik, kita harus merebutnya dari mereka.” Bai Wei menghela nafas.
“Bukankah ada aturan first come first served?” tanya Han Sen.
Bai Wei menggeleng: “Di sini segalanya ditentukan oleh kekuatan. Yang mampu akan menguasai akar utama, yang tak mampu hanya bisa menggunakan akar biasa. Kecuali membunuh, semua cara boleh digunakan di sini.”
“Ayahmu benar-benar tidak mengerti arti menghargai keindahan. Tidak ada keistimewaan untuk putri sendiri?” Han Sen menggerutu.
“Tidak ada.” Jawaban Bai Wei tegas.
“Kalau begitu, kita harus merebutnya sendiri!” Ujar Han Sen sambil terbang menuju Pohon Kaisar.
Bai Wei juga tidak berkata apa-apa, hanya mengikuti di belakang Han Sen.
Dia dan Han Sen sama-sama hanya berpangkat adipati, dan hanya berdua orang. Kemungkinan merebut akar utama hampir tidak ada, mengingat yang biasanya mendominasi akar utama adalah petarung level Raja yang selalu ditemani pengawal pribadi. Mana mungkin mudah direbut.
Bai Wei sebenarnya tidak benar-benar berniat merebut, hanya ingin mencoba hoki untuk melihat apakah bisa menemukan akar utama yang tak berpenghuni.
Lagipula para pangeran dan putri kerajaan juga tidak mungkin datang ke sini setiap hari, sedangkan pengawal pribadi hanya bisa ikut jika bersama mereka, tidak boleh datang sendirian.
Jadi jika beruntung, sebenarnya tidak sulit menemukan akar utama.
Semakin dekat ke Pohon Kaisar, naga-naga Kaisar semakin mengerikan. Naga Kaisar biasa umumnya berwarna tanah kekuningan. Tak lama kemudian, tiba-tiba terlihat naga Kaisar bersisik emas di depan yang sedang merangkak beristirahat di atas tanah.
“Itu adalah Naga Akar Utama.” Bai Wei tersenyum lega, karena di atas Naga Kaisar Emas itu ternyata tidak ada siluet lain yang terlihat, jelas-jelas belum ada yang menguasainya.
Han Sen dan Bai Wei dengan hati-hati mendarat di tubuh Naga Kaisar Emas. Makhluk itu sedang tertidur panjang, sepertinya tidak menyadari kedatangan mereka, memungkinkan keduanya mencapai posisi kepala naga dengan lancar.
"Para Naga Kaisar baru saja menyerap Energi Kaisar beberapa waktu lalu, seharusnya belum akan masuk ke dalam aliran tanah lagi dalam waktu dekat. Mari kita tunggu di sini beberapa saat." Bai Wei yang sedang dalam mood baik itu tersenyum manis pada Han Sen.
