Pilar cahaya ungu menerjang ke kehampaan, siluet seorang wanita cantik muncul di dalam pilar cahaya tersebut. Namun bagian bawah tubuhnya menyerupai ular, rambut hitam panjangnya bagai ular yang menari-nari. Matanya tertutup perlahan, memancarkan aura kecantikan, kemuliaan, kedinginan, dan keanehan.
Ksatria Raja Biru Es dan para petarung kuat Klan Huangji jelas menyaksikan pilar cahaya dan siluet wanita berekor ular itu. Begitu melihat jelas sosok perempuan dalam pilar cahaya, wajah mereka dipenuhi keterkejutan.
"Siluet cahaya Ras Gana... Terlihat agak familiar..." Perasaan serupa bergolak di hati banyak petarung termitosis Huangji.
Namun sebelum sempat berpikir lebih dalam, siluet dan pilar cahaya itu tiba-tiba menyusut, menghilang dalam sekejap mata.
Perisai di tangan Han Sen telah kehilangan kilauannya. Dengan kebingungan, Han Sen membalikkan perisai itu. Di permukaan depan perisai, terukir jelas pola wanita dari pilar cahaya tadi.
Tubuh manusia dengan ekor ular, mata terpejam, rambut hitam mengambang liar, terlihat cantik namun aneh.
"Sepertinya ini barang bagus, mungkin harta mitos ya?" hati Han Sen dipenuhi sukacita. Ia segera mengangkat perisai dan menariknya keluar dari lubang.
Begitu perisai logam ungu itu berhasil dibawa keluar oleh Han Sen, para petarung kuat Klan Huangji langsung menyaksikannya. Mata mereka membelalak penuh ketidakpercayaan.
Pangeran Huang Keenam bahkan terdiam sejenak sebelum berteriak: "Perisai Tatapan Medusa, harta pusaka ras Gana... Bagaimana mungkin... Bukankah itu sudah hancur dalam perang para dewa? Kenapa bisa ada di sini?"
"Bayangan tadi... Itu pasti Medusa! Berarti Perisai Tatapan Medusa masih ada?"
"Sial! Kenapa Perisai Tatapan Medusa ada di wilayah markas Ksatria kita sendiri? Di area Klan Huangji pula!"
"Cepat, rebut Perisai Tatapan Medusa! Bagaimanapun juga harus dibawa pulang ke Klan Huangji!" Suasana di dalam Klan Huangji hampir-hampir riuh rendah.
"Bagaimana caranya? Sekarang di sana hanya ada anggota Ice Blue Knights, bahkan tak ada satu pun Sihir. Menurutmu mereka bisa mengalahkan Han Sen?"
Seseorang berkomentar. Para petarung kuat Klan Huangji langsung diam seribu bahasa, terpaku menatap perisai di tangan Han Sen dengan wajah masam penuh kebimbangan.
Tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menonton Han Sen menggenggam Perisai Tatapan Medusa menuju Paus Putih Besar.
"Cepat... segera beri kabar pada Paman Empat dan Nyonya Jing! Bagaimanapun juga harus merebut kembali Perisai Tatapan Medusa!"
"Benar, benar! Segera hubungi mereka! Pastikan perisai itu kembali ke tangan kita!"
“Sungguh mengherankan, bagaimana bisa barang itu berada di Sistem Galaksi Biru Es, bahkan selama bertahun-tahun tepat di depan mata kita, tapi tidak ditemukan? Apa anggota Ksatria Es Biru itu semua makan tai? Menjaga barang penting selama bertahun-tahun, tapi malah direbut orang lain.”
“Kaisar, hamba tua ini memohon izin untuk pergi ke Bidang Bintang Kacau, membantu Paman Empat memenggal Han Sen dan merebut kembali perisai.”
“Hamba juga bersedia pergi ke Bidang Bintang Kacau.”
Wilayah sengsara yang biasanya tak ada yang mau datangi, kini semua berebutan ingin pergi.
Meski Han Sen tak mengenal perisai ini, dia tahu pasti ini barang bagus. Dengan cepat dia menyimpan semua jamur beracun itu, menggendong Bao'er sambil menyeret perisai, langsung kabur ke arah Paus Putih Besar.
Barang sudah digali, kalau sekarang tidak lari terus nunggu apa lagi?
Han Sen berlari secepat sprint 100 meter kembali ke Paus Putih Besar. Para bajak laut dengan patuh menjaga paus raksasa itu. Burung merah kecil melihat Han Sen dan rombongannya kembali, langsung terbang mendekat lalu hinggap di bahu Bao'er, menjulurkan kepala mencoba mematuk ginseng besar di pelukan Bao'er.
"Ini milik Bao'er." Bao'er memeluk erat ginseng besar ke dadanya, berbalik menghindari patukan burung kecil itu.
Han Sen tidak sempat mengurus kedua makhluk itu. Langsung mengaktifkan Paus Putih Besar dan pergi dengan angkuh, meninggalkan Sistem Galaksi Biru Es menuju kedalaman Sistem Bintang Kacau.
Perisai logam itu dibiarkan tergeletak di samping. Bobotnya luar biasa, bahkan Han Sen yang menggendongnya terlihat kesulitan. Baru berlari beberapa meter saja, napasnya sudah mulai terengah-engah.
Fang Qingyu memperhatikan perisai yang ditinggalkan Han Sen. Awalnya hanya rasa penasaran biasa. Tapi setelah Han Sen pergi sebentar dan kembali dengan membawa perisai logam dari tempat tak diketahui, rasa ingin tahunya semakin menjadi.
Tapi ketika ia menatap perisai dengan seksama dan melihat patung wanita berbadan manusia berekor ular di atasnya, langsung panik dan berteriak: "Medusa's Gaze!"
"Saudara Fang, kamu kenal perisai ini?" Han Sen menatap Fang Qingyu dan bertanya.
"Ini... ini benar? Benarkah ini Medusa's Gaze?" Suara Fang Qingyu gemetar, matanya tak berkedip menatap perisai itu.
"Apa maksudmu benar atau palsu? Aku baru saja menggali ini. Tidak tahu aslinya atau tidak. Kamu tahu asal-usul perisai ini?" Han Sen memperhatikan ekspresi Fang Qingyu yang sepertinya tahu sesuatu.
Dengan tangan gemetar, Fang Qingyu membelai perisai sambil berkata kacau: "Aku tidak yakin... tidak... tidak bisa memastikan apakah ini Medusa's Gaze. Legenda mengatakan benda ini sudah hancur..."
"Sebenarnya apa itu Medusa's Gaze?" Han Sen bertanya dengan wajah penuh kebingungan.
Fang Qingyu memandang perisai dengan bersemangat dan berkata, "Era terus berubah, petarung kuat pun mengalami kelahiran, penuaan, penyakit, dan kematian. Harta mutan juga sama - ada yang hancur, ada yang tercipta. Meski mungkin bersinar gemilang sesaat, pada akhirnya akan lenyap dalam aliran panjang sejarah. Tapi ada beberapa petarung kuat dan harta mutan yang pernah memancarkan kecemerlangan memukau dalam sejarah, menjadi legenda yang dikenang selamanya. Leluhur ras Gana dulu, dengan perisai Medusa's Gaze dan Neraka Surga sebagai dua harta mitosnya, menguasai alam semesta tanpa tanding. Mereka menyalakan Lampu Gen di Kuil Gen, menjadikan klan Gana sebagai salah satu Klan Atas."
“Di era itu, Perisai Tatapan Medusa dan Neraka Surga sebagai dua harta mitos, semuanya adalah benda-benda termasyhur. Terutama Perisai Tatapan Medusa, bahkan termasuk dalam sepuluh senjata mitos yang diakui secara resmi pada masanya. Kemudian, Leluhur Gina membawa Perisai Tatapan Medusa dan Neraka Surga menyerbu Kuil Gen. Setelah bertempur sengit selama beberapa hari, akhirnya mereka berhasil diusir dari kuil dan mengalami kehancuran. Sejak saat itu, Perisai Tatapan Medusa dan Neraka Surga menghilang tanpa jejak.”
Fang Qingyu berkata sambil terus membelai perisai: "Jika ini benar-benar Perisai Tatapan Medusa, nilainya tak terukur. Hanya dengan satu perisai ini, mungkin bisa membeli seluruh Klan atas. Mengingat ini adalah senjata mitos yang pernah menyerbu Kuil Gen. Tapi menurut legenda, baik Perisai Tatapan Medusa maupun Neraka Surga telah hancur dalam Perang Para Dewa. Entah apakah ini benar..."
"Petarung yang pernah menyerbu Kuil Gen?" Han Sen gemetar mendengar hal itu.
Bahkan makhluk kuat seperti Dewa Air Kuno pun tidak mampu memasuki gerbang Kuil Gen. Tapi Leluhur Na Jia ternyata bisa lolos ke dalam Kuil Gen dan bertarung selama beberapa hari. Sungguh makhluk yang kuat dan mengerikan!
"Cepat lihat, apakah ini benar-benar Tatapan Medusa?" Hati Han Sen juga dipenuhi kegembiraan. Jika ini benar-benar senjata mitos yang selamat dari Perang Para Dewa, itu akan luar biasa.
Han Sen sudah memiliki Neraka Surga. Jika ini benar Tatapan Medusa, mungkin di kemudian hari dia bisa meniru Leluhur Na Jia dengan memanfaatkan dua senjata mitos untuk menyerbu Kuil Gen.
