Ksatria Raja Biru Es kini terjebak dalam dilema. Ia tak menyangka bahwa Han Sen yang dibawanya dari Klan Huangji justru menimbulkan masalah sebesar ini. Andaikan diberi kesempatan mengulang, ia pasti takkan pernah membawa Han Sen keluar dari Celah Bulan.
Jangankan memaksa Han Sen ke Klan Huangji, sekalipun Han Sen merengek-rengek memanggilnya 'Kakek', ia tetap takkan mengizinkannya keluar. Malah akan menamparnya sampai terjengkang sambil berteriak, "Diamlah di Celah Bulan! Jangan merusak ras lain - cukup hancurkan Suku Rebeite saja!"
Sayangnya di dunia ini tidak ada 'jika', sehingga Ksatria Raja Biru Es sekarang merasa pusing luar biasa.
"Kenapa dulu otakku tersedot, bertahan mati-matian membawa dia keluar?" Ksatria Raja Biru Es sekarang hanya ingin menghantam keras kedua pipinya sendiri.
Membunuh pangeran, bahkan memalsukan pangeran untuk mengambil banyak keuntungan di dalam Klan Huangji - setiap hal yang dilakukan Han Sen membuat hati Ksatria Raja Biru Es seolah tenggelam ke jurang tak berdasar.
Dia tahu dirinya sudah tamat. Sebagai pemandu yang membawa Han Sen ke Klan Huangji, Ksatria Raja Biru Es sadar pasti akan terlibat. Meski mungkin tidak sampai dihukum, tapi ke depannya kesempatannya untuk mencapai kemajuan sudah sangat tipis.
Yang terburuk bukan ini semua. Baru saja dia menerima kabar dari Klan Huangji bahwa Han Sen ternyata berhasil menembus blokade bertubi-tubi, melewati Bidang Bintang Tianxia dan tiba di Bidang Bintang Kacau.
Ksatria Raja Biru Es tidak tahu bagaimana Han Sen melakukannya. Dia saat ini setara dengan dikejar-kejar seluruh alam semesta, tapi ternyata bisa terus kabur hingga ke Bidang Bintang Kacau. Ini benar-benar sulit dipahami oleh Ksatria Raja Biru Es.
Kini Ksatria Raja Biru Es telah menerima perintah tegas - bagaimanapun juga harus mencegah Han Sen lolos. Jika membiarkan Han Sen melewati sini, maka dia tak perlu lagi menyusup di dunia ini. Mungkin bahkan posisi pemimpin tim Ksatria Biru Es pun tak mampu dipertahankannya.
Coba bayangkan harus menggiring saudara-saudara Ksatria Biru Es untuk menghentikan Han Sen, kepala Ksatria Raja Biru Es langsung terasa otak sakit, menyakitkan seperti ditusuk jarum.
Meski informasi di Bidang Bintang Kacau terbatas, tapi wilayah ini bukanlah Langit Tianxia. Di sini masih bisa menggunakan instrumen elektronik. Dia tentu telah menyaksikan gambar Han Sen di wilayah Langit Tianxia, walau bukan siaran langsung tapi kontennya sama persis.
Adegan Han Sen mengangkat Lando ke tingkat mitos dengan satu tangan benar-benar mengejutkannya, yang hampir seperti mukjizat ilahi, sulit dipercaya.
Yang lebih mengerikan, setelah menyaksikan rekaman pertempuran Han Sen, Ksatria Raja Biru Es sama sekali tidak yakin bisa mengalahkannya. Bisakah dia mengerahkan Ksatria Es Biru untuk menghentikan Han Sen? Tidak ada kepastian dalam hatinya.
Tapi perintah tetaplah perintah. Ksatria Raja Biru Es harus menjalankannya. Kalau tidak, takkan ada yang bisa menyelamatkannya kali ini.
Berkat informasi dari Klan Huangji dan pemahaman tentang Bidang Bintang Kacau, Ksatria Raja Biru Es berhasil mencegat Han Sen dengan kekuatan utama Ksatria Es Biru.
Paus Putih Besar yang kumuh itu terlalu mencolok mata.
Han Sen juga terkejut ketika melihat Ksatria Raja Biru Es. Ia sudah berusaha menghindari cakupan markas Ksatria Es Biru, tapi ternyata masih dihentikan.
"Sepertinya Klan Huangji sudah tahu kedatanganku ke Bidang Bintang Kacau. Mungkin Meng Lie dan yang lain akan segera menyusul," gumam Han Sen dalam hati.
"Han Sen, lebih baik kamu menyerah dan ikut aku kembali ke Klan Huangji sekarang juga," kata Ksatria Raja Biru Es sambil mengawasi Paus Putih Besar yang kumuh itu.
Tak lama kemudian, siluet seseorang terlempar keluar dari mulut Paus Putih yang terbuka lebar - ternyata adalah Han Sen.
Tampaknya kondisi Han Sen sangat baik. Wajahnya bersinar kilau merah dengan senyum menyebalkan yang masih menempel.
"Ksatria Raja Biru Es, lama tak jumpa?" sapa Han Sen dengan senyum bahagia.
Ksatria Raja Biru Es menunjukkan raut wajah penuh keanehan. Mengingat sosok Han Sen yang dulu dibawanya keluar dari Celah Bulan, lalu membandingkannya dengan Han Sen yang sekarang, segalanya terasa seperti berbeda era.
Jika bisa mengulang waktu, Ksatria Raja Biru Es lebih memilih tak pernah melihat wajah ini sama sekali.
"Ikuti aku kembali ke Klan Huangji, kalau tidak jangan salahkan aku!" Ksatria Raja Biru Es berkata dengan wajah dingin. Seluruh senjata di armada kapal perang kini menyorongkan ke arah Han Sen dan Paus Putih Besar.
Para ksatria dari guild juga telah menyelesaikan persiapan pertempuran. Begitu komando diberikan, bahkan sebuah planet pun bisa meledak dalam waktu dekat.
Namun saat menghadapi Han Sen, Ksatria Raja Biru Es merasakan kegamangan dalam hati. Han Sen yang lolos dari kejaran puluhan petarung kuat termitosis hingga tiba di sini, pasti tak akan mudah ditaklukkan.
“Ksatria Raja Biru Es, aku butuh sepuluh kubik kristal awan, ditambah tiga ribu galon cairan gen V758...” Han Sen tiba-tiba mengeluarkan daftar panjang peralatan.
Seluruh anggota Ice Blue Knights membeku, tak mengerti maksud Han Sen. Pertempuran Besar Menjelang, untuk apa dia membuat daftar kebutuhan?
"Mungkinkah dia meminta kita menyiapkan barang-barang dalam daftar ini?" Kilasan pikiran absurd ini terlintas di benak Ksatria Raja Biru Es dan pasukannya.
"Apa maksudmu ini?" Ksatria Raja Biru Es mengawasi Han Sen dengan dingin.
"Maksudku segera siapkan barang yang kuminta. Kalian punya waktu tiga jam." Han Sen berkata dengan datar.
Ksatria Raja Biru Es dan para ksatria es biru merasa ini terlalu menggelikan. Han Sen yang masuk daftar buronan Klan Huangji ini ternyata berani meminta persediaan, bahkan memberi tenggat waktu. Sungguh tidak masuk akal!
“Han Sen, apakah Kamu yang gila atau aku? Kami Ice Blue Knights adalah salah satu dari sepuluh Ksatria besar Klan Huangji. Kami adalah Ksatria Biru Es yang penuh kejayaan...”
“Cukup, hematlah tenagamu untuk mempersiapkan barang-barang. Kamu masih punya dua jam lima puluh delapan menit.” Han Sen menyela pidato Ksatria Raja Biru Es, lalu bertepuk tangan.
Tak lama kemudian, Ksatria Raja Biru Es menyaksikan dua siluet terbang keluar dari Paus Putih Besar. Yang mengejutkan, ternyata itu adalah dua makhluk level Raja dari bangsa asing, mengapit seorang tawanan di antara mereka.
Orang itu terlihat memilukan. Dipukuli hingga menyerupai kepala babi, bajunya basah kuyup oleh darah. Tulang-tulangnya sepertinya banyak yang patah, bahkan tak mampu berdiri tegak. Terpaksa ditopang oleh dua petarung level Raja dalam formasi kiri-kanan.
Tapi Ksatria Raja Biru Es masih mengenali siapa orang itu. Setelah mengenali, matanya langsung membelalak, mulutnya ternganga, memandangi Han Sen dan orang itu dengan ketidakpercayaan.
"Bai Wuchang... Putra kesayangan Kaisar Putih... Ya Tuhan... Apa lagi yang Han Sen lakukan..." Ksatria Raja Biru Es merasa otaknya blank.
Membunuh Pangeran Keenam Belas Bai Yi saja belum cukup, malah menangkap Bai Wuchang putra kesayangan Kaisar Putih, memukulinya hingga seperti ini. Di seluruh Tianxia, siapa lagi selain Han Sen yang berani melakukan hal seperti ini?
"Kamu masih punya dua jam lima puluh lima menit. Jika sampai waktunya aku belum mendapatkan yang kuinginkan, kepala ini akan kubabat." Han Sen menggenggam rambut Bai Wuchang, berkata pada Ksatria Raja yang masih terdiam.
