Nyonya Jing berbaring di ranjang, berkata dengan tenang: "Aku membawamu untuk menggali reruntuhan medan perang para dewa, demi membuatmu turun dari penglihatan Kakanda dan semua pangeran serta putri kerajaan. Hanya dengan ini, kamu bisa sementara mempertahankan nyawa dan status sebagai Pangeran Keenam Belas. Tapi sekarang terjadi hal besar seperti ini, pasukanku hampir musnah seluruhnya sementara kamu selamat. Sekalipun aku ingin mengulur waktu untukmu lagi, itu mustahil. Kakanda pasti akan menyelidiki identitasmu dengan segala upaya. Tak ada jalan lain bagimu. Satu-satunya kesempatan bertahan hidupmu sekarang adalah dengan sukarela menjadi persembahan ritual, masuk ke dalam Kuil Agung sebagai pemuja. Hanya melalui doa Klan Huangji, barulah kamu bisa bertahan hidup."
"Apa yang akan terjadi jika masuk ke Kuil Agung?" Han Sen mengerutkan kening bertanya.
"Kuil Agung adalah tempat klan kami Huangji mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Setiap generasi membutuhkan seorang anggota keluarga kerajaan sebagai korban persembahan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, menjadi pelayan abadi di dalam Kuil Agung." Nyonya Jing terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Jika bukan keturunan darah Klan Huangji, mustahil mendapatkan pengakuan Tuhan. Dengan menjadi pelayan kuil, identitasmu sebagai Pangeran Keenam Belas yang sah akan terbukti. Bahkan jika ada yang meragukan, ingatlah bahwa termasuk Kaisar sekalipun tak bisa sembarangan memasuki wilayah suci itu. Siapa yang bisa menyelidiki asal-usulmu di sana?"
"Kalau begitu, bukankah ini sama saja dengan mendekam di penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan?" Han Sen mengerutkan kening protes.
“Kamu ingin mati atau mendekam di penjara? Sekalipun kamu kabur sekarang, kamu mau kabur ke mana? Menurutmu Ishara bisa melindungimu atau Kong Fei bisa melindungimu? Aku bisa memberitahumu dengan jelas: Jika kamu terbukti membantai Pangeran Keenam Belas, meski alam semesta genetik ini luas tak terbatas, sama sekali tidak ada tempat berlindung bagimu, kecuali kamu bisa melampaui kodrat dan mengalahkan berbagai petarung kuat yang tak tertandingi dari Klan Huangji - dan di antara mereka pasti ada aku.” Nyonya Jing berkata dengan datar.
“Sekalipun aku mau pergi ke Kuil Agung, tapi bukankah aku bukan darah Klan Huangji asli? Bisakah mendapatkan pengakuan dari tuhan itu?” Han Sen bertanya.
“Dengan bantuan saya dan cincin Mata Jing Ling, ditambah Badan Kaisar Air Sumber yang kamu dapatkan dari Bai Yi, tidak sulit untuk mendapatkan pengakuan Tuhan.” Nyonya Jing merenung sejenak lalu melanjutkan: “Lagipula masuk ke Kuil Tai bukan berarti mendekam di penjara. Meski tidak bisa langsung meninggalkan kuil, kamu bisa memasuki bidang inti. Dengan sumber daya di dalam bidang inti, kamu benar-benar bisa naik ke level hampir mencapai tahap mitos di sana.”
Mengatakan sampai sini, Nyonya Jing tampak ragu-ragu. Beberapa saat kemudian barulah ia melanjutkan: “Dan menjadi penyembah masih ada satu keuntungan. Meski selamanya tak bisa meninggalkan Kuil Tai, kamu bisa tenggelam dalam cahaya ilahi di dalam kuil, mengoptimalkan gen tubuhmu. Persentase keberhasilan mencapai level mitos di masa depan jauh lebih tinggi daripada orang biasa.”
Han Sen merenung: “Hanya ada satu jalan ini yang bisa ditempuh?”
“Kecuali kamu ingin masuk daftar buronan Klan Huangji di seluruh alam semesta, saat ini hanya ada satu jalan ini. Setelah menjadi abdi yang dipersembahkan, permusuhan para pangeran dan putri klan terhadapmu juga akan hilang, sehingga kamu tidak akan mendapat banyak masalah lagi.” Nyonya Jing berkata.
“Sekalipun aku bersedia mencoba, bagaimana dengan mereka?” Han Sen menunjuk ke arah Wan'er yang masih pingsan di sampingnya, serta Bao'er dan yang lain di kejauhan.
“Kuil Agung bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang. Bahkan para pangeran dan putri yang ingin menjadi abdi yang dipersembahkan pun harus memenuhi syarat tertentu. Aku hanya bisa membantumu mendapatkan kualifikasi masuk Kuil Agung. Adapun mereka,” Nyonya Jing terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “harus tetap tinggal di Planet Air-mu. Sebenarnya cara terbaik adalah membuat mereka segera menghilang, kalau tidak investigasi berikutnya akan mudah menemukan masalah. Tentu saja, jika kamu bersikeras mempertahankan mereka, aku bisa mencari cara untuk membantu mereka melewati krisis ini.”
Han Sen mendengar itu langsung mengerutkan alisnya. Bao'er dan Ning Yue masih bisa dikirim ke Bintang Gerhana, dengan burung merah kecil sebagai pengawal tidak perlu terlalu khawatir. Tapi Wan'er tidak boleh meninggalkan sisi Han Sen, kalau tidak akan berubah menjadi gadis pirang yang mengamuk.
Vitalitas Wan'er saat ini sudah sangat lemah. Jika mengamuk sekali lagi, kemungkinan bertahan hidupnya terlalu rendah. Han Sen masih punya banyak pertanyaan yang ingin diajukan padanya, sama sekali tidak ingin gadis itu mati begitu saja.
"Beri aku waktu untuk mempertimbangkan lagi." Han Sen, melihat Nyonya Jing masih ingin menasihatinya, selangkah lebih cepat berkata: "Menurutmu, apa hubungan antara patung seribu tangan dan seribu mata di Kota Du Shen, kipas ramalan, dan batu yang kita gali lalu menghilang itu?"
Han Sen sudah mengetahui tentang pria berambut putih dari Bao'er dan Ning Yue. Tapi Bao'er mengatakan dia sama sekali tidak mengenal pria berambut putih itu, juga tidak tahu siapa sebenarnya dia.
"Tidak tahu, segala sesuatu di Kota Du Shen masih menjadi misteri. Nanti Kakanda seharusnya akan mengirim orang lain untuk mengambil alih di sini, melanjutkan penggalian Kota Du Shen. Percayalah, nanti akan ada hasilnya." Nyonya Jing berkata.
Han Sen diam-diam merenung. Kekuatan bidang satu lapis level Raja masih terlalu rapuh. Kalau bisa mencapai level mitos, baru layak ikut campur di area mengerikan seperti Kota Du Shen. Saat ini dirinya masih terlalu lemah.
"Segera buat keputusan, waktumu sudah habis." Setelah mengucapkan ini, Nyonya Jing tidak berbicara lagi.
Nasihatnya pada Han Sen ini bukan semata karena cincin Jingling ada padanya. Utamanya karena di gua batu dulu Han Sen punya kesempatan membunuhnya tapi tidak menyerang, kemudian lagi menyelamatkannya dari pedang Hongyun. Kalau tidak, tak perlu dia mengambil risiko sebesar ini untuk Han Sen.
Perlu diketahui bahwa tindakannya membantu Han Sen memperoleh kualifikasi sebagai pemuja di Kuil Tai itu sendiri sudah melanggar larangan, apalagi dia sebenarnya adalah orang yang dikirim Kaisar Putih untuk menyelidiki Han Sen.
"Terima kasih." Han Sen berdiri dan berjalan mendekati Wan Er lalu duduk di sisinya, sambil memandangi gadis itu dan merenungkan pilihan sulit yang harus diambil.
Masuk ke Kuil Tai jelas merupakan pilihan paling aman, tapi itu berarti dia harus melepas kesempatan mengungkap rahasia dari tubuh Wan Er, kecuali gadis itu bisa bangun sebelum pasukan bantuan tiba.
Namun vitalitas Wan Er benar-benar terlalu rapuh. Han Sen sudah mencoba berbagai jenis tenaga untuk memulihkan vitalitasnya atau setidaknya membuatnya sadar kembali, namun semua upaya itu tidak membuahkan hasil.
Han Sen juga tidak berani menggunakan cara-cara ekstrem karena takut malah membuat Wan Er terkubur hidup-hidup. Kondisi fisiknya terlalu lemah untuk menerima metode yang terlalu keras.
“Sungguh pusing, kalau tidak masuk Kuil Tai, aku terpaksa memilih kabur besar-besaran. Nanti bukan hanya Klan Huangji, mungkin semua ras yang terkait dengan mereka atau sekedar ingin menjilat Klan Huangji akan mengejarku. Sungguh sulit sekali untuk kabur...” Han Sen mengerutkan kening sambil berpikir.
Selain itu, kaburnya Han Sen tidak hanya mempengaruhi dirinya sendiri, tapi juga rekan-rekannya di Bintang Gerhana, bahkan mungkin membuat Ishara terkena imbas.
“Kalau aku mau pergi, apakah Nyonya akan membantuku?” Han Sen menatap Nyonya Jing dan bertanya.
“Saya orang Klan Huangji.” Nyonya Jing berkata dengan datar.
Han Sen tersenyum dan bertanya lagi: “Jika aku pergi, apakah itu akan menyusahkan Ishara?”
“Masalah itu sebaiknya kau tanyakan langsung pada Ishara. Itu tergantung keputusannya.” Sorot mata Nyonya Jing bergetar halus, sepertinya dia sudah tahu pilihan Han Sen.
