“Saudara, jangan bikin ulah dong, aku cuma mau dapat dua ukiran Kaisar dengan polos, eh, satu saja cukup, bisa baik-baik nggak ini?” Han Sen merasa jiwa mudanya hampir tak tahan diguncang seperti ini, ini benar-benar menguji daya tahan jantungnya.
Untung dia tidak punya penyakit jantung, kalau tidak begini-beginian terus, pasti pembuluh darahnya meledak.
Ukiran-ukiran Kaisar berjatuhan dari langit, suasana itu tak bisa digambarkan, kilau-kilau emas bagai komet yang menghujam deras, seperti gerombolan besar kecebong emas yang mengalir deras ke arah Han Sen.
Di mata kanan Han Sen memancarkan cahaya aneh, empat pupil Lensa Mata Kupu-Kupu Ungu berputar cepat, mengawasi ketat ukiran-ukiran Kaisar yang bertebaran di angkasa.
Ini sama sekali tidak normal, belum pernah kudengar Pohon Kaisar bisa bermain seperti ini, apalagi dengan segudang ukiran Kaisar yang jatuh, kalau semuanya masuk ke dalam raganya, Han Sen benar-benar khawatir tubuhnya akan meledak.
Sebaik apa pun abalone dan sirip ikan hiu, kalau dimakan sampai terlalu kenyang tetap bisa mematikan. Denganukiran Kaisar yang berjatuhan dari pohon seperti ini, nanti bukan hanya lambung, mungkin seluruh raga akan meledak.
Melalui Lensa Mata Kupu-Kupu Ungu, Han Sen melihatukiran-ukiran Kaisar itu tersusun dari rantai keteraturan misterius, merupakan entitas energi aturan murni.
Setiapukiran Kaisar terdiri dari rantai keteraturan partikel energi bersifat tunggal,ukiran itu sendiri tidak bermasalah.
Tiba-tiba, sorot mata Han Sen berkedip. Dia menemukan sesuatu yang luar biasa, penemuan ini membuat jantungnya hampir berhenti berdenyut.
Kecualiukiran Kaisar '' pertama, lainnya berhamburan jatuh. Meski begitu, tetap ada perbedaan kecepatan jatuh.
Han Sen mengamati urutan jatuhnya. Dengan '' sebagai pembuka, langsung terlihat hal yang sulit dipahami.
"Basis...Akibat...Sesuatu...Ucapan..." Han Sen membaca sesuai urutan jatuhnya ukiran Kaisar. Empat karakter pertama yang terbaca ternyata membentuk frasa "Genetika Naratif".
"Apakah ini sekadar kebetulan?" Han Sen tidak percaya ini benar-benar hanya kebetulan.
Segala sesuatu di dunia ini terlihat penuh kebetulan, namun sebenarnya ada hubungan tak terhindarkan di baliknya. Hanya saja wawasan makroskopis orang biasa tidak mencapai tingkat untuk melihat keterkaitan antar kebetulan itu.
Han Sen ingin terus membaca, namun ukiran 'basis' telah menimpa dahinya dan langsung melebur ke dalam.
Raga Han Sen memancarkan aura kokoh. Kegelisahan di seluruh dirinya seolah menguap, aura yang dipancarkannya seperti telah mengalami endapan selama jutaan tahun, terasa padat nan misterius.
Krek! Krek! Krek!
Satu per satu ukiran Kaisar menyatu ke dalam raga Han Sen. Karena jumlahnya terlalu banyak, beberapa ukiran tak sempat masuk ke dahinya dan langsung menerobos masuk ke tubuhnya.
Ukiran-ukiran Kaisar bagai meteor berhamburan dari segala penjuru masuk ke tubuh Han Sen. Aura di sekujur tubuhnya terus berubah seiring masuknya ukiran-ukiran itu.
Sekeliling sunyi senyap. Semua orang bagai patung yang membeku, terpaku menatap Han Sen di bawah Pohon Kaisar. Bola-bola cahaya hasil transformasi ukiran Kaisar silih berganti menerjang masuk ke tubuhnya.
Semua terjadi terlalu cepat. Senyum lebar di wajah mereka membeku sebelum sempat mereka sembunyikan. Ekspresi wajah mereka tampak masam dan penuh keheranan.
Nyonya Jing juga tertegun seperti patung. Sikap anggun seorang putri telah lenyap. Bibir merahnya menganga lebar, wajahnya pucat, lama tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Selama bertahun-tahun ia memimpin Chunyu, diam-diam melakukan hal-hal kotor untuk Kaisar Putih yang tidak bisa dilakukan Klan Huangji secara terbuka. Singkatnya, Chunyu adalah organisasi pembunuh atau bajak laut antariksa.
Nyonya Jing yang telah menyaksikan jutaan hal aneh selama ini, tetap terkejut hingga kehilangan sikap di hadapan peristiwa ini.
Pemandangan ukiran Kaisar berjatuhan dari pohon itu, mungkin belum pernah terlihat sejak Klan Huangji mendominasi Pohon Kaisar.
Sepanjang 70 dinasti Klan Huangji, dari sekian banyak pangeran dan putri berbakat langka, rekor terbanyak yang pernah diperoleh seorang pangeran hanyalah 100 lebih ukiran Kaisar - suatu pencapaian yang belum pernah ada sebelumnya.
Namun dibandingkan dengan Bai Yi sekarang, prestasi pangeran itu hampir bisa diabaikan. Ukiran-ukiran Kaisar yang berjatuhan bagai galaksi bintang yang meluap itu jumlahnya tak terhitung, setidaknya mencapai puluhan ribu.
Taman Kaisar telah sunyi senyap, hanya tersisa kilau cahaya dari ukiran-ukiran Kaisar yang menghantam tubuh Han Sen lalu menyebar ke segala penjuru.
Saat ini Han Sen juga terkejut dalam hati. Denganukiran Kaisar yang terus menerobos ke dalam raganya, Genetika Naratif ternyata mulai beroperasi dengan kegilaan.
Genetika Naratif yang sebelumnya ibarat mobil sport tanpa bahan bakar, kini seolah disuntik bahan bakar premium. Mesin penggeraknya meraung mengerikan layaknya dengung mesin berfrekuensi tinggi, melesat dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
Bahkan tenaga tulang iblis yang tersimpan dalam tubuhnya pun dieksploitasi dan dimurnikan secara paksa, terus-menerus mendorong Genetika Naratif untuk meningkatkan kemampuannya.
Proses yang sebelumnya lambat ini kini seperti disuntik darah, menghancurkan lapisan demi lapisan hambatan, menuju ambang pintu level Adipati.
"Memang terkait Genetika Naratif! Bersiap dirilah, apa yang sebenarnya terjadi ini?" Di balik keterkejutannya, Han Sen juga merasakan gejolak kegembiraan.
Bahagia karena Genetika Naratif berprospek naik ke tingkat Adipati, namun juga tegang karena proses kenaikan ini terjadi di tempat seperti ini. Meski semua terjadi di dalam tubuhnya dan mustahil terlihat oleh orang biasa, Klan Huangji memiliki terlalu banyak petarung kuat mengerikan. Siapa bisa memastikan tak ada ahli yang mampu melihat transformasi dalam tubuhnya?
Han Sen mati-matian berusaha menghentikan operasi Genetika Naratif, berupaya menahan levelnya di Marquis dulu. Dia ingin menunggu sampai tiba di wilayah aman yang tak berpenghuni baru mencoba meningkatkan ke level Adipati.
Tapi percuma. Didorong terus oleh ukiran Kaisar, Genetika Naratif sudah tak bisa dihentikan lagi. Ia melaju gila-gilaan bagaikan mobil sport dengan rem blong di jalan tol.
"Jawaban apaan itu! Kalau memang tak bisa berhenti, serbu sampai titik darah penghabisan!" Han Sen kini tak lagi peduli. Dengan mengatupkan gigi, ia mengkoordinasikan energi tubuhnya bersama operasi Genetika Naratif, menghantam habis-habisan hambatan menuju level Adipati.
Kekuatan Tulisan Kaisar terlalu dahsyat. Jika Han Sen tidak mengoperasikan Genetika Naratif untuk menghabiskan tenaga yang diberikan Tulisan Kaisar guna mencapai terobosan, tenaga itu sangat mungkin akan membuat raganya meledak.
Hampir tanpa suspense, Genetika Naratif didorong oleh Tulisan Kaisar langsung menerobos hambatan dan mencapai Level Adipati dalam sekejap.
Kekuatan mantra langsung membentuk tubuh atribut. Han Sen awalnya mengira ini akan menyebabkan perubahan raganya yang cukup signifikan sehingga menarik perhatian orang lain.
Namun Han Sen segera menyadari, sama sekali tidak terjadi hal seperti itu. Sebab Tulisan Kaisar terus menerjang ke dalam raganya, membuat aura di sekujur tubuhnya terus berubah: seperti gunung, seperti laut, seperti api, seperti naga, seperti wibawa, seperti penjara. Seolah-olah kehendak segala sesuatu di alam semesta termanifestasikan seluruhnya pada diri Han Sen.
Di bawah perubahan aura yang begitu rumit itu, sedikit perubahan eksternal akibat kenaikan ke Level Adipati dan transformasi menjadi tubuh atribut sama sekali tidak mencolok, hampir tak terdeteksi.
