"Masalah apa yang membuatmu panik? Bukankah sudah kukatakan jangan menggangguku tanpa perintah?" suara Han Sen terdengar dari dalam paviliun.
"Yang Mulia, Putri Bai Wei datang mencarimu..." Lili berkata dengan gugup.
Han Sen sebenarnya sudah mengantisipasi hal ini. Mendengar itu, ia langsung mendorong pintu dan keluar.
Ekspresi masam menghiasi wajah Bai Wei yang melayang di permukaan laut. Mendengar kabar Han Sen terkontaminasi oleh teknik "Segala Kembali ke Sumber" Bai Yi di Taman Kaisar, ia buru-buru kembali. Alangkah terkejutnya ketika mendapati Bao'er dan Qilin Darah pun telah dibawa pergi. Dengan mengatupkan gigi, ia akhirnya menuju Bintang Bidang Perairan.
Tak lama kemudian, permukaan air bergolak. Han Sen bersama Li Li muncul dari air, berdiri di atas permukaan laut.
Bai Wei melihat wajah Han Sen, pupilnya memancarkan ekspresi rumit. Dengan wajah dingin ia membentak: "Kakak Keenam Belas, kau membunuh ksatriaku sudah keterlaluan, malah berani merebut barang di Planet Anginku! Kembalikan Bao'er dan Qilin Darah, atau akan kulaporkan pada ayahanda!"
Han Sen justru tersenyum sinis. Matanya menatap tajam: "Adikku sayang, rupanya kau keliru. Sebagai pangeran ke-16, mana mungkin aku merampas barang di Planet Anginmu? Aku hanya mengambil kembali apa yang menjadi hakku."
"Sejak kapan Planet Anginku jadi milikmu?" Bai Wei berapi-api.
Senyuman tipis mengembang di wajah Han Sen: "Aku telah terkontaminasi dengan sempurna. Raga, pikiran, dan kenangannya kini menjadi milikku. Bisa dibilang aku adalah dia, dia adalah aku. Barang-barangnya otomatis menjadi milikku. Mengambil kembali hakku sendiri, apa salahnya?"
“Kau... berkelit... kembalikan Bao'er dan Qilin Darah! Kalau tidak, aku pasti akan minta ayahanda membelaku!” Bai Wei membentak marah.
“Sesukamu. Aku tak punya waktu menemanimu jadi gila.” Han Sen berkata sambil berbalik hendak kembali ke Kota Dasar Laut.
“Berhenti! Qilin Darah kau simpan saja. Anak itu tak berguna, kembalikan dia padaku! Urusan ini selesai di sini.” Bai Wei mengatupkan gigi.
“Haha, mana mungkin aku rela menyerahkan putri secantik itu? Tentu saja aku akan menjaganya sampai dewasa sendiri.” Han Sen tersenyum manis.
“Kau... brengsek...!” Bai Wei mengamuk, menghantam Han Sen dengan satu pukulan keras.
Dia cukup tahu sifat Bai Yi. Han Sen sudah terkontaminasi, segala upaya sia-sia. Tapi hati tak tega membiarkan Bao'er jatuh ke tangan orang seperti Bai Yi, makanya dia datang menuntut.
Han Sen mengerutkan kening dingin, bidang air langsung menyebar dan mengungkung raga Bai Wei di dalamnya, membatasi gerakannya secara ekstrim. Kemudian dengan satu pukulan langsung melontarkan Bai Wei keluar.
"Bai Wei, ini bukan wilayahmu untuk bertindak semena-mena. Jika masih mencari gara-gara, jangan salahkan 'Kakak' ini tidak akan segan-segan." Han Sen mendengus sambil mengawasi Bai Wei yang terlempar.
Bai Wei yang masih melayang di udara mengusap darah di sudut bibirnya, mengatupkan gigi bertanya: "Apa syaratmu untuk mengembalikan gadis itu padaku?"
"Kau sangat menginginkan gadis itu, apa dia anak hasil hubunganmu dengan Han Sen? Aku tak ingat ada kenangan seperti ini dalam ingatan Han Sen?" Han Sen memandangi Bai Wei dengan ekspresi mesum.
"Itu hanya gadis kecil biasa yang sama sekali tak berguna bagimu. Apa sebenarnya yang kau inginkan untuk mau menyerahkannya padaku?" Bai Wei bertanya dengan raut wajah dingin membeku.
"Putri secantik dan semenggemaskan ini tentu sangat berharga. Baiklah, siapa lagi yang mau Kakak korbankan kalau bukan adik sendiri? Jika kamu benar-benar menginginkannya, sebagai kakak, aku rela mengorbankan harta kesayangan. Asalkan kamu menyerahkan Gembok Seribu Hati padaku, akan kuserahkan putri menggemaskan ini padamu." Han Sen berkata sambil tersenyum manis.
"Kamu..." Ekspresi Bai Wei berubah drastis.
Di sisi Bai Wei tidak ada sumber daya yang memadai, sehingga tidak memiliki harta mutan yang istimewa. Namun dulu Kaisar Putih pernah menganugerahi ibunya sebuah Gembok Seribu Hati yang kemudian diwariskan ke tangannya. Itu mungkin satu-satunya senjata mitos yang dimilikinya sekaligus pengganti nyawanya. Hal ini bukan rahasia di Klan Huangji, dan Han Sen pun mengetahuinya sedikit.
Tentu saja Han Sen tidak mungkin menyerahkan Bao'er. Oleh karena itu dia mengajukan syarat tersebut.
"Aku akan menukar gadis itu dengan sebuah Senjata Tingkat Raja. Dia hanyalah anak biasa, menyimpannya pun tak ada gunanya bagimu." Bai Wei berkata dengan wajah masam.
"Sudah kubilang, aku hanya mau gembok seribu hati. Jika kamu ingin putriku yang menggemaskan, bawa gembok itu. Kalau tidak, percuma kita berunding. Pikirkan baik-baik." Han Sen berkata sambil berbalik hendak kembali ke Dasar Laut.
"Gembok Seribu Hati telah melebur dengan ragaku. Jangankan memberikannya padamu, bahkan seandainya bisa, kau takkan mampu menggunakannya. Kini selain aku, tak ada yang bisa menggerakkannya." Bai Wei memanggil Han Sen, menggigit bibirnya lalu berkata: "Serahkan anak itu! Sumber daya Planet Angin selama setahun ini akan menjadi hakmu sepenuhnya."
Han Sen terkejut mendengarnya. Meski Planet Angin tandus, sumber daya seluruh planet selama setahun bukan jumlah kecil. Ternyata Bai Wei rela menukarnya dengan Bao'er, entah karena dia menyadari keistimewaan Bao'er atau ada rencana lain.
Seandainya motifnya murni untuk mencegah Bao'er jatuh ke tangan sampah masyarakat seperti Bai Yi, tindakan Bai Wei yang sudah mencapai level ini patut disebut luar biasa.
"Kamu ternyata mau menukar begitu banyak sumber daya untuk seorang gadis kecil, sepertinya anak ini tidak biasa. Sebagai pangeran, aku harus lebih memperhatikannya. Mungkin dia bisa bernilai lebih mahal. Setelah kucari tahu, baru kita bicara harga juga belum terlambat, haha..." Han Sen sudah kembali ke dasar laut sambil berkata demikian.
"Brengsek!" Bai Wei mengamuk dengan menembaki permukaan laut, tapi percuma saja.
"Brengsek itu!" Hampir bersamaan, permaisuri pangeran ras yao laut juga mencibir masam. Jelas dia sangat muak dengan perbuatan Bai Yi.
Andai bukan karena butuh status permaisuri, andai bukan karena butuh perlindungan Klan Huangji, mana mungkin dia mau menikahi sampah masyarakat seperti itu. Sekalipun hanya status formal, tetap membuatnya jijik. Sudah lama ingin membunuhnya langsung.
"Yang Mulia Santo Perempuan, ingatlah kepentingan besar. Lagipula Pangeran Keenam Belas masih keturunan Santo Perempuan generasi sebelumnya. Kita masih membutuhkannya untuk merebut Senjata Suci." Sesepuh ras yao laut di sampingnya menasihati.
"Semua karena darahku tidak murni, sulit membuka artefak suci sendirian. Kalau tidak, aku tak perlu bekerja sama dengan brengsek seperti itu." Permaisuri Pangeran berkata dengan penuh kebencian.
Tetua Ras Laut menghela napas pelan: "Ini memang tak bisa dihindari. Ras Laut kita telah punah, penerusan generasi kerabat yang bertahan hidup sulit dilakukan. Terpaksa kawin campur dengan ras lain. Baik kamu maupun Pangeran Keenam Belas mewarisi darah Santo Perempuan, tapi tak ada yang murni. Siapa pun tak bisa membuka artefak suci sendirian. Bekerja sama masih ada sedikit peluang. Demi kelangsungan Ras Laut kami, Yang Mulia Santo Perempuan, bersabarlah sedikit."
Permaisuri Pangeran tidak berkata apa-apa. Setelah melirik arah taman, dia berbalik menuruni tangga menuju sana.
Han Sen baru saja kembali ke taman. Sebelum sempat masuk ke paviliun kecil, tiba-tiba dia melihat permaisuri pangeran ternyata juga masuk.
"Kamu ke sini mau apa? Jangan-jangan kesepian sampai ingin kuhibur, Sayang?" Han Sen memicingkan mata sambil meniru-niru sifat asli Bai Yi.
“Beri aku gadis kecil ‘itu’.” Putri Kekaisaran berkata dengan ekspresi datar.
