"Nona, bagaimana bisa ada tiga kata ini di punggungmu?" tanya Xiao Die dengan kebingungan.
Li Ke'er menggigit bibirnya, wajah putihnya memerah. Setelah lama terdiam, tiba-tiba ia tersenyum. Kilau aneh terpancar dari matanya yang penuh keseriusan: "Benar-benar koin emas yang luar biasa, ternyata bisa mengelabui Kitab Indra Tai Shangku!"
Xiao Die langsung membelalakkan matanya, bertanya dengan ketidakpercayaan: "Bagaimana mungkin? Kata-kata ini peninggalan koin emas? Nona benar-benar tidak tahu?"
Dalam pandangan Xiao Die, ini sama sekali mustahil. Li Ke'er yang menguasai Tai Shang Indra hampir seperti Tuhan yang bisa merasakan segalanya. Bagaimana mungkin ada yang menulis beberapa karakter di punggungnya tanpa sepengetahuannya?
"Aku baru saja naik ke level Raja. Tai Shang Indra-ku belum mencapai kesempurnaan. Wajar jika ada celah, tapi tidak sembarang orang bisa melakukannya. Si Koin Emas ternyata bisa mengelabuiku sepenuhnya. Kemampuannya memang luar biasa. Aku meremehkannya." Kilatan aneh bersinar di mata indah Li Ke'er.
"Nona, kalau Koin Emas sehebat itu, apa Nona akan memilihnya sebagai ulat sutra Nona?" Xiao Die berkedip-kedip bertanya.
"Aku belum benar-benar mengenalnya. Tidak bisa asal pilih hanya berdasarkan kemampuannya. Lagipula, sebelum merebut kembali medan gaya ini, mana mungkin aku berani mengajaknya menjadi ulat suteraku?" Li Ke'er memicingkan mata sambil berkata.
Han Sen tidak tahu apa yang dipikirkan Li Ke'er, dia juga tidak punya minat pada Li Ke'er.
Alasan Han Sen bisa menulis di punggung Li Ke'er tanpa sepengetahuan dewa atau hantu adalah karena dia menggunakan Jing Dongxuan untuk mengungkung perputaran semua gir alam semesta. Jadi dalam persepsi Li Ke'er, tidak ada gelombang energi sama sekali, seolah tidak terjadi apa-apa. Dia sama sekali tidak tahu Han Sen telah menulis di punggungnya.
Soal kemampuan persepsi, Jing Dongxuan tidak kalah dari Tai Shang Ganying Pian. Jika lawannya bukan praktisi Jing Dongxuan, Li Ke'er tidak akan kalah begitu memilukan, atau bahkan sama sekali tidak akan kalah.
Tungku Penempa Perunggu memimpin jalan di depan, sesekali mengeluarkan suara parau. Nyala api di mulut tungku kadang tinggi kadang rendah. Pedang yang tertancap di dalam tungku ternyata sudah lebih dari seratus bilah, dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Rupanya belakangan ini ia cukup sering membunuh inti heterogen untuk merampas gen varietas langka mereka sebagai bahan penempaan pedang.
"Kamu mau bawa aku ke mana sih?" Han Sen menatap Tungku Penempa Perunggu di depannya sambil bertanya.
Dia memerintahkan Tungku Penempa Perunggu untuk mengantarnya mencari varietas langka mitos. Tapi setelah hampir seharian mengikuti benda ini, area langit berbintang di sekitarnya sama sekali tak terlihat jejak makhluk hidup. Semakin jauh, lingkungan sekitar justru terlihat semakin sunyi - planet dan meteor pun jarang terlihat.
"Wuut! Wuut!" Kilauan api dari dalam tungku membentuk beberapa kata: "Kastil Baja."
"Tempat apa itu?" Han Sen terus mendesak.
"Varietas langka mitos." Tungku Perunggu kembali menyemburkan rangkaian kata.
Kecerdasan varietas langka memang terbatas. Kemampuan ekspresinya tak memadai. Meski tak mendapat penjelasan rinci, Han Sen lega karena ada varietas langka mitos. Dengan kekuatannya sekarang, dia tak merasa gentar.
Mengikuti Tungku Penempa Perunggu yang terus melayang di angkasa, setelah beberapa hari perjalanan, barulah terlihat samar-samar struktur mirip kastil di kejauhan.
Alasan mengatakan "seperti kastil" karena seluruh tubuh benda itu terbuat dari logam, tersusun dari banyak gir dan komponen mesin, dengan dua baris pipa pembuangan besar di atasnya. Gir-gir berputar, kilauan api sesekali menyembur, bahkan Han Sen bisa mendengar suara mesin yang beroperasi dengan irama khas "dum-dum".
Raksasa itu bagaikan monster baja raksasa yang mengapung di kehampaan. Sepanjang perjalanan, Han Sen dan rombongannya hampir tidak menemui inti heterogen. Hal ini membuat Han Sen merasa sangat tidak ilmiah.
Saat jarak semakin dekat, kastil baja nan mekanis itu terlihat semakin aneh. Gir-gir baja raksasa berputar, dari dalam terdengar suara seperti tukang besi yang sedang bekerja, percikan api sesekali terlempar, menghadirkan kesan pabrik baja yang nyata.
"Varian heterogen di bidang inti memang sangat aneh. Kastil baja aneh ini, jangan-jangan adalah sebuah heterogen itu sendiri?" Hati Han Sen dipenuhi keheranan yang tertahan.
Han Sen sedang berpikir, tiba-tiba melihat monster baja itu mulai beroperasi dengan gila-gilaan. Cahaya api menyala di segala penjuru, dua baris pipa pembuangan menyemburkan cahaya api ke langit. Suara mesin yang mirip dengan motor tiba-tiba menjadi sangat cepat, dentuman "dong-dong" hampir menyatu menjadi satu.
Gir-gir besar dan kecil berputar gila-gilaan, menggerakkan lengan mekanik untuk berputar.
Detik berikutnya, pintu gerbang kastil baja terbuka. Di dalamnya terlihat kilauan api seperti tungku besar. Dari dalam kastil baja itu, muncul monster humanoid robotik setinggi belasan meter dengan postur tubuh yang perkasa.
Penampilan monster robotik itu masih kasar, sama sekali tidak mirip dengan robot cerdas modern. Lebih menyerupai baju zirah full-body dari zaman Eropa kuno.
Diiringi suara mengaum mesin dan cahaya api, satu per satu robot baja berbaris rapi dikirim keluar dari gerbang kota, bagaikan produk di lini produksi.
Tapi Han Sen justru terkejut bukan main, matanya membelalak: "Inti heterogen level Raja? Kastil monster baja itu ternyata bisa memproduksi inti heterogen level Raja?"
Sekalipun melihat gerombolan mutan level Raja, Han Sen tidak akan terkejut. Tapi membuat mutan level Raja? Hal ini bahkan belum pernah dia dengar sekalipun.
Hanya sekejap mata, robot-robot baja yang menerjang keluar dari kastil telah membentuk sebuah regu, langsung menerjang ke arah Han Sen.
Han Sen ingin menguji tenaga Jenderal Mekanis Emas. Langsung memanggilnya, raganya masuk ke dalam armor emas. Sang Jenderal Emas kembali turun dari antara.
Mengendalikan Jenderal Emas dengan pikiran tak jauh beda dengan mengendalikan raganya sendiri. Pedang bergerigi emas diayunkan, gir di dalamnya berputar kencang membuat bilah bergerigi berotasi bak gergaji listrik raksasa.
Kres!
Han Sen menyabetkan pedangnya, kilatan pedang seperti gergaji listrik langsung membelah robot baja yang menghadang di depan menjadi dua bagian. Tak ada yang mampu menahan wibawa satu sabetan pedangnya.
"Puas... Puas sekali... Inilah pertempuran yang sesungguhnya!" Hati Han Sen dipenuhi kegembiraan. Beberapa kali sabetan pedangnya menghujam, seperti memotong melon dan mencincang sayuran, seluruh regu robot baja itu dihancurkan olehnya.
"Membunuh Mutan Tingkat Raja Baju Zirah Baja, ditemukan gen varietas langka."
Di kepala Han Sen terus bergema pemberitahuan suara, sayangnya tidak ada roh binatang yang muncul.
"Benar-benar mutan tingkat Raja? Apakah mereka sebelumnya sudah ada di dalam kastil baja itu, atau diciptakan secara mendadak?" Han Sen menatap kastil baja aneh itu sementara berbagai pemikiran bergolak dalam benaknya.
Sebuah regu baju zirah baja musnah dalam sekejap, seolah memancing kemarahan monster baja itu. Seketika semua kekuatannya dikerahkan, beberapa gerbang kastil terbuka bersamaan. Baju zirah baja berhamburan keluar bagai serangga, dalam sekejap jumlahnya sudah mencapai ratusan dan terus bertambah tak henti-hentinya.
