Ruang varietas langka ini merupakan sebuah benua yang penuh dengan batu. Armada berhenti di luar area batu dan bermarkas di sekitarnya.
Di bawah komando Nyonya Jing, anggota Chunyu berubah menjadi pekerja area batu yang setiap hari menggali beban berat di dalam area tersebut.
Nyonya Jing tidak memberikan tugas kepada Han Sen, hanya menyuruhnya tetap di markas. Meski tidak perlu kerja menggali batu, dia juga dilarang meninggalkan markas.
Han Sen pernah bertanya pada Nyonya Jing tentang lokasi dan tujuan mereka, namun sang Nyonya hanya menyuruhnya tetap tenang di sini. "Saat tugasmu tiba, pasti akan kupanggil," jawabnya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
“Di sini jelas adalah ruang varietas langka yang disebutkan Ning Yue itu. Pedang kecil hijau milik Ning Yue itu memang digali dari bebatuan tersebut. Rupanya tujuan Nyonya Jing sama dengan ras Neraka, sama-sama ingin menggali sesuatu dari balik batu-batu itu..." Hati Han Sen bergolak berbagai pemikiran, sangat ingin melihat langsung batu-batu di area pertambangan.
Tapi Nyonya Jing tidak memberinya kesempatan itu, melarangnya meninggalkan markas.
Han Sen terpaksa berlatih teknik gen di dalam markas sambil menelan dan menyerap gen inti level Raja.
Siapa yang tahu, baru hari kedua mereka tiba, area pertambangan tiba-tiba bermasalah. Beberapa anggota Chunyu dibawa kembali dengan kondisi raga mereka mulai menunjukkan tanda-tanda pertukaran menjadi batu. Tak lama setelah dibawa kembali, tubuh mereka sepenuhnya jadi batu, berubah menjadi beberapa patung batu.
Nyonya Jing bersama dua petarung kuat yang termitosis lainnya sempat berusaha menghentikan proses petrifikasi itu, namun tidak membuahkan hasil. Mereka gagal mencegah transformasi itu.
Setelah kejadian ini, penggalian di area batu dihentikan sementara dan tidak dilanjutkan, tapi Nyonya Jing juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi.
Beberapa hari kemudian, armada mengirimkan sejumlah besar makhluk hidup dari berbagai ras ke markas, kebanyakan bangsawan level Marquis atau Adipati yang sepertinya akan dipekerjakan di area batu.
"Ning Yue!" teriak Han Sen saat melihat para pekerja area batu sedang antri mendaftar di markas. Matanya membelalak saat mengenali wanita manis berpakaian baju zirah pink itu.
Yang membuat Han Sen terkejut bukanlah karena Ning Yue berubah menjadi wanita - hal ini sudah diketahui sebelumnya.
Bukan juga karena Ning Yue datang ke sini. Sudah pasti Ning Yue ingin kembali ke area batu untuk mencari tahu masalah tubuhnya. Wajar saja kalau dia mencari cara masuk saat Klan Huangji membuka rekrutmen pekerja area batu.
Alasan Han Sen terkejut adalah penampilan Ning Yue. Baju zirah perang merah muda, ditambah anting-anting, cincin, kalung berkilauan, serta bunga merah di rambutnya—persis seperti gadis merah muda. Ditambah ekspresi genit yang memikat, kalau bukan karena sebelumnya Han Sen sudah video call dengannya, dia pasti takkan mengenali ini adalah Ning Yue.
"Gila, ada apa dengan anggota ini? Sekalipun tubuhnya diubah menjadi orientasi perempuan, tidak perlu sampai penampilan juga jadi feminim kan?" gumam Han Sen dalam hati, mulai merasa ada yang tidak beres dengan situasi ini.
"Bagaimana caranya berbicara berdua dengan Ning Yue?" Han Sen sangat ingin menanyakan detail situasi Ning Yue sekarang. Tapi dia sama sekali tak punya kesempatan berbicara dengan para pekerja. Kalaupun bisa, pasti di hadapan banyak orang di mana setiap ucapan dan gerak-gerik diawasi ketat, mustahil membicarakan hal rahasia.
Han Sen merenung semalaman. Keesokan paginya, dengan paksa dia menerobos masuk ke kantor Nyonya Jing.
"Putri Jing, Nyonya Jing, Anda menyuruhku datang ke sini, tidak mengizinkan apa-apa, juga tidak boleh keluar, bahkan internet pun tak bisa diakses. Apa sebenarnya maksud ini?" Han Sen menuduh dengan wajah dingin.
"Yang Mulia, kami tak sanggup menghentikan Pangeran, dia memaksa masuk..." pengawal yang mengikuti menjelaskan.
"Kalian keluar dulu." Nyonya Jing berkata dengan datar, sepasang mata indahnya bahkan tidak menegak sedikitpun, terus melihat data di tangan.
Setelah pengawal pergi dan menutup pintu, Han Sen baru melanjutkan, "Sekalipun Anda tidak mengizinkanku keluar, setidaknya beri aku pekerjaan? Setiap hari aku terkurung di dalam rumah, hampir sakit jiwa. Belum lagi Bao'er, dia masih anak-anak, tak mungkin terus-terusan di dalam kamar?"
"Kamu sendiri yang membawanya. Urusannya kamu sendiri yang harus menyelesaikannya." Nyonya Jing menutup dokumen, menatap Han Sen sambil berkata, "Saatnya tiba, pekerjaanmu akan diberikan. Sekarang tugasmua adalah tetap di markas dan menunggu perintah."
“Bagus, semua ini bisa kutahan, tapi bisakah kamu membuat masakan lebih enak sedikit? Selain itu, aku minta Bao'er ditemani seorang pelayan untuk membantu merawat anak, ini kan tidak berlebihan?” Han Sen kembali berkata.
“Kita ke sini untuk bekerja, bukan bersenang-senang.” Terhenti sejenak, Nyonya Jing melanjutkan, “Pelayan akan kami carikan nanti, kamu pulang dulu saja.”
“Nah, itu baru benar. Carikan yang cantik sedikit, yang jelek kalau dilihat setiap hari bikin kesal.” Kata Han Sen.
“Kamu mencari pelayan atau wanita?” Nyonya Jing berkata dengan datar.
“Aku ini Pangeran Keenam Belas, apa salahnya mencari wanita untuk melayaniku?” Han Sen mencibirkan bibir berkata.
“Pangeran Keenam Belas?” Nyonya Jing mengawasi Han Sen dengan dingin.
Han Sen berdehem pelan, “Aku benar-benar tidak berniat apa-apa, hanya ingin mencari orang yang bisa membantuku mengasuh anak. Tapi kamu juga tidak mengizinkanku keluar, setiap hari terpaksa bertemu muka, paling tidak caranya harus yang kusukai kan?”
"Masih ada hal lain?" Nyonya Jing menatap Han Sen dan bertanya.
"Tidak ada." jawab Han Sen.
"Kalau tidak ada urusan lain, silakan kembali. Saya masih ada pekerjaan." Nyonya Jing berkata dengan datar.
"Kalau begitu saya pamit dulu. Tolong urusan pemilihan pelayan dipikirkan ya." Han Sen menambahkan satu kalimat lagi, baru meninggalkan kantornya di bawah pandangan Nyonya Jing.
"Entah apakah Nyonya Jing akan memilih dari para pekerja. Jika iya, kemungkinan Ning Yue terpilih seharusnya cukup besar." Pikir Han Sen sambil berjalan. Ini satu-satunya yang bisa dia lakukan.
Jika Nyonya Jing tidak memilih dari pekerja, Han Sen terpaksa harus mencari cara lain.
Keesokan paginya, begitu Han Sen membuka pintu kamar untuk mengajak Bao'er makan ke kantin markas, terlihat seorang wanita cantik dari Klan Huangji berdiri di luar.
"Yang Mulia Pangeran, Yang Mulia Jing mengutus hamba untuk melayani Paduka." Wanita itu memberi hormat dengan anggun, raut wajahnya tetap datar.
“Bagus, kamu siapa namanya?” Han Sen tersenyum bahagia sambil menatap wanita itu dan bertanya.
Dia sudah bersiap mental sebelumnya, jadi tidak merasa kecewa. Jika Nyonya Jing asal mengirim perwakilan, Han Sen justru akan curiga dengan tujuan Nyonya Jing.
“Daun Berguguran.” Jawab wanita itu.
“Daun Berguguran ya? Bagus, sangat bagus. Akhirnya Nyonya Jing tidak mengecewakanku. Ayo, kita pergi makan sesuatu dulu.” Han Sen mengedipkan matanya. Bao'er yang duduk di bahu Han Sen juga tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit.
“Daun Berguguran, tugasmu mulai sekarang adalah merawat Bao'er dengan baik. Penuhi semua permintaannya sebisa mungkin, jangan sampai dia menangis. Mengerti?” Saat makan, Han Sen berkata kepada Daun Berguguran yang berdiri di sampingnya.
“Ya.” Daun Berguguran menjawab dengan wajah tetap tenang.
