Han Sen langsung merasa situasi tidak beres. Dia memaksimalkan tenaga gerak Paus Putih Besar untuk cepat menjauh. Namun meski pendorongnya berputar dengan gila hingga udara nyaris mengeluarkan asap, paus itu bukannya maju malah semakin mundur.
Han Sen menoleh dan melihat laba-laba lubang hitam membuka mulut hitam legamnya, bagaikan lubang hitam raksasa yang membentuk vortex spasial, menarik Paus Putih Besar ke dalam mulutnya.
"Kita harus mati... Siapa yang mau menyelamatkanku... Aku belum mau mati... Aku masih perawan... Aku bahkan belum menikah..." Ning Yue terjatuh duduk sambil memeluk tubuh Bao'er sambil menangis histeris.
Para bajak laut lainnya juga ketakutan sampai wajahnya pucat pasi. Nama besar laba-laba lubang hitam memang sudah mereka dengar, di wilayah mengerikan seperti Bidang Bintang Kacau ini, makhluk itu memang berada di puncak rantai makanan.
Han Sen sudah memaksimalkan gaya gerak Paus Putih Besar, namun kapal itu justru semakin cepat mundur. Kulit luarnya bergesek dengan ruang hingga memercikkan genangan bintik cahaya.
Dor!
Sebuah asteroid yang tak diketahui asalnya menghantam badan Paus Putih Besar, langsung membuatnya kehilangan keseimbangan.
Sama sekali tidak memberi Han Sen waktu berpikir yang terlalu banyak, Paus Putih Besar sudah tersedot ke dalam lubang hitam. Di dalam lubang hitam itu, Paus terus berotasi dan berguling-guling tanpa henti. Terus-menerus ada benda yang menghantam badan Paus Putih Besar, mengeluarkan suara mengerikan. Para bajak laut terlempar tak beraturan seperti labu yang menggelinding ke sana kemari.
"Aku tidak ingin mati!" Terdengar jeritan memilukan Ning Yue yang menyelusup di antara suara-suara kacau.
Han Sen bergerak gesit mengikuti geliat Paus Putih Besar, tetap mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Armor Roh Merak Raja sudah melekat di badannya, siap meledakkan tenaga kapan saja untuk menerobos keluar dari Vortex Spasial.
Bao'er berlarian di ruang kontrol sambil tetap memeluk ginseng besar berwarna ungu itu. Jelas gelombang turbulensi sebesar ini tidak mampu mengganggu keseimbangannya.
Burung merah kecil itu bertengger di bahunya, sorot matanya terus menyapu sekeliling ruangan seperti radar hidup.
Dor! Tak lama kemudian, Paus Putih Besar tiba-tiba terjatuh dari Vortex Spasial, ternyata mendarat di lautan hitam yang mengakibatkan ombak bergulung-gulung.
"Tempat apa ini? Bagaimana bisa ada lautan di sini?" Han Sen kebingungan, matanya menyapu sekeliling. Lautan hitam tak bertepi terbentang, kabut tebal menyelimuti seluruh area pandang, jarak pandang pun terbatas.
Plung! Plung!
Sekitar mereka terus-menerus ada objek yang jatuh ke laut: meteor, tumbuhan, bangkai kapal perang, bahkan beberapa varietas langka.
Di hadapan Han Sen dan rombongan yang tertegun seperti patung, sebuah asteroid kecil menghujam lautan hitam. Ombak besar yang ditimbulkannya melempar Paus Putih Besar tinggi-tinggi, berguling-guling dalam ombak raksasa yang tak henti, baru stabil setelah beberapa saat.
Kemudian Han Sen dan rombongannya menyaksikan pemandangan yang semakin mengerikan. Meteor-meteor yang jatuh ke laut hitam, bangkai kapal perang, sampah antariksa, bahkan asteroid kecil—semuanya seperti roti yang terendam air, dengan cepat terurai dan meleleh di dalam laut hitam itu.
"Jangan-jangan kita... berada di dalam lambung laba-laba lubang hitam..." Han Sen tertegun seperti patung menyaksikan meteor sebesar gunung yang sedang terurai dengan cepat, hatinya bergumam.
"Habislah... Kita benar-benar hancur... Akan tercerna menjadi tinja... Aku tidak mau jadi tinja..." Ning Yue duduk di lantai sambil mengusap air matanya.
"Jangan khawatir, pesawat kita tidak mengalami korosi." Han Sen memeriksa kulit luar Great White. Sebagai pesawat yang bisa menyaingi makhluk tingkat mitos, ternyata tidak terkikis oleh laut hitam itu.
Tapi Han Sen tidak tahu berapa lama Great White bisa bertahan. Mereka harus mencari solusi untuk segera keluar dari sini.
Untunglah laba-laba lubang hitam itu berukuran raksasa, hanya dengan menghisap sekilas, Paus Putih Besar langsung tersedot masuk. Dibandingkan postur tubuh laba-laba lubang hitam, Paus Putih Besar bahkan tak sebanding sehelai serat daging.
Estimasi ulang menunjukkan mungkin laba-laba lubang hitam sama sekali tidak menargetkan mereka, melainkan mereka bernasib sial karena kebetulan berada di waktu perlu makan makhluk itu, sehingga tersedot bersama mangsa lainnya.
Dari kabut yang terus-menerus menggelontor meteor, bisa diketahui bahwa mungkin sekali satu tarikan nafasnya telah menyedot seluruh sabuk meteor dan sejumlah asteroid.
Setelah kembali mengendalikan Paus Putih Besar, Han Sen menerbangkannya tinggi-tinggi hingga berhasil meninggalkan lautan hitam yang kemungkinan besar adalah asam lambung laba-laba lubang hitam.
Di bawah kendali Han Sen, Paus Putih Besar lincah menghindari meteor yang berjatuhan, terus melesat ke atas. Jika ini benar-benar perut laba-laba lubang hitam, seharusnya mereka bisa keluar melalui kerongkongan.
Melewati kabut tebal yang bertumpuk-tumpuk, tak terasa sudah berapa lama terbang. Meteor-meteor yang jatuh sudah tak terlihat lagi, namun dinding lambung dan kerongkongan yang dibayangkan tetap tak kunjung nampak.
"Benarkah ini lambung laba-laba lubang hitam? Luas sekali, jangan-jangan kita sudah masuk ke dimensi ruang lain?" gumam Han Sen dengan raut wajah penuh keanehan.
"Kita mati sudah!" teriak Ning Yue sambil ingin menangis.
Fang Qingyu berkata dengan senyum pahit: "Jika tebakanku benar, ini memang bagian dalam tubuh laba-laba lubang hitam. Kemungkinan besar kita berada di lambungnya, atau organ serupa lambung. Tapi laba-laba lubang hitam adalah makhluk mitos yang menguasai gaya ruang. Di dalam tubuhnya pun terdapat energi spatial. Untuk kabur, pertama-tama kita harus menetralisir gaya ruang di sini. Kalau tidak, mustahil kita bisa keluar."
"Bagaimana cara memecahkan gaya ruang di sini?" tanya Han Sen sambil menatap Fang Qingyu.
Fang Qingyu kembali tersenyum pahit: "Tentang data laba-laba lubang hitam, aku hanya pernah melihatnya di basis data Aliansi Multiharta. Sekitar bisa kumengira satu dua hal, tapi soal memecahkan? Aku tak punya kemampuan seperti itu. Semoga Paus Putih Besar bisa bertahan lebih lama, kalau tidak kita akan segera tercerna olehnya."
Han Sen tak berkata lagi. Dia mengaktifkan Lensa Mata Kupu-Kupu Ungu dan menatap tajam ke dalam kabut berlapis-lapis. Benar saja, kabut itu ternyata rantai keteraturan yang terbentuk dari partikel ruang, membuat seluruh ruang berdistorsi. Di sini tatanan ruang benar-benar kacau, dalam kondisi normal mustahil untuk terbang keluar.
Tapi meski tak bisa terbang keluar, harus dicoba juga. Siapa yang tahu apakah Paus Putih Besar bisa terus bertahan dari korosi air laut dan kabut di sini? Jika tak bisa keluar, akhirnya mereka tetap akan tewas.
Han Sen tidak berani mengaktifkan sistem persenjataan Paus Putih Besar, karena sistem senjata tersebut juga mengonsumsi energi dari reaktor kristal. Jika energinya habis, meski ada kesempatan nanti, mereka tidak akan bisa kabur.
"Si Merah!" Han Sen berteriak ke arah burung merah kecil itu.
Burung merah kecil memahami maksud Han Sen. Dengan jeritan nyaring, ia terbang dari bahu Bao'er, berubah menjadi bentuk Phoenix Api yang menyemburkan semburan api ke kabut tebal itu sambil keluar dari mulut Paus Putih Besar.
Api merah menyala itu ternyata berhasil membakar rantai keteraturan ruang yang terbentuk dari partikel-partikel. Namun, dengan putusnya rantai keteraturan ruang, justru terbentuk lebih banyak jurang pemisah ruang yang membuat ruangan semakin tidak stabil. Burung merah kecil hampir terperangkap di dalamnya, membuatnya panik mundur dengan cepat.
"Pantas disebut varietas langka mitos unsur ruang!" Ekspresi Han Sen berubah masam. Makhluk mitos bertipe ruang ini jauh lebih mengerikan dari yang ia bayangkan.
