Han Sen dan Li Ke'er terbang di langit berbintang, Tungku Penempa Perunggu mengikuti dari belakang dengan enggan mendekati Li Ke'er.
Karena Li Ke'er bersedia memimpin jalan, Han Sen tidak menolak. Jika dia benar-benar bisa menemukan varietas langka mitos, Han Sen tidak keberatan membantu membunuh sebuah kuali perunggu untuknya.
Awalnya Han Sen mengira sifat asli Li Ke'er agak bermasalah, sehingga berusaha minimalkan bicara. Tapi siapa sangka setelah kembali kali ini, ucapannya indah bagai mutiara ditambah wawasan luas dan gaya bicara humoris, Han Sen hampir tidak bisa menyinkronkannya dengan sikapnya saat pertemuan pertama.
Tentu saja Han Sen tidak tahu, ini adalah perubahan kondisi mental Li Ke'er.
Saat pertama kali mereka bertemu, Li Ke'er memandang Han Sen dengan sikap memandang dari atas ke bawah, seperti seseorang yang melihat seekor sapi. Manusia akan menganggap kecerdasan sapi sangat rendah, tidak bisa berkomunikasi dengannya, sehingga secara alami tidak ingin berinteraksi, hanya akan mengajari sapi itu apa yang harus dilakukan.
Tapi saat pertaruhan itu, Li Ke'er tiba-tiba menyadari Han Sen bukanlah sapi. Bukan hanya bukan sapi, bahkan dalam hal tertentu mungkin lebih unggul darinya. Li Ke'er tidak bisa lagi memperlakukan Han Sen seperti sapi.
Ini bukan sepenuhnya kesalahan Li Ke'er. Semua makhluk sentimental di alam semesta besar memiliki pola pikir serupa, bahkan manusia pun bukan pengecualian.
"Varietas langka mitos itu baru saja kulihat belum lama ini. Itu adalah Dewa Serigala. Aku juga tidak terlalu memahami dia, hanya dengar kekuatannya di antara inti varietas langka mitos tidak tergolong kuat..." Li Ke'er menjelaskan situasinya sambil berjalan sambil memberikan informasi pada Han Sen.
Di mulut Li Ke'er berkata begitu, namun dalam hatinya berpikir: "Aku tidak berbohong, tenaga Dewa Serigala memang tidak terlalu kuat di antara varietas langka mitos inti, paling tinggi hanya bisa disebut menengah-bawah. Tapi dia memiliki bidang Dewa Serigala yang tidak sesederhana memanggil kawanan serigala, melainkan memanggil perpanjangan diri Dewa Serigala. Nanti akan muncul gerombolan perpanjangan diri Dewa Serigala yang kekuatannya hampir menyamai Dewa Serigala aslinya. Lihat saja bagaimana kamu menanganinya nanti."
Yang dilakukan Li Ke'er ini bukan untuk membahayakan Han Sen. Saat Han Sen berada dalam bahaya, dia pasti akan bertindak membantu, menyelamatkannya dari api dan air, sekaligus memperlihatkan taktiknya untuk mengintimidasi Han Sen. Dengan begitu secara bertahap membuat Han Sen tunduk, lalu secara alamiah menjadikannya ulat sutera miliknya.
Di bawah pimpinan Li Ke'er, Han Sen dan rombongannya memasuki sebuah planet. Li Ke'er menunjuk ke arah pegunungan di kejauhan: "Aku melihat Dewa Serigala itu di rangkaian gunung sana. Kekuatanku terlalu buruk, bukanlah lawannya, jadi aku takkan ikut ke sana."
"Baik, tunggu di sini. Jika benar ada varietas langka mitos, entah bisa kupenggal atau tidak, aku akan membantumu membunuh inti kuali perunggu," kata Han Sen.
"Aku tunggu kabar baikmu." Li Ke'er tersenyum manis.
Han Sen mengangguk pelan sebelum terbang menuju pegunungan. Tungku Penempa Perunggu ditinggalkannya di lokasi ini, tak dibawa masuk ke area pegunungan.
Sorot aura berkilauan di mata Li Ke'er. Meski jarak pegunungan itu sangat jauh, setiap helai rumput dan pepohonan di sana terpantul jelas di kedalaman matanya.
Dengan cepat, Li Ke'er melihat Dewa Serigala di sebuah lembah. Berbeda dengan serigala berkoloni pada umumnya, Dewa Serigala adalah makhluk hidup soliter. Postur tubuhnya tidak terlalu berwibawa, ukurannya hampir sama dengan serigala biasa, hanya sedikit lebih besar.
Di antara bulu keabu-abuan terdapat garis hitam di tengahnya. Namun tubuhnya bukan terdiri dari bulu biasa, melainkan logam aneh. Meski terbuat dari logam, rambutnya tetap halus dan tidak mengurangi kelincahannya.
Di bawah pengawasan Li Ke'er, Han Sen segera menemukan Dewa Serigala tersebut. Memiliki kesadaran wilayah yang kuat, baru saja Han Sen menginjakkan kaki ke lembah, Dewa Serigala langsung berdiri tegak dengan bulu-bulu berdiri tegak, sepasang mata serigala hijau menyala mengawasi ketat Han Sen yang memasuki area tersebut.
Bzzzt!
Dewa Serigala mengerahkan tenaga pada empat kukunya, melesat keluar dalam satu langkah, siluetnya langsung menghilang tanpa jejak.
Han Sen belum sempat melihat jelas wujud Dewa Serigala, tubuh makhluk itu sudah menghilang dari pandangannya. Kemampuan visualnya yang biasa luar biasa, ternyata tak bisa mengimbangi kecepatan super dewa tersebut.
Tanpa ragu, Han Sen langsung mengaktifkan tubuh Super God. Hampir bersamaan dengan proses maya-nya, siluet abu-abu keputihan sang dewa serigala sudah menerjang tepat di tempatnya semula.
Serangan yang meleset itu membuat Dewa Serigala tampak bingung. Makhluk itu berbalik dan mulai menatapnya dari atas ke bawah, belum melancarkan serangan kedua.
Tubuh Super God Han Sen baru saja teraktivasi ketika ia menyadari kekuatannya mulai menghilang cepat. Pengaruh Wan'er yang masih tertidur panjang ternyata tetap sama kuatnya.
Li Ke'er yang berencana menikmati drama pertarungan epik manusia vs serigala itu langsung tercengang. Alih-alih bertarung, Han Sen justru berbalik badan dan kabur begitu pertarungan baru saja dimulai.
Melihat Han Sen tiba-tiba melesat ke angkasa menuju hamparan bintang, kabur dengan keteguhan baja tanpa sedikit pun keraguan, membuat Li Ke'er membeku tak tahu harus bertindak menyelamatkannya atau tidak.
Meski ini hasil yang diharapkannya, prosesnya berbeda dari rencana. Awalnya ia ingin mengamati kekuatan sejati Han Sen melalui pertarungan Dewa Serigala melajari koin emas, tapi kini Han Sen malah kabur sebelum apapun terlihat.
Li Ke'er kebingungan. Dewa Serigala telah mengejar keluar, sementara Han Sen seolah kehabisan taktik. Tubuhnya terkoyak oleh terjangan sang dewa.
Dor!
Raga Han Sen hancur berkeping - itu hanya bayangan samar Moon's Essence. Han Sen yang sesungguhnya muncul di sisi lain galaksi, masih terus melarikan diri.
Ia hanya memastikan ada tidaknya varietas langka mitos di sana, tak berniat memanggil Jenderal Emas untuk membunuh Dewa Serigala di hadapan Li Ke'er.
Tapi Dewa Serigala ini berwatak jahat, terus-menerus mengejar Han Sen tanpa henti. Meski kekuatan makhluk ini tak sebanding Jenderal Emas, Han Sen tetap sulit melawannya secara frontal. Ia terpaksa berulang kali menggunakan perpanjangan diri Moon's Essence untuk menghindari serangan menerjang sang dewa.
Han Sen menemukan bahwa varietas langka mitos di bidang inti masing-masing memiliki kekurangan. Mereka mungkin mencapai tingkat mitos di satu aspek, tapi aspek lainnya jauh tertinggal dibanding varietas langka mitos sesungguhnya.
Contohnya Jenderal Emas: pertahanan dan kilatan pedangnya memang mencapai tingkat mitos. Tapi kecepatannya masih level Raja, bagian dalam zirahnya juga tidak memiliki kekuatan tingkat mitos. Penerapan tenaganya pun belum optimal, dengan teknik bertarung yang masih metode level Raja.
Ambil contoh Dewa Serigala ini: kecepatannya mutlak tingkat mitos. Tapi kemampuan menilai dan tekniknya tidak sehebat itu, taktik serangannya masih di tingkatan level Raja. Selain itu, tenaga yang Han Sen lihat darinya juga jauh kalah dibanding varietas mitos sejati.
"Pantas saja mitos di bidang inti disebut Dewa Palsu, ternyata semuanya memiliki kekurangan serius masing-masing dan secara menyeluruh belum mencapai tingkatan mitos sejati." Han Sen bergumam dalam hati sambil menganalisa.
Li Ke'er yang semula ingin menyaksikan pertarungan epik manusia vs serigala, malah jadi melihat aksi kejar-kejaran. Han Sen terus menggunakan teknik gerak dan perpanjangan diri untuk kabur. Meski gerakannya brilian sampai-sampai Dewa Serigala pun tak bisa melukainya, ini jelas bukan hasil yang diharapkan Li Ke'er.
