Han Sen dan Lando berputar-putar dalam lingkaran besar, namun jejak Paus Putih masih tak terlihat. Perasaan tidak enak mulai menggerogoti hati Han Sen.
Sekarang Han Sen benar-benar ingin belajar seni simulasi dari Tuan Putih. Andai bisa menghitung ke mana perginya Bao'er dan yang lain, atau setidaknya mengetahui arahnya, pasti lebih baik daripada pontang-panting seperti lalat tanpa kepala begini.
"Han Sen, kita bertemu lagi." Kuda Unicorn Tanpa Kilau itu sedang melesat di antara awan, ketika tiba-tiba sosok pria muncul dari balik lautan awan di depan - tak lain adalah Paman Keempat Klan Huangji, Meng Lie.
Dia kabur setelah naga iblis Ungu-nya dirampas oleh wanita dari Gunung Dua Dunia. Tak disangka dia ternyata masih belum meninggalkan Bidang Bintang Tianxia.
"Kamu pergi dulu." Sorot mata Lando berubah dingin sambil terus mengawasi ketat Meng Lie.
Han Sen langsung berbalik dan kabur tanpa basa-basi. Permintaan Lando agar dia pergi jelas karena tak yakin bisa menghadapi Meng Lie. Kehadirannya hanya akan jadi beban bagi Lando. Sendirian pun, seandainya kalah melawan Meng Lie, Lando pasti bisa kabur dengan mudah.
"Lando, kamu benar-benar mau bermusuhan dengan Klan Huangji?" Meng Lie hendak mengejar Han Sen, tapi dihadang oleh Lando yang sedang menunggangi unicorn tanpa aura.
Dengan ekspresi datar, Lando berkata: "Sudah kukatakan akan mengirimnya hidup-hidup. Itu pasti kulakukan."
"Hmph! Lihat saja kemampuanmu!" Meng Lie mengerutkan kening. Tubuhnya berubah menjadi Raksasa Emas, lalu menampar Lando dengan telapak tangan sebesar kubah langit yang menyelimuti seluruh ruang.
Dari belakang datang gelombang ruang yang mengerikan, Han Sen langsung merasakan serangan gelombang kejut seperti ombak besar yang melempar raganya hingga terbang keluar.
Untungnya tenaga gelombang kejut itu relatif tersebar. Han Sen memanfaatkan kekuatan gelombang tersebut untuk berpindah jauh dengan cepat, dalam sekejap mata telah menyusup ke dalam tabir awan dan menghilang dari pandangan.
"Kapan berakhirnya kehidupan kecil seperti ini? Setelah menemukan Bao'er dan yang lain, harus segera menuju Istana Surgawi. Semoga Istana Surgawi bisa melindungiku sementara waktu. Setelah aku naik level ke mitos, takkan takut lagi pada Klan Huangji." Namun setelah dipikir ulang, Han Sen merasa frustasi: "Bidang teknik gen Hidup Darah Sutra Saraf ini terlalu aneh. Hanya bisa mendorong gir kehidupan utama orang lain, tapi tak membantu diri sendiri. Seandainya bisa mengoptimalkan garis keturunan kita sendiri..."
Tapi mengingat gaya khas Hidup Darah Sutra Saraf yang konsisten, Han Sen pun memakluminya.
Tidak tahu harus mencari ke arah mana untuk menemukan Bao'er dan yang lain, Han Sen terpaksa menjauhi medan pertempuran Lando dan Meng Lie sebisa mungkin dulu.
Tak lama kemudian, Han Sen tiba di perbatasan Laut Awan. Di seberangnya terhampar lautan awan putih susu yang terlihat seperti gumpalan-gumpalan susu melayang di udara.
Tanpa ragu, Han Sen langsung terbang masuk. Namun baru saja melaju beberapa meter, tubuhnya menabrak awan putih susu itu. Seperti menghantam bantalan udara, tubuhnya langsung terpental kembali.
Han Sen tertegun sejenak. Awan di Bidang Bintang Tianxia seharusnya berwujud gas, tak mungkin menghalanginya. Kecuali... itu adalah seekor makhluk awan.
Tapi dengan kecepatannya yang luar biasa ditambah tubuh tangguhnya, makhluk awan biasa pasti akan hancur berkeping-keping saat ditabraknya. Anehnya, gumpalan awan putih susu itu sama sekali tidak rusak, malah memantulkan dirinya.
“Mungkinkah bertemu makhluk awan level tinggi?” Hati Han Sen sedikit terkejut, waspada mengawasi gumpalan awan itu.
Tapi gumpalan awan itu tidak bereaksi sama sekali, tetap mengapung di situ, sepertinya tidak berbeda dengan gumpalan awan di sekitarnya.
Han Sen juga tidak melihat keistimewaan apa pun pada awan itu. Setelah ragu sejenak, ia terbang mendekati gumpalan awan itu dengan hati-hati dan mengulurkan tangan untuk menekannya.
Gumpalan awan itu sangat lembut. Saat ditekan, tangan Han Sen langsung tenggelam ke dalam. Tapi ketika ia mempercepat pukulan ke arah gumpalan itu, justru terasa ketahanan seperti urat sapi.
Bagaimanapun Han Sen bergulat, gumpalan awan itu tetap tidak bereaksi, bagaikan benda mati.
“Gumpalan awan ini agak mirip dengan sensasi fluida non-Newtonian.” Han Sen menggeser awan biasa di sekelilingnya, menemukan gumpalan awan khusus ini berdiameter belasan meter. Seperti awan raksasa yang tidak memiliki vitalitas, selain memiliki karakteristik mirip fluida non-Newtonian, tidak ada area khusus lainnya.
“Kenapa tiba-tiba muncul gumpalan awan sebanyak ini?” Kebingungan muncul di hati Han Sen. Setelah mengamati gumpalan awan itu sejenak, dia mengulurkan tangan masuk ke dalam awan, lalu seluruh raganya perlahan terhisap masuk.
Baru saja di luar, Han Sen menggunakan Lensa Mata Kupu-Kupu Ungu-nya juga tidak menemukan masalah. Akhirnya dia memutuskan masuk ke dalam untuk melihat.
Raga Han Sen bergerak perlahan. Selama kecepatannya cukup rendah, awan itu terasa seperti air tanpa hambatan yang berarti.
Setelah bergerak sekitar 7-8 meter, tiba-tiba telapak tangan Han Sen menembus keluar, ternyata bagian depannya sudah kosong.
"Memang ada yang tidak beres!" Hati Han Sen langsung berbunga-bunga. Gugusan awan ini berdiameter hampir 20 meter. Dia baru berjalan 7-8 meter, seharusnya mustahil menembusnya. Satu-satunya kemungkinan adalah ada ruang kosong di dalam gugusan awan tersebut.
Dengan hati-hati Han Sen menembusnya. Seluruh tubuhnya segera keluar dari gugusan awan. Sorot matanya menyapu ruang berdiameter hanya 3 meter lebih itu. Awan susu seperti membungkus area ini. Di dalam ruang tersebut, ternyata tumbuh sebatang tumbuhan.
Tumbuhan itu mirip kembang lili paris. Daun-daun hijau zamrud yang transparan membentang, sangat memikat hati.
"Aneh, kenapa ada tumbuhan di sini? Bukankah di Bidang Bintang Tianxia hanya ada makhluk awan tanpa vegetasi?" Han Sen merasa heran, matanya menatap tajam tanaman rumput anggrek itu dari atas ke bawah.
Tanaman anggrek itu mirip giok kristal bening, setiap helai daunnya sepanjang satu kaki lebih, bentuknya agak seperti pedang, bagaikan karya seni ukiran giok hijau langka. Namun vitalitas yang memancar dari tubuhnya membuat orang tak mungkin mengira itu benda mati.
Tapi menurut pengetahuan Han Sen, di Bidang Bintang Tianxia yang tidak memenuhi syarat dasar untuk tumbuhan dan makhluk biasa bertahan hidup, mustahil ada tanaman yang tumbuh. Keberadaan tanaman anggrek di sini benar-benar di luar perkiraan.
"Mungkinkah ini dibawa makhluk lain ke Bidang Bintang Tianxia lalu tertinggal di sini?" Saat Han Sen bergulat dengan berbagai kemungkinan, tiba-tiba ia melihat gumpalan tabir awan putih susu bermunculan dari dalam tanaman anggrek, bagaikan busa susu yang muncul dari dalam, menyatu ke dalam tabir awan di sekelilingnya.
"Rupanya tabir awan di luar ini dikeluarkan oleh tanaman anggrek ini. Kalau begitu, berarti ini adalah tumbuhan asli Bidang Bintang Tianxia?" Han Sen memandangnya dengan perasaan gelisah bercampur heran.
Saat tanaman anggrek mengeluarkan kelompok awan susu, Han Sen mengulurkan tangan dan menggenggam satu gumpalan. Begitu menyentuh, teksturnya sama seperti kelompok awan di luar—lembut, tidak ada gaya yang terasa. Begitu diremas, tangan langsung tenggelam ke dalamnya.
Tapi jika ditarik dengan kekuatan dahsyat, elastisitasnya seperti urat sapi.
"Apa sebenarnya tumbuhan ini?" gumam Han Sen penasaran sambil mengamati tanaman itu. Tiba-tiba, di pusat tanaman anggrek muncul nyala api putih.
