Setelah kembali ke kota bawah laut, Han Sen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Bao'er di sisi Lan Haixin guna mengantisipasi tindakan nekat yang mungkin dilakukan Lan Haixin.
Kematian para pelayan masih bisa ditolerir dan tidak akan memicu masalah. Namun jika Putri Mahkota tewas, ini bukan lagi persoalan internal Planet Air yang bisa diselesaikan sendiri. Pasti akan menarik perhatian Kaisar Putih dan klan, sehingga Han Sen tetap membiarkan Lan Haixin hidup.
Untunglah ada Bao'er yang selalu mengawasi Lan Haixin, sehingga tidak perlu khawatir dengan niat buruknya.
"Enam Belas, bagaimana pertimbanganmu?" Gambar Bai Lingshuang muncul di alat komunikasi.
"Nanti kita bicarakan lagi, aku juga tidak punya kendali apakah bisa naik ke puncak Gunung Huagu. Kalau sekarang aku setuju, tapi nanti gagal, bukankah itu berarti aku berselingkuh dari kakak?" Han Sen berkata.
"Tidak apa-apa. Asalkan kau berjuang maksimal, kakak tidak akan menyalahkanmu baik menang maupun kalah. Imbalan yang seharusnya kau terima, satu poin pun tidak akan kurang." Bai Lingshuang berkata.
"Seperti ini tidak tepat, bukan?" Han Sen ragu-ragu.
"Enam Belas, kalau ingin sesuatu langsung katakan. Dengan kakak tidak perlu terlalu formal. Jika kau menginginkan Xue'er, kakak bisa mengirimnya padamu." Bai Lingshuang tersenyum bahagia.
"Kakak benar-benar mau memberikanku Xue'er?" Wajah Han Sen menunjukkan obsesi.
Bai Lingshuang tersenyum: "Enam Belas, ras rubah tidak kredibel. Kau tidak benar-benar ingin seorang Ksatria rubah di sisimu, bukan?"
“Kakak Kesepuluh enggan?” Han Sen berkata dengan nada tidak senang.
Bai Lingshuang menggelengkan kepala perlahan: “Pria hampir tidak punya resistensi terhadap Klan Rubah Pesona. Bukan Kakak tidak mau memberimu, tapi khawatir kalau-kalau kamu nanti bermasalah.”
“Kalau Kakak Kesepuluh enggan memberikan Xue'er, maka berikan aku gen varietas langka tingkat Raja, 100 unit.” Han Sen berkata dengan wajah masam.
Han Sen sebenarnya juga tidak berniat mengambil Xue'er, ini hanya sebagai proses pengkondisian untuk mendapatkan gen varietas langka.
100 unit gen varietas langka tingkat Raja bukan jumlah kecil. Bahkan Bai Lingshuang yang mendengar angka ini mungkin akan gigi ngilu setengah hari.
Tentu saja, jika Bai Lingshuang benar-benar setuju menyerahkan Xue'er padanya, Han Sen juga bersedia menerimanya. Bisa menggenggam Xue'er di tangan akan menjadi alat kontrol terhadap Hu Fei, bagaimanapun juga tidak ada ruginya.
Bai Lingshuang mengerutkan kening halus. Jelas, jumlah 100 unit gen varietas langka tingkat Raja ini terlalu besar. Dengan kekayaannya sekalipun, tidak mungkin dia menyetujui sembarangan.
Merenung sejenak, Bai Lingshuang menatap Han Sen: "Begini saja Enam Belas, pertama kukirimkan lima puluh unit gen varietas langka tingkat Raja. Jika kau bisa membantuku mencapai puncak Gunung Tulang Terintegrasi, sisanya lima puluh unit akan kusempurnakan. Jika gagal, lima puluh unit itu sebagai uang lelah. Bagaimana menurutmu?"
"Baik." Han Sen langsung menyetujui. Bagaimanapun juga dia akan mendapat lima puluh unit gen varietas langka tingkat Raja - ini jelas kesempatan emas baginya.
"Kau yang datang ke Yemei City, atau kakak yang mengirimkannya?" Bai Lingshuang merapikan helai rambut di dahinya, berkata datar.
"Lebih baik aku ke Yemei City. Aku juga rindu Xue'er. Kakak pasti tak pelit mengizinkannya menemaniku semalam lagi?" Han Sen berkata dengan serakah.
Meski jijik melihat keserakahan Han Sen, Bai Lingshuang tetap mengiyakan.
Dengan Bao'er dan burung merah kecil bertahan di kota bawah laut, Han Sen tidak khawatir Lan Haixin dan Lili akan mengalami masalah.
Prosesnya berjalan lancar, Han Sen kembali menginap di ruangan Xue'er semalam, namun hanya tidur dan beristirahat, sekalian mencari informasi terkini dari Xue'er.
Membawa lima puluh unit gen varietas langka tingkat Raja, Han Sen masih enggan menggunakannya. Setelah mencapai level Raja, gen Adipati sudah pasti tak berguna. Harus menyerap gen varietas langka tingkat Raja. Menggunakannya saat masih level Adipati sungguh pemborosan.
Menyimpan semua gen varietas langka tingkat Raja, Han Sen langsung pergi ke Taman Kaisar untuk terus menyerap aura kaisar guna meningkatkan gen Adipatinya.
Kini Bai Yi termasuk salah satu sosok penting di antara para pangeran dan putri kerajaan. Asal Han Sen tidak menantang pangeran-putri yang benar-benar mengerikan, merebut seekor Naga Akar Utama sebenarnya tidak sulit.
Karena aura kaisar yang prima, Han Sen bisa menambah gen Adipati dalam jumlah signifikan setiap hari. Bahkan sebelum ujian tengah tahun tiba, keempat teknik gen-nya telah membuka tiga kunci gen.
Tulang Giok dan Kulit Es adalah tubuh atribut yang memperkuat raga sekaligus memiliki efek beku dan kekuatan segel; Darah Jahat adalah tubuh atribut yang menggabungkan kekuatan garis keturunan darah dengan genetika; Jing Dongxuan sepertinya tubuh atribut yang memadukan waktu dan ruang, tapi ada perbedaan mendasar - Han Sen sendiri belum bisa menjelaskan aliran spesifik teknik ini.
Tubuh atribut Genetika Naratif tetap konsisten dengan kemampuan stabilisasi penuh abadi. Setelah terbentuk, kekuatan stabilisasi ini menjadi semakin fleksibel dan multifungsi. Jika diterapkan dengan baik, bisa menunjukkan peran yang sangat kuat.
Dan setelah Genetika Naratif membuka kunci gen ketiga, Han Sen mulai merasakan bahwa saat mengoperasikan Genetika Naratif, seolah ada hubungan samar-samar dengan baju zirah kristal hitam. Meski hubungan ini sangat lemah, Han Sen benar-benar merasakan adanya vitalitas dan kesadaran di dalam baju zirah kristal hitam.
"Apakah baju zirah kristal hitam sendiri adalah entitas kehidupan? Atau ada sesuatu di dalamnya?" Han Sen tiba-tiba tak bisa menebak.
Benang hubungan itu terlalu tipis, kadang ada kadang hilang. Saat bisa dirasakan, hanya berupa persepsi samar-samar.
"Setelah Kenaikan Mantra mencapai level Raja, seharusnya bisa memahami baju zirah kristal hitam lebih jauh. Mungkin akhirnya tahu apa sebenarnya benda ini." Han Sen diam-diam berspekulasi di hati.
Belakangan ini Taman Kaisar sangat harmonis. Para pangeran dan putri sedang sibuk mempersiapkan ujian tengah tahun tahunan. Tak ada yang mau membuat masalah sebelum ujian.
Han Sen meninggalkan Taman Kaisar menuju kota bawah laut, namun tak lama setelah pergi, tiba-tiba merasakan aura tidak wajar muncul di kursi belakang pesawat ruang angkasa.
Saat menoleh, dilihatnya Hu Fei entah sejak kapan sudah duduk di sana.
"Kenapa kamu datang?" tanya Han Sen sambil tetap memfokuskan pandangan ke depan mengemudikan pesawatnya.
Hu Fei yang duduk di belakang tersenyum bahagia berkata: "Aku mencarimu demi urusan Menara Takdir Langit."
"Kakak Hao, sekarang banyak orang mulai mencurigaiku. Aku sendiri masih kesulitan menjaga diri, mana berani cari masalah?" kata Han Sen.
"Sekarang ada kesempatan terhampar di depanmu. Tak perlu ambil risiko, cukup raih tiga besar dalam ujian besar, maka kau akan mendapat hak masuk Menara Takdir Langit," jelas Hu Fei.
"Peringkat tiga besar berhak masuk Menara Takdir Langit?" Han Sen tertegun sejenak. Jika benar ada peluang, tentu ia ingin memasuki menara itu sekali saja.
"Benar. Asal masuk tiga besar, kau bisa masuk," Hu Fei mengangguk penuh keyakinan.
"Aku tetap tidak punya kesempatan. Di antara para pangeran dan putri, ada dua petarung kuat yang termitosis. Ditambah banyak yang hampir mencapai tahap mitos, mengapa aku harus berusaha masuk tiga besar?" Han Sen menggelengkan kepala.
Hu Fei mencibirkan bibir: "Masuk tiga besar, atau aku akan mengungkapkan bahwa kamu membunuh Bai Yi. Kamu sendiri yang pilih."
"Hal yang mustahil bagaimana bisa kulakukan? Pakai akal sehat dong!" Han Sen tak mendengar suara Hu Fei. Saat berbalik, wanita yang duduk di belakang itu sudah menghilang.
