Wajah cantik Hu Fei tiba-tiba berubah dingin: "Kamu sedang menyindirku karena kalah di tangan gurumu?"
"Kakak terlalu curiga." Han Sen tersenyum.
Hu Fei berkata dengan wajah sejuk seperti embun beku: "Jika saja aku tidak terlalu lama ditekan sehingga tingkat penguasaanku merosot drastis, mana mungkin gurumu itu jadi lawanku? Saat kekuatanku pulih, pasti akan kutekan dia dalam genggaman!"
Jelas Hu Fei masih menyimpan dendam atas kekalahannya dari Ishara, hal itu sangat mengganggu hatinya.
"Kakak tidak fokus memulihkan diri, malah datang ke Klan Huangji untuk apa?" tanya Han Sen sambil tersenyum, berusaha menggali informasi.
Hu Fei kembali menunjukkan wajahnya yang semanis bunga, memicingkan mata sambil mengawasi ketat Han Sen: "Tenanglah, Kakak ke sini bukan untuk membuat masalah untukmu, melainkan ingin bekerja sama denganmu."
"Bekerja sama? Bekerja sama dalam hal apa?" tanya Han Sen dengan bingung sambil menatap Hu Fei.
"Tentu saja bekerja sama mencuri harta, kalau tidak buat apa aku datang ke Klan Huangji?" jawab Hu Fei sambil mendekati Han Sen, mengulurkan tangan ingin mencubit pipinya. Tapi Han Sen langsung mundur puluhan meter secepat kelinci, waspada mengawasi gerak-geriknya.
"Haa, benar-benar pengecut sekali kau. Santai saja, Kakak butuh pertolonganmu, tidak akan berbuat jahat padamu," Hu Fei tertawa lebar.
Han Sen berkata dengan datar: "Aku hanya adipati kecil-kecilan, mungkin tidak bisa membantu apa-apa."
Niat Hu Fei menyusup ke Klan Huangji yang berani ini pasti menyimpan rencana besar. Jika sampai memancing kemarahan klan tersebut, bukan tidak mungkin akan berakhir dengan kehancuran rumah tangga hingga kepunahan ras.
"Sekalipun Han Sen sendiri tidak takut, dia tetap harus mengurus keluarga dan teman-teman dekatnya di Bintang Gerhana."
"Apalagi wanita rubah licik seperti Hu Fei sama sekali tidak bisa dipercaya. Hal seperti membuang jembatan setelah menyeberangi sungai, pasti berani dia lakukan."
"Kamu pasti akan membantuku. Kakak datang ke sini hanya untuk memberi salam dan membuatmu bersiap mental." Hu Fei berputar dan kembali berubah wujud menjadi Hong Xiu, lalu mengangkat tangan ke arah Han Sen: "Aku harus pergi sekarang. Tidak baik jika orang lain melihat kita bersama. Adik baikku, sampai jumpa nanti."
Sambil berkata demikian, Hu Fei meletakkan tangan di bibir merahnya yang sensual, memberikan ciuman terbang ke arah Han Sen sebelum akhirnya terbang menghilang.
Han Sen mengerutkan kening halus. Hu Fei ternyata sengaja datang ke sini untuk menampakkan identitas aslinya, jelas-jelas ingin memperingatkannya agar tidak membongkar kedoknya.
“Mengapa dia berani mengancamku? Aku tidak punya jejak di tangannya. Tapi dari sikapnya yang penuh percaya diri, sepertinya ada andalan tertentu. Jangan-jangan ini cuma gertakan?” Han Sen sulit memahami dasar kepercayaan diri Hu Fei yang berani membuka identitas aslinya secara terbuka.
Untuk sementara Han Sen mengesampingkan persoalan Hu Fei dan melanjutkan perburuan varietas langka.
Saat menjelajahi pegunungan oranye, matanya menangkap dinding tebing di sekitarnya yang tiba-tiba bergetar aneh.
Seekor makhluk logam hitam bergerak kaku seperti boneka kayu menyembul dari tebing, langkah mekanisnya perlahan mendekat ke arah Han Sen.
"Boneka logam Level Adipati!" Hatinya berdebar-debar gembira.
Makhluk ini termasuk spesies unik Planet Vajra yang hanya muncul di urat bijih logam. Proses kelahirannya sangat langka, membutuhkan waktu bertahun-tahun dalam kandungan mineral.
Gen varietas langka dari boneka logam merupakan material harta mutan legendaris, meski hanya level Adipati, namun bisa digunakan untuk memproduksi harta mutan level Raja.
Raga boneka logam juga merupakan material harta mutan berkualitas, seluruh bagian tubuhnya bisa dikatakan adalah harta berharga.
Mayat boneka logam saja bisa dijual dengan harga setara empat keping gen varietas langka setingkat, bagi Han Sen yang membutuhkan gen langka secepatnya, nilai satu boneka logam setara dengan belasan gen varietas langka level Adipati biasa.
Postur boneka logam yang terlihat kaku dan kikuk tiba-tiba bergerak dengan kekuatan dahsyat, tinjunya menghujam tepat di depan wajah Han Sen dalam sekejap, cepat bagai kilat.
Kontras antara ketidakbergerakan sebelumnya dengan aksi mendadak ini menciptakan perbedaan mencolok, jika dialami orang biasa mungkin tidak akan bisa bereaksi seketika.
Kemampuan reaksi Han Sen yang top membuatnya melompat menghindar sambil mengayunkan Pisau Gigi Hantu dari udara, langsung membelah kepala boneka logam menjadi dua bagian.
“Pemburuan varietas level Adipati boneka logam, memperoleh roh binatang boneka logam, gen varietas langka ditemukan.”
“Akhirnya dapat roh binatang, entah ini tipe roh binatang apa?” Hati Han Sen langsung berbunga-bunga, ia segera melihat ke laut jiwanya untuk memeriksa roh tersebut.
Roh binatang level Adipati boneka logam: Tipe Aura.
Belum sempat Han Sen memanggil boneka logam untuk menguji efek apa yang dimilikinya, tiba-tiba terdengar suara desingan di udara. Dalam sekejap mata, siluet seseorang sudah berdiri di hadapannya.
Han Sen memutar pandangan. Seorang ksatria dengan aura yang benar-benar mengerikan berdiri di sana, kemungkinan besar petarung level Raja.
“Tinggalkan barang itu, kamu boleh pergi.” Ksatria Raja itu berkata dingin, tangannya sudah bergerak untuk menyimpan mayat boneka logam.
"Ini adalah buruan hamba." Han Sen menginjakkan kaki di atas boneka kayu logam, langsung membuat genggaman udara Ksatria Level Raja kehilangan efek. Boneka kayu logam bergetar di bawah kakinya namun tak kunjung terbang ke arah sang ksatria.
Ksatria Level Raja itu menyeringai dingin: "Di Taman Firdaus Ksatria Suci, perebutan dan pembunuhan tidak dilarang. Aku hanya mengambil buruan ini bukan nyawamu, itu pun masih menghormati hubungan Putri Bai Wei. Kalau tidak, hanya karena ucapanmu tadi, hari ini kau sudah pasti binasa."
"Aku dari sananya tak percaya takhayul. Katamu pasti mati, aku malah ingin mencoba apakah benar akan tewas." Han Sen menginjak mayat boneka kayu logam berkata dengan datar.
Kaisar Putih membiarkan anak-cucunya saling bersaing, namun juga memberikan perlindungan maksimal pada nyawa mereka sehingga tidak sampai terancam bahaya maut.
Selama Kaisar Putih masih hidup, tak ada satu pun pangeran atau putri yang berani sembarangan mencabut nyawa saudara sendiri.
"Tapi nyawa ksatria di bawah komando para pangeran dan putri kerajaan ini tidak seberharga itu. Dalam persaingan antar bangsawan, yang paling banyak tewas justru pengawal pribadi mereka."
"Taman Firdaus Ksatria Suci juga merupakan medan pertarungan. Di sini para ksatria tidak hanya berburu varietas langka, tapi juga bersaing sengit dengan sesama ksatria. Berbeda dengan Taman Kaisar yang melarang pertumpahan darah, tempat ini kerap menelan korban jiwa."
"Ksatria Level Raja itu memang benar. Sekalipun dia membunuh Han Sen di sini, konsekuensinya hanyalah perseteruan dengan Putri Bai Wei tanpa perlu memikul tanggung jawab hukum apapun."
"Han Sen juga tak berniat mengalah. Kedatangannya ke Klan Huangji adalah untuk memperebutkan sumber daya - mustahil baginya menyerah begitu saja."
"Kalau kau nekat mencari ajal, jangan salahkan aku!" Ksatria Level Raja itu mendengus keras. Bidang hijau kebiruan tiba-tiba mengembang dari tubuhnya, menyelimuti radius ribuan meter dalam sekejap.
Berada di dalam Sang Penguasa bidang, Han Sen langsung merasakan seolah masuk ke dalam air. Setiap gerakan menghadapi hambatan yang sangat besar, membuatnya tak bisa lagi bergerak bebas.
Jelas terlihat, ini adalah bidang Raja bercorak air yang menyebabkan kemampuan bergerak Han Sen mengalami penurunan drastis.
