Pangeran Bintang Pedang melirik ke arah Han Sen yang menjauh dengan penuh kebencian: "Kita pergi."
"Tuan Pangeran, apakah kita benar-benar akan mengurungkan niat?" Ksatria di sisi Pangeran Bintang Pedang bertanya dengan nada tidak rela.
Pangeran Bintang Pedang mendengus keras: "Orang-orangku sama sekali tidak akan mati sia-sia. Berani menumpahkan darah di dalam Taman Kaisar, Qilin Darah itu sudah pasti mati. Kita pergi ke Pengadilan Langit."
Han Sen menunggangi Qilin Darah menuju Pohon Kaisar, di dalam hatinya diam-diam merenung: "Aura keganasan Qilin Darah terlalu kuat. Saat motivasi membunuhnya muncul, aku tak sanggup menghentikannya. Untung yang mati hanya seorang ksatria, seharusnya masih ada jalan mundur untuk bernegosiasi."
Jarak ke Pohon Kaisar semakin dekat, tapi Naga Akar Utama tetap tak terlihat. Han Sen terpaksa melanjutkan langkah ke depan.
Naga Akar Utama muncul di lokasi yang berbeda-beda setiap kali. Jelas hoki Han Sen tidak begitu baik, tidak kebetulan bertabrakan dengan Naga Akar Utama.
Bangsawan yang mengejar dari belakang cukup banyak, tapi Han Sen tidak ambil pusing. Namun setelah beberapa saat, ia menyadari para bangsawan itu ternyata tidak lagi mengejar, membuatnya merasa agak aneh.
Setelah menyapu sekeliling area, ditemukan jarak ke Pohon Kaisar sudah sangat dekat. Batang pohon sebesar pilar penopang langit itu sudah berada di depan mata, paling jauh hanya tinggal seratus li lagi.
Dari sini sudah bisa melihat lipatan kulit pohon yang seperti ngarai di batangnya, namun Naga Kaisar di sekeliling tidak lebih besar dibanding yang ada di area pinggir.
Han Sen memperlambat langkahnya. Jelas wilayah ini agak berbeda dengan imajinasinya, ternyata semakin dekat Pohon Kaisar tidak berarti Naga Akar Utama semakin banyak.
Di atas seekor Naga Kaisar tak jauh dari sana, duduk seorang pria berjubah putih. Han Sen mengingat-ingat data dari Tuan Putih, akhirnya teringat identitas orang ini.
Pangeran ke-17 Bai Qingxia, menyandang gelar pria tampan nomor satu di Kerajaan Kaisar.
Di jalan seperti giok, di dunia tak ada duanya.
Sekitar seperti ini mungkin menggambarkan pria tampan seperti Pangeran Qingxia. Namun legenda mengatakan Pangeran Qingxia memiliki kelemahan fisik bawaan. Saat ibunya mengandung dia, mengalami luka berat yang memengaruhi janin dalam kandungan. Hal ini menyebabkan Pangeran Qingxia memiliki kerusakan bawaan lahir, dengan konstitusi fisik yang termasuk sangat lemah di antara Klan Huangji. Kondisi fisiknya tidak hanya jauh di bawah garis keturunan bangsawan, bahkan lebih rendah dibanding keturunan rakyat biasa Klan Huangji pada umumnya.
Selain kecantikannya yang memesona seluruh kerajaan, berbagai kisah heroik Pangeran Qingxia tidak begitu menonjol. Dia juga tidak terlibat dalam pertempuran perebutan kekuasaan dan persaingan. Mereka yang memperhatikannya biasanya hanya akan membahas pesona wajahnya yang luar biasa.
"Adik ke-17, apa yang kau lakukan di sana?" Han Sen menunggangi Qilin Darah mendekati Pangeran Qingxia, mengucapkan sesuatu untuk mengisi keheningan. Utamanya dia ingin mencari tahu mengapa hanya Pangeran Qingxia yang berada di sini, sementara pangeran dan putri lainnya tidak datang mendekat.
Pangeran Qingxia memiliki mata bagaikan bintang, wajahnya yang tegas seperti patung marmer, hanya saja kulitnya terlihat pucat kehijauan dengan aura sakit.
Seolah tak menyangka Han Sen akan berbicara padanya, Pangeran Qingxia memandanginya sejenak sebelum berkata dengan datar: "Datang ke sini tentu untuk mendapatkan perlindungan ukiran Kaisar. Bukankah Kakak Enambelas juga demikian?"
"Ahem, aku cuma sekadar jalan-jalan." Han Sen langsung menyadari kedatangannya mungkin kurang tepat. Ia sama sekali tak paham maksud "perlindungan ukiran Kaisar".
"Tapi mungkin ini terkait tulisan suci di daun Pohon Kaisar. Hanya saja bagaimana cara mendapatkannya? Apa harus memetik daunnya?" gumamnya dalam hati.
Pangeran Qingxia tersenyum tenang: "Sudah datang sampai sini, buat apa berpura-pura? Dengan kemampuan Kakak memahami patung leluhur, pastilah naungan perlindungan Kaisar akan tercapai."
"Adik ke-17 ingin mendapatkan ukiran Kaisar, Kakak tidak akan mengganggumu. Aku akan berkeliling dulu." Han Sen berbalik hendak pergi.
Karena belum memahami cara mendapatkan ukiran Kaisar, tinggal di sini berisiko menunjukkan kelemahan tersembunyi. Lebih baik mundur sementara, baru kembali setelah memastikan mekanisme sebenarnya.
Tiba-tiba Pangeran Qingxia melesat bagai angin, dalam sekejap mata telah menghadang jalan Han Sen.
"Waktu kebangkitan ukiran Kaisar masih lama. Qingxia penasaran dengan pencerahan Kakak ke-16 dari patung leluhur. Mari kita bertukar ilmu sebentar." Tanpa menunggu jawaban, telapak tangan bercahaya putihnya telah menyambar.
Jari-jarinya yang jenjang memancarkan sinar keputihan, memadukan keanggunan feminin dengan aura maskulin yang tegas.
Han Sen melihat telapak tangan itu datang, gerakan yang terlihat ringan tanpa tenaga, namun memiliki kesan samar yang membuat orang sulit menilai, membuat hatinya merinding.
"Katanya kondisi fisik Pangeran Qingxia lemah, sulit meraih pencapaian di jalan evolusi. Tapi kini terlihat tidak demikian. Satu telapak tangan ini saja sudah melebihi orang biasa." Han Sen mengerutkan kening halus.
Qilin Darah yang ditungganginya menggeram dengan amarah tertahan, ingin menerjang. Han Sen cepat-cepat menghentikannya.
Aturan Taman Kaisar tentang larangan membunuh dibuat untuk melindungi pangeran dan putri. Membunuh seorang ksatria masih ada jalan mundur, tapi jika sampai membunuh pangeran... bukan hanya Qilin Darah, bahkan Han Sen sendiri akan bernasib sial.
Setelah menghentikan Qilin Darah, Han Sen melompat bangkit dari punggung makhluk itu, menghadang Pangeran Qingxia dengan satu pukulan.
Pukulannya ini adalah yang ortodoks, dipahami dari patung batu leluhur. Hanya saja orang biasa hanya melihat cahaya bayangan leluhur, sementara dia menyaksikan secara langsung patung batu leluhur yang mengevolusikan.
Dor!
Pukulan dan telapak tangan bertemu, baik Han Sen maupun Pangeran Qingxia sama-sama tubuhnya sedikit bergetar, terbang mundur tanpa sadar. Tak ada yang unggul.
Pukulan Han Sen ini mengandung kekuatan. Meski hanya kekuatan bidang satu lapis, tetap tidak bisa diremehkan. Pangeran Qingxia ternyata bisa imbang tanpa ekspresi, jelas bertentangan dengan tubuh sakit-lemah dalam legenda.
"Di dalam Klan Huangji memang penuh naga tersembunyi dan harimau yang berbaring. Tak boleh ada yang diremehkan," gumam Han Sen dalam hati.
Banyak pangeran dan putri kerajaan di kejauhan yang melihat kejadian ini pun terkejut di dalam hati.
Pangeran Keenam Belas Bai Yi terkenal berwatak pemarah dan keserakahan yang belum berkembang, sementara Bai Qingxia telah lama dikenal dengan kondisi sakitnya. Sungguh aneh melihat dua pangeran seperti ini justru bertarung di bawah Pohon Kaisar.
Seandainya di wilayah lain mungkin masih bisa dimaklumi, namun area 100 li di bawah Pohon Kaisar adalah daerah perlindungan naungan Kaisar. Bahkan talenta langka seperti Bai Wuchang dan Bai Lingshuang pun tidak akan sembarangan memasuki area ini, apalagi dua pangeran seperti mereka.
Bukan berarti ada bahaya di area naungan Kaisar - sama sekali tidak berisiko. Namun daerah ini merupakan tempat terkumpulnya aura Kaisar dan kabar gembira dari Pohon Kaisar. Jika mendapatkan pengakuan Pohon Kaisar, secara alami akan mendapat perlindungan ukiran Kaisar.
Jika tidak mendapat pengakuan, tetap bisa berdiri di sana, namun tidak akan ada ukiran Kaisar yang melindungi tubuh.
Meski semua pangeran dan putri kerajaan berharap mendapat perlindungan ukiran Kaisar, namun tanpa keyakinan penuh, tak seorang pun berani mencoba sembarangan. Mereka khawatir tidak mendapatkan naungan ilahi, atau jumlah ukiran suci yang turun terlalu sedikit - hal itu hanya akan mengundang cemoohan sebagai tanda ketiadaan berkah.
