"Kecuali aku gila, baru mau mencuri barang ke dalam Menara Takdir Langit bersamamu." Han Sen sama sekali tidak berniat mempertimbangkan kerja sama dengan Hu Fei.
Sekarang identitasnya belum terekspos, setidaknya masih bisa bertahan sebentar. Mencuri di Menara Takdir Langit itu sama saja dengan mengirim kill gratis.
"Yang Mulia Pangeran... Yang Mulia Pangeran..." Han Sen sedang bersiap mencari varietas langka level Adipati, tiba-tiba mendengar suara Lili mendekat.
"Aku hanya ingin membunuh monster kecil untuk dapat gen varietas langka, bisakah membiarkanku tenang sebentar?" Han Sen merasa frustasi, sementara pelayan kecil ras yao laut bernama Lili sudah berenang mendekat sambil terus memanggil "Yang Mulia Pangeran".
Lili juga berasal dari ras yao laut, namun dibesarkan langsung oleh ibu Bai Yi. Dia tidak satu kelompok dengan Lan Haixin dan lainnya. Kini hanya tersisa satu pelayan di sisi Bai Yi.
Mungkin karena ingin membalas budi ibu Bai Yi, Lili terus setia mendampingi Sang Pangeran. Ia mengurus segala keperluan dengan penuh dedikasi, menunjukkan kesetiaan yang patut dipuji.
"Yang Mulia... Syukurlah Anda di sini... Utusan dari Pengadilan Langit... Mereka bilang Qilin Darah melanggar Peraturan Taman Kaisar..." Lili mendekat sambil terengah-engah menyampaikan pesan.
Han Sen mengerutkan kening halus: "Sekarang mereka ada di mana?"
Insiden pembunuhan ksatria Pangeran Jianxing oleh Qilin Darah di Taman Kaisar memang mustahil diabaikan. Tapi tak disangka respons mereka begitu cepat.
"Di Kuil Samudra. Putri Mahkota sedang menjamu mereka. Beliau meminta Yang Mulia segera kembali untuk memberikan pertanggungjawaban," jelas Lili.
“Baik, aku akan segera kembali untuk memberikan pertanggungjawaban pada mereka.” Han Sen terpaksa mengurungkan niat berburu varietas langka, lalu bersama Lili kembali ke kota bawah laut.
Lan Haixin duduk dengan ekspresi datar di dalam istana, kondisi hatinya saat ini sangat buruk.
Sebelumnya ketika Han Sen bersembunyi di taman, dialah yang mengurus para bangsawan kerajaan yang datang. Andai bukan karena masih membutuhkan Han Sen untuk bersama mengaktifkan artefak suci ras yao laut, Lan Haixin sama sekali tidak akan ikut campur urusan Han Sen.
Kini bahkan Aula Hukuman Langit pun mendatangi mereka. Ini sudah bukan persoalan yang bisa diselesaikannya, tentu hanya bisa diandalkan Han Sen sendiri untuk menyelesaikannya.
Lan Haixin tak tahu bagaimana Bai Yi akhirnya mendapatkan ukiran Kaisar yang melindungi raga. Tapi mengenai kemampuan Bai Yi menciptakan masalah, dia justru paham betul.
"Baru saja mendapatkan seorang Ksatria setengah mitos yang kuat, langsung menimbulkan masalah besar dengan membunuh di Taman Kaisar. Sekarang bahkan Aula Hukuman Langit turun tangan. Qilin Darah itu mungkin tak bisa diselamatkan." Lan Haixin merenung diam-diam.
"Siapa yang mencari Sang Pangeran?" Han Sen masuk bersama Qilin Darah dari luar.
"Chu Nan dari Aula Hukuman Langit menghadap Yang Mulia Pangeran." Seorang petarung setengah mitos yang memimpin rombongan memberi hormat ringan.
"Oh, Kepala Chu. Ada keperluan apa dengan diriku?" Han Sen sengaja bertanya meski sudah tahu jawabannya.
Chu Nan memberi isyarat pada seorang sekretaris di sisinya. Sang sekretaris membuka dokumen untuk diperlihatkan sementara Chu Nan menjelaskan: "Yang Mulia, kami terpaksa datang menahan Qilin Darah Anda karena telah membunuh ksatria Pangeran Jianxing di Taman Kaisar. Laporan ini langsung dari Yang Mulia Jianxing ke institusi kami."
Sambil berkata demikian, dua orang sekretaris di sisinya hendak maju untuk menahan Qilin Darah, namun dihentikan oleh Han Sen yang mengulurkan tangannya.
Chu Nan berkata dengan nada kesal: "Yang Mulia Pangeran, ini adalah perintah resmi dari Pengadilan Hukuman Langit. Harap Yang Mulia tidak mempersulit kami. Jika hari ini kami tidak bisa membawanya kembali, nanti Dekan terpaksa datang langsung ke sini, dan situasinya akan semakin rumit."
Han Sen tersenyum: "Aku tidak akan mempersulit kalian. Qilin Darah adalah ksatria-ku. Tindakannya menumpahkan darah di Taman Kaisar pun berdasarkan perintahku. Jadi akulah dalang sebenarnya, dosaku lebih berat darinya. Aku akan ikut bersama kalian - tanpa aturan tak akan ada tatanan. Hakimilah sesuai hukum. Sebagai pangeran, sudah seharusnya aku patuh pada aturan."
Sambil mengucapkan itu, Han Sen merentangkan kedua tangannya, memberi isyarat pada Chu Nan untuk memasang gembok dan membawanya pergi.
"Chu Nan dan para sekretaris sempat tertegun sejenak. Meski kasus pembunuhan di Taman Kaisar pernah terjadi sebelumnya—bahkan beberapa melibatkan pangeran yang secara langsung menumpahkan darah—pada akhirnya selalu ada ksatria yang dijadikan kambing hitam. Namun di sini justru berbalik: seorang pangera malah mau menanggung dosa untuk ksatrianya, membuat ekspresi mereka dipenuhi keanehan."
"Yang Mulia Pangeran, kami mohon maaf. Kami tidak akan memborgol Anda, namun harap ikuti kami untuk keputusan datang." Chu Nan memang tidak memborgol Han Sen, tetapi juga tidak berniat melewatkannya.
Bukan tidak pernah ada pangeran atau putri yang dikurung di Departemen Hukuman Langit. Jika Han Sen bersikeras menanggung kesalahan ini, tentu tak ada yang bisa menghentikannya.
Hubungan emosional antara Pangeran Jianxing dengan Departemen Hukuman Langit begitu rumit. Kasus Qilin Darah ini wajib dipertanggungjawabkan. Bai Yi yang secara sukarela mengaku bersalah justru menjadi solusi terbaik, sekaligus memuaskan harga diri Pangeran Jianxing.
"Lan Haixin memandangi Han Sen dan Qilin Darah dibawa pergi dengan ekspresi masam: "Anggota ini gila apa? Demi satu mount sampai diri mereka juga harus mendekam di penjara, muka pangeran sudah dilemparkannya ke mana-mana."
Han Sen mengikuti Chu Nan kembali ke Aula Hukuman Langit, sementara dikurung di ruang penjara sambil menunggu putusan resmi sebelum dipindahkan ke penjara utama.
"Bai Yi ternyata mau memikul sendiri tuduhan menumpahkan darah di Taman Kaisar? Dia gila?" Pangeran Jianxing menunjukkan ekspresi terkejut setelah mendengar kabar ini.
Tapi sekejap kemudian wajahnya berseri-seri: "Sangat berkenan! Kalau dia ingin mati biarkan saja. Untuk kejahatan menodai Taman Kaisar, meski seorang pangeran tetap harus mendekam ratusan tahun!"
Dekan Fakultas Hukum yang sedang merapikan bonsai di samping tersenyum mendengar pertanyaan itu: "Kalau bangsawan biasa, pasti hukuman mati. Tapi dia kan pangeran, yang mati cuma seorang ksatria. Paling lama dihukum belasan tahun, meski lama sebenarnya masih belum jelas."
"Belasan tahun pun cukup." Mata Pangeran Jianxing berbinar licik: "Ngomong-ngomong, si Qilin Darah itu jangan dilepas. Mau menyelamatkan sesuka hatinya? Dia pikir dirinya siapa?"
"Tentu saja, hukum Klan Huangji itu adil. Tak akan memfitnah orang baik, tapi juga tak melewatkan orang jahat." Dekan Fakultas Hukum berkata datar.
Han Sen dan Qilin Darah dibawa Chu Nan ke ruang tahanan. Saat membuka pintu, Chu Nan berkata: "Yang Mulia Pangeran, mohon dimaklumi untuk sementara."
Han Sen tidak langsung masuk. Ia menatap Chu Nan: "Kepala Chu, bisakah Anda membantuku?"
"Ini..." Chu Nan tampak ragu.
"Bukan hal besar. Bolehkah dia satu sel denganku?" Han Sen membelai kepala Qilin Darah sambil bertanya.
"Ini tidak masalah..." Chu Nan memandangi Han Sen dengan raut wajah penuh keanehan, setelah ragu sejenak berkata: "Yang Mulia Pangeran, apakah Anda benar-benar berniat menerima hukuman ini?"
"Aku justru ingin menerimanya, tapi khawatir orang lain tidak mengizinkan." Han Sen berkata dengan datar.
Chu Nan mendengarnya merasa bingung. Situasi Bai Yi juga ia pahami, meskipun belakangan melakukan dua hal besar yang menggemparkan Klan Huangji, tapi itu tidak bisa membebaskannya dari hukuman. Dengan latar belakang Bai Yi, selama Pangeran Jianxing tak mau menyerah, pasti ia akan mendekam di penjara.
Jangankan Bai Yi, bahkan jika Putra Mahkota sendiri datang - mencari Ksatria sebagai tumbal tidak masalah. Tapi jika seperti Han Sen yang mengaku sendiri, pasti juga akan dipenjara.
