Aura pedang menembus keluar dari tubuh Han Sen. Ini bukan hal mengejutkan, karena semua orang sedang memahami aura pedang. Para pangeran dan putri klan masing-masing memancarkan aura pedang yang menusuk langit.
Hanya saja aura pedang Han Sen agak berbeda. Ini bukan hasil pemahaman, melainkan aura Pedang Harga Diri yang telah digandakan langsung ke tubuhnya lalu dilepaskan.
Seketika aura pedang menyerbu segalanya, langsung menekan aura pedang semua pangeran dan putri di puncak gunung. Bahkan aura pedang Pangeran Keempat dan Putri Kedua yang sudah mencapai tingkat mitos pun seketika terkalahkan oleh Han Sen.
Di seluruh puncak Gunung Huagu, hanya aura pedang Han Sen yang beradu gemerlap dengan tulisan "Harga Diri Terintegrasi Sempurna", bagai dua pedang legendaris yang terus berdebatan. Aura pedang lainnya tertutupi tanpa sisa.
"Bagaimana mungkin..." Wajah para pangeran dan putri berubah pucat. Bahkan Pangeran Keempat dan Putri Kedua pun terlihat kaget luar biasa, mata mereka membelalak tak percaya ke arah Han Sen yang berada di barisan paling belakang.
Bai Lingshuang sampai membelalakkan matanya seolah melihat hantu.
Bai Wei hanya diam menggigit bibirnya, ekspresinya berubah-ubah tak karuan.
Aura pedang yang dipancarkan Han Sen ternyata bisa menandingi tulisan "Harga Diri Terintegrasi" - sesuatu yang bahkan pejuang pedang mitos sekalipun tak mampu lakukan!
Terstimulasi oleh aura pedang yang dipancarkan Han Sen, aura pedang pada empat karakter "Ao Gu Tian Cheng" semakin menjadi-jadi, hampir seperti badai yang menyapu segalanya.
Aura pedang Han Sen sendiri sebenarnya adalah replika dari aura pedang pada "Ao Gu Tian Cheng", sama persis dengan aslinya, dan justru semakin teraktivasi oleh sumber aslinya.
Persis seperti bertarung dengan cerminan diri sendiri, hanya saja kali ini pertarungan terjadi melalui benturan aura pedang tanpa daya penghancur nyata. Namun bahkan hanya dengan ini, para pangeran dan putri sudah terkena imbas - aura pedang mereka tertekan oleh dua kekuatan yang mencapai puncak kegarangan, yang dengan tingkat kekuatan lebih rendah hampir hancur lebur.
Para bangsawan dengan kemampuan lebih lemah mulai mengeluarkan darah dari sudut bibir, terpaksa mundur dari puncak gunung untuk menghindari gelombang pertempuran aura pedang yang mengerikan itu.
Sebenarnya aura pedang tidak akan benar-benar melukai raga mereka, tapi terlalu parah dalam merusak Kehendak. Jika Kehendak runtuh, kerusakan pada jalan kultivasi akan sangat besar.
Dua aura pedang mengganas di seluruh puncak Gunung Huagu. Han Sen yang berada di dalamnya justru mendapatkan banyak Hasil.
Meski aura pedang ini sama sekali tidak cocok untuknya, tapi kini raganya sendiri secara langsung menggunakan Aura Pedang Harga Diri dan terus bertarung dengannya. Bagaimanapun juga, dia berhasil mempelajari beberapa hal.
"Entah apakah Dewi Air bisa menggandakan nuansa makhluk hidup. Jika bisa, aku ingin mempelajari teknik gen apa pun: cukup kuasai gerakan dasar dan mantra, lalu cari petarung kuat yang telah menguasai teknik tersebut hingga level tertinggi. Biarkan Dewi Air menyalin nuansanya, lalu tempelkan padaku untuk berlatih. Latihan apa pun akan puluhan kali lebih efektif..." Han Sen semakin berpikir semakin merasa Sukacita.
Tapi tepat saat Han Sen sedang bersukacita, tiba-tiba mendengar suara "kres"! Entah apakah karena pertarungan aura pedang yang terlalu sengit, gunung kecil bertuliskan "Ao Gu Tian Cheng" itu ternyata mulai retak.
Sebuah retakan langsung membelah puncak gunung kecil itu. Gunung itu terbelah dua di bagian tengah seolah tersambar petir, persis membelah empat karakter "Ao Gu Tian Cheng".
Dengan terbelahnya gunung kecil itu, aura pedang dari empat karakter tersebut langsung menghilang. Bagaimanapun itu hanyalah aura yang tertinggal saat pengukiran, dan dengan hancurnya tulisan, aura pedang pun sirna.
Boom!
Saat gunung kecil itu terbelah, kilatan pedang melesat ke angkasa dari dalamnya. Dalam sekejap, ia menerobos distorsi ruang di puncak Gunung Huagu seperti pisau tajam mengoyak kertas, langsung menembus cakrawala.
"Gelombang Energi Pedang Ao Gu!" Wajah para pangeran dan putri di puncak gunung langsung berubah pucat.
Seluruh anggota Klan Huangji sedang mengawasi Gunung Huagu, menunggu para pangeran dan putri turun dari puncak. Namun sebelum mereka turun, tiba-tiba terlihat kilatan pedang menyembur dari puncak gunung langsung menembus langit biru. Untuk sesaat mereka terdiam membeku, bingung memahami situasi ini.
"Tenaga Pedang Ao Gu!" Ekspresi Kaisar Putih berubah. Tangannya langsung mengayun, mengubah tenaga mengerikan menjadi tangan raksasa yang menutupi seluruh bidang bintang, berusaha menangkap kilatan pedang itu.
Distorsi ruang di Gunung Huagu tertembus kilatan pedang. Han Sen bisa melihat pemandangan di luar: tangan raksasa sebesar langit sedang menindih ke bawah. Planet-planet di bawah tangan itu bagaikan debu, seolah-olah dengan satu tekanan ringan saja bisa meledakkan jutaan bintang.
Kilatan pedang itu terus melesat ke atas tanpa ragu, langsung menerjang tangan raksasa yang sedang menindih ke bawah. Tidak ada sedikitpun tanda untuk mundur atau kabur.
Kilatan pedang menghantam tangan raksasa, langsung digenggam erat oleh tangan yang menutupi langit itu. Tenaga tangan itu sungguh mengerikan, bahkan di bawah amukan kilatan pedang yang ganas, tetap tak tergoyahkan menggenggam kilatan cahaya itu di telapaknya.
Dor!
Namun tepat saat tangan raksasa itu menggenggam erat kilatan pedang, cahaya itu tiba-tiba meledak bagai kembang api, berubah menjadi aliran sinar bertebaran laksana hujan meteor yang menyebar memenuhi seluruh Kerajaan Kaisar.
Seluruh planet di Kerajaan Kaisar diguyur hujan, tapi bukan air biasa. Yang turun adalah hujan cahaya berkilauan bagai ribuan bilah pedang.
Han Sen menyaksikan hujan kilatan pedang berjatuhan dari langit, menyelimuti langit dan bumi. Namun saat cahaya-cahaya itu menyentuh bebatuan gunung, sama sekali tak menunjukkan daya penghancuran. Kilatan itu langsung remuk saat tersentuh, bagaikan fatamorgana dalam mimpi yang mudah pupus.
Hujan kilatan pedang yang menimpa tubuhnya juga demikian. Han Sen mengulurkan tangan untuk menadah kilatan-kilatan itu, namun begitu sedikit menyentuhnya, kilatan pedang langsung runtuh berantakan, menghilang bagai bintang-bintang kecil, dan akhirnya tak meninggalkan apa-apa.
Kaisar Putih telah menarik kembali tangan raksasanya yang menutupi langit. Ia mengerutkan kening memandangi hujan kilatan pedang yang memenuhi angkasa, ekspresi wajahnya berubah-ubah tak menentu.
Hujan kilatan pedang terus mengguyur Kerajaan Kaisar selama tujuh hari tujuh malam. Han Sen dan rombongannya dibawa turun gunung untuk menjalani pemeriksaan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Para pangeran dan putri yang hadir saat itu menceritakan pengalaman mereka. Han Sen pun melakukan hal serupa, meski ia hanya menyebutkan pemahamannya akan aura pedang harga diri yang mulai matang, serta keengganannya memicu persaingan sengit aura pedang alami dengan bebatuan yang tiba-tiba terbelah. Ia sama sekali tidak menyinggung labu giok maupun Dewi Air.
Memang kejadian saat itu sesuai dengan kesaksian mereka, namun kenyataan bahwa Han Sen mampu mencapai tingkat pemahaman aura pedang setinggi itu membuat mereka sulit mempercayainya.
Han Sen saat ini menggunakan Aura Pedang Harga Diri, aura pedang seperti itu bahkan membuat Kaisar Putih terkejut.
Pada akhirnya, Han Sen tetap tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan kilatan pedang itu. Kaisar Putih juga tidak menjelaskan apapun, langsung mengizinkan mereka pulang.
Pangeran Keenam Belas Bai Yi akhirnya benar-benar menjadi terkenal. Sungguh mengejutkan, dalam waktu singkat dia bisa memahami Aura Pedang Harga Diri sampai tingkat seperti itu. Kini di seluruh Kerajaan Kaisar, semua orang tahu bahwa Pangeran Keenam Belas Bai Yi adalah jenius langka.
Namun Han Sen sendiri tidak terlalu senang. Dia hanya bisa menggunakan aura pedang seperti itu dengan kekuatan Labu Giok saat dirasuki Dewi Air. Begitu Dewi Air meninggalkan tubuhnya, dia akan langsung kembali ke wujud asli.
Tapi ini bukan tanpa keuntungan. Terus-menerus menyelami aura pedang sekuat ini juga sangat membantu meningkatkan nuansa seni Han Sen.
Karena hujan cahaya pedang terus berlanjut, ujian tengah tahun ditangguhkan sementara. Han Sen membawa Bao'er dan yang lainnya kembali ke Planet Air.
