Demi mendengarkan bagian selanjutnya dari Kitab Pengembaraan Spiritual, Han Sen terpaksa terus bersama Li Ke'er. Namun dia lebih sering berlatih, hampir jarang berbicara dengan Li Ke'er. Saat berkomunikasi, biasanya Li Ke'er yang menjelaskan "Kitab Pengembaraan Spiritual" atau Han Sen yang mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahaminya.
"Orang ini benar-benar obsesi bela diri, mirip dengan Gu Zhu itu." Li Ke'er merasa sedikit frustasi. Rencana awalnya adalah menjadikan Han Sen sebagai 'ulat'nya, tapi setelah sekian lama bergaul, dia menyadari Han Sen sama sekali tidak membutuhkan bantuannya. Hingga detik ini, kesempatan untuk mengungkapkan identitasnya sebagai anggota klan Tai Shang pun belum ada.
"Li Ke'er sudah mulai menyesal. Andai tahu akan seperti ini, sejak awal dia seharusnya mengungkapkan identitasnya sebagai anggota Tai Shang. Setidaknya bisa berdiskusi baik-baik dengan Han Sen. Sekarang jika harus mengungkapkan jati diri untuk bernegosiasi, Ke'er merasa situasinya agak aneh, seolah tanpa alasan dia berada di posisi lebih rendah dari Han Sen."
Hingga Li Ke'er selesai mengajarkan "Shen You Pian", kesempatan untuk mengungkapkan identitas tak kunjung datang, apalagi menaklukkan Han Sen.
"Ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan. Semoga kita bertemu lagi bila ada jodoh." Setelah berpamitan dengan Li Ke'er, Han Sen meninggalkan Bidang Inti dan kembali ke dalam Kapal Paus Putih Besar.
Li Ke'er frustasi hingga hampir memuntahkan darah. Sepulangnya ke kapal, wajahnya terus-terusan muram.
"Nona, sebenarnya apa yang terjadi? Sudahkah Anda bicara dengan Jin Bi? Apakah dia setuju menjadi protege Anda?" Xiao Die menatap Li Ke'er dengan wajah penuh kebingungan.
Li Ke'er menghela nafas pelan, namun tak mengucapkan sepatah kata pun. Dia benar-benar malu mengakui bahwa dirinya sama sekali tidak sempat menunjukkan identitasnya sebagai Tai Shang.
"Nona, sebenarnya ada apa ini? Kenapa di luar semua orang bilang Koin Emas itu Tai Shang? Apa yang sebenarnya terjadi?" Xiao Die bertanya dengan penuh ketidaksabaran.
"Biasa saja. Aku pasti bisa menaklukkannya." Li Ke'er dengan geram mengayunkan tangan mengusir, memberi isyarat agar Xiao Die berhenti bertanya.
"Koin Emas, aku akan memaksamu menjadi ulatku!" Bibir Li Ke'er tergigit erat, tekad membara dalam hatinya.
Han Sen yang baru saja kembali ke dalam Paus Putih Besar langsung terkejut melihat situasi di dalamnya.
Tampak Fang Qingyu dan para bajak lautnya merapat rapat di sudut. Ning Yue bahkan ketakutan bersembunyi di belakang Bao'er, sementara Bao'er sendiri asyik mengunyah ginseng ungu sebesar lobak sambil mengacung-acungkan tangannya berteriak "Semangat!"
Di dalam ruang kontrol, Gu Qingcheng dan Ming Yue ternyata bertarung habis-habisan. Yang mengejutkan Han Sen, mereka berdua sama-sama menggunakan kekuatan bidang.
"Kenapa level mereka naik begitu cepat? Ternyata sudah mencapai level Raja?" Hati Han Sen dipenuhi keheranan.
Meski dia memberikan banyak gen varietas langka pada Gu Qingcheng, tapi dalam waktu sesingkat ini, dia dan Ming Yue berhasil naik ke level Raja sekaligus mengaktifkan kekuatan bidang, ini benar-benar keterlaluan.
Terutama Ming Yue, waktunya masuk ke Alam Semesta Raya relatif singkat, seharusnya tidak mungkin bisa naik level secepat ini.
Ruang kontrol Paus Putih Besar berubah menjadi medan pertempuran mereka. Gu Qingcheng berdiri tegap, pedang-pedang terbang terus bermunculan di sekitarnya, sebilah demi sebilah pedang terbang bagaikan galaksi bintang menghujam ke arah Ming Yue.
Sementara Ming Yue membuka payung kertas minyak putih di tangannya. Pedang-pedang yang menusuk bidang payung itu langsung tersedot ke dalam lukisan, berubah menjadi gambar pedang terbang di kanvas.
Kemudian, Ming Yue memutar payung kertas putih di tangannya. Pedang-pedang terbang dalam lukisan itu tiba-tiba keluar dari kanvas, namun kali ini berubah menjadi pedang terbang milik Ming Yue yang dikendalikannya untuk menyerang Gu Qingcheng.
Gu Qingcheng mengerutkan kening halus. Kekuatan bidangnya kembali bekerja, membuat pedang-pedang terbang yang menuju dirinya kembali berada di bawah kendalinya, lalu berbalik menyerang Ming Yue.
Dua wanita secantik dewi yang hampir sama persis itu berdiri berhadapan. Satu memegang pedang, satu membawa payung. Ribuan pedang terbang bolak-balik di antara mereka seperti takkan pernah ada akhirnya.
"Mereka sedang apa? Kenapa bertarung?" Han Sen mendekati Bao'er sambil bertanya.
Semua orang menggelengkan kepala dengan bingung. Jelas mereka juga tidak paham alasan pertarungan Gu Qingcheng dan Ming Yue, apalagi kecepatan kenaikan level kedua wanita itu membuat mereka terkejut.
Namun Bao'er memeluk ginseng ungu sambil berkata: "Mereka sedang memperebutkan siapa yang jadi istri utama dan siapa selir."
“Apa maksudnya jadi istri utama atau istri muda?” Han Sen tertegun sejenak, bertanya dengan kebingungan.
"Bao'er juga tidak tahu. Cuma dengar mereka bertengkar sebelumnya. Gu Qingcheng bilang mau jadi istri utama, Ming Yue tidak setuju. Katanya Gu Qingcheng cuma bisa jadi istri muda, dia yang mau jadi istri utama..." Bao'er menirukan percakapan pertengkaran mereka.
Ekspresi semua orang semakin aneh. Seorang bajak laut tidak tahan lagi menambahkan: "Aku tahu! Pasti mereka berdua jatuh cinta pada pria yang sama, mau jadi istri-istrinya. Tapi berebut posisi istri utama atau selir."
"Bener banget! Pasti begitu. Pria apa yang beruntung bisa dapat dua wanita cantik luar biasa sekaligus?"
"Bisa bikin dua dewi ini mau berbagi suami? Pria itu pasti dapat berkah tujuh turunan. Hoki tingkat dewa dari kehidupan sebelumnya, pasti pernah menyelamatkan seluruh alam semesta!"
"Menyelamatkan satu alam semesta mana cukup? Minimal dua!"
“Bukan begitu, setidaknya harus jadi perjaka sepuluh kehidupan baru layak memiliki dua wanita secantik ini.”
“Jika aku bisa menikahi mereka berdua jadi istri, walau cuma hidup semalam pun aku rela.”
“Kayaknya kamu pengen tewas di perut mereka ya?”
Para bajak laut berdiskusi sengit, masing-masing berkhayal menjadi pria yang disukai Gu Qingcheng dan Ming Yue.
Gu Qingcheng dan Ming Yue nyaris mirip, sama-sama memiliki kecantikan yang sulit dipahami bak makhluk tingkat bencana. Sebenarnya mereka jadi objek YY para bajak laut dan Ksatria Huangji, kalau bukan karena status mereka sebagai teman Han Sen, pasti sudah terjadi pertikaian besar memperebutkan mereka.
Gu Qingcheng dan Ming Yue mendengar omong kosong para bajak laut, langsung membentak marah. Gu Qingcheng melirik ke arah mereka, tiba-tiba pedang-pedang di tubuh beberapa bajak laut secara otomatis terlepas dari sarungnya dan melayang keluar, tak terkendali oleh pemiliknya. Pedang-pedang itu justru berubah menjadi senjata Gu Qingcheng, lalu menjerat dan menyerang balik para pemiliknya.
"Qingcheng, Ming Yue, hentikan!" Han Sen mengulurkan tangannya dan menghisap semua pedang itu ke telapak tangannya. Pedang-pedang itu seperti ular yang meronta-ronta ingin terbang keluar, tapi tetap tak bisa kabur dari kendali telapak tangan Han Sen.
Mendengar perkataan Han Sen, Gu Qingcheng dan Ming Yue akhirnya berhenti. Tapi mereka tetap mengawasi para bajak laut dengan tatapan dingin, membuat hati para bajak laut merinding ketakutan hingga mundur beberapa langkah.
"Kalian berdua ikut aku." Han Sen membawa Gu Qingcheng dan Ming Yue ke kantornya sendiri.
"Bicara, sebenarnya ada apa ini? Kenapa orang dalam sampai bertarung di saat seperti ini?" Han Sen duduk di belakang meja kerja, mengawasi Gu Qingcheng dan Ming Yue yang saling memandang sambil bertanya.
"Kami mau mati." Gu Qingcheng dan Ming Yue saling memandang, kemudian serempak menatap Han Sen dengan kalimat yang sama persis, membuat Han Sen terkejut.
