Han Sen menggenggam Tali Angin, jarinya dengan lembut meraba sepanjang tali busur, merasakan getaran di atasnya yang seperti raungan naga dan harimau.
Pedang memiliki Ji Hun, busur memiliki roh busur. Semakin tinggi levelnya, semakin tidak bisa digunakan sembarangan oleh orang biasa. Han Sen menggunakan kekuatan Jing Dongxuan untuk menggerakkan harta mutan, bisa menggunakan sebagian besar harta mutan, tapi itu hanya berlaku untuk harta mutan yang tidak ada pemiliknya.
Tali Angin ini jelas-jelas adalah barang yang ada pemiliknya. Sekalipun Han Sen menggunakan kekuatan bidang Dongxuan, tetap ter-resist, tidak bisa membukanya.
Jari Han Sen mengaitkan tali busur yang mirip urat binatang itu. Perlahan ia mengoperasikan kekuatan Kulit Es dan Tulang Giok. Jari yang menarik tali busur berubah menjadi warna es giok, tenaganya juga semakin kuat.
Tapi tali busur itu tetap sama sekali tidak bergerak. Bagaimanapun Han Sen mengerahkan tenaga, tali busur tetap tegak tanpa bergerak, sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terbuka.
"Tali Angin-ku ini punya watak tersendiri, bukan sembarang orang bisa menariknya. Lebih baik kamu ganti busur lain, aku tidak keberatan." Feng Qiuchuan berkata sambil tertawa.
"Justru aku suka yang berwatak." Han Sen menjawab dengan datar.
Feng Qiuchuan menghela napas: "Aku tidak masalah kalau kamu terus mencoba, tapi masak iya dua wanita cantik ini harus menunggu terlalu lama?"
"Tak perlu menunggu, kita mulai sekarang juga. Ini panah pertama." Sambil berkata demikian, Han Sen menyambar sebatang anak panah dari quiver.
Saat memegang anak panah, sensasi familiar yang sulit diungkapkan menyelimuti hati Han Sen. Di Perlindungan, senjata andalannya selalu adalah panah.
Semasa di Akademi Militer Black Eagle, ia bahkan pernah meraih juara pertama turnamen panahan. Terhadap panah, Han Sen menyimpan perasaan khusus.
Hanya saja belakangan tak pernah ditemukannya busur dan anak panah yang cukup kuat, ditambah kemampuannya menguasai mantra jarak jauh, membuatnya jarang menggunakan panah.
Sekalipun meraih roh binatang panah yang cukup bagus, tetap diperlihatkan untuk putri menguntungkannya Han Meng'er.
Han Sen mengira setelah ini dalam waktu yang sangat lama tak akan ada kesempatan menggunakan panah lagi, tak disangka malah dalam situasi seperti ini kembali mendapat peluang memanah.
"Tetap panah yang paling nyaman dipegang." Han Sen berdecak kagum di hati, sambil menjepit panah dan menaruhnya di atas tali angin.
"Apa maunya anggota ini? Dia tak bisa menarik tali angin, buat apa menaruh panah di situ? Jangan-jangan panahnya bisa terbang sendiri?" Semua orang merasa aksi Han Sen cukup aneh.
Siapa pun bisa melihat tenaganya tak memadai. Dua kali dia menarik tali angin, tetap tegak tanpa bergerak. Mana mungkin seperti ini bisa dibuka?
Feng Qiu Chuan membentangkan kedua tangan dengan pasrah: "Sebenarnya, aku benar-benar tak keberatan kalau kau berganti busur."
Han Sen tidak mengacuhkannya. Dia mengangkat busur dan panah, kembali mengoperasikan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, menarik tali busur angin dengan sekuat tenaga.
Tenaga mengerikan mengalir di jari-jari Han Sen, menarik tali busur ke luar. Namun tali busur tetap tak bergerak. Sementara tenaga Han Sen terlalu kuat, dengan gemilang menjerat tali busur masuk ke dalam daging jarinya, memotong luka di Tulang Giok dan Kulit Es-nya, mencekik hingga masuk ke dalam tulang jari.
"Jangan dipaksakan. Sekalipun petarung kuat yang termitosis, belum tentu bisa menarik tali busur angin," kata Feng Qiu Chuan.
Han Sen tetap dingin, terus menarik tali busur. Kekuatan di jari-jarinya semakin bertambah kuat.
"Tuan Muda, kaburlah!" Saat perhatian semua orang tertuju pada Han Sen, seorang anggota Ras Iblis menyeringai ke arah Ji Yangsheng yang sedang menarik kereta.
Jisheng malah pura-pura tidak melihat. Sang Raja Iblis semakin gelisah, tapi tak berani menyelamatkan Jisheng karena hanya dia satu-satunya Iblis di sini, sementara pasukan elit Iblis sejati belum tiba.
"Ada apa dengan Pangeran? Jadi polos gini? Kenapa tidak kabur sekarang juga?" Sang Raja Iblis kebingungan.
Han Sen sendiri sedang sibuk melupakan Jisheng. Tapi Jisheng tetap diam di tempat, membuat Sang Raja Iblis semakin bingung.
Berkali-kali Sang Raja Iblis memberikan kode rahasia ke Jisheng. Jisheng yang semakin jengkel akhirnya menoleh sambil bergumam dalam hati: "Bego lo! Kalo bisa kabur, mana mungkin gue diem aje? Ngapain diingetin? Nggak cuma Han Sen yang jagoan, dua cewek di mobil ini juga bukan sembarangan. Mana mungkin gue lari?"
Melihat Jisheng tak bisa melihatnya lagi, Sang Raja Iblis dengan panik berpindah arah agar Jisheng kembali melihat, terus-menerus memberikan kode rahasia.
Alis Ji Yangsheng berkedut tak terkendali, sangat ingin menghampiri dan menampar Raja Iblis yang kepalanya bermasalah itu. Sayangnya, saat ini dia pasti tidak bisa sembarangan bergerak. Bagaimana jika saat dia berusaha kabur, dua wanita dan Han Sen salah sangka ingin melarikan diri, lalu menangkapnya kembali di depan semua orang? Pasti akan sangat memalukan.
Ji Yangsheng memilih mengabaikan Raja Iblis yang kepalanya ada lubang plot itu, lalu menutup matanya rapat-rapat.
Semua orang memperhatikan Han Sen yang seolah mengerahkan segala upaya. Tali busur sudah mencekik masuk ke dagingnya, tapi tetap tidak bisa ditarik sedikit pun. Diam-diam mereka merasa terhibur.
"Jangan-jangan kamu mengira dirimu benar-benar Ayah Segala Dewa? Sekalipun kamu memang Ayah Dewa, tapi ini cuma sebuah busur! Mustahil kamu jadi Ayah Busur! Buat apa bersitegang dengan senjata?"
"Ekspansi kekuatan, benar-benar ekspansi! Melewati beberapa skuat besar, langsung mengira diri serba bisa."
"Haha, akhirnya bisa menyaksikan Han Sen tersandung kesulitan!"
“Tali Busur Angin mana bisa semudah itu ditarik? Kalau emang gampang, Tali Busur Angin udah enggak ada di Klan Ai Zhi dari dulu.”
……
Saat para penonton berbisik-bisik, sorot mata Han Sen tiba-tiba tajam. Di tubuhnya muncul jubah bulu keabu-abuan yang mulai memancarkan cahaya pelangi dan sinar jingga samar.
Mereka cuma bisa melihat kilauan cahaya pelangi yang redup, tanpa menyadari Roh Raja Merak Tianxia di punggung jubah itu telah mengembangkan bulu ekornya. Berubah menjadi sosok Raja Merak Tianxia yang sedang mengembangkan ekor, roh itu muncul mengangkasa lalu diperkuat ke tubuh Han Sen.
Dengan kekuatan Roh Raja Merak Tianxia yang menyatu, jari-jari es giok Han Sen mulai berkumpul cahaya pelangi. Tenaga jarinya langsung hiperbolis, mencapai tingkat yang mengerikan dalam sekejap.
Di bawah tarikan tenaga mengerikan itu, tali busur angin yang sebelumnya tak bergerak sama sekali ternyata berhasil ditarik oleh Han Sen sedikit demi sedikit. Tali busur yang mirip urat naga itu bergetar gemetar, mengeluarkan suara bergemuruh seperti raungan naga dan auman harimau, bagai angin topan dan halilintar yang menggelegar, mengguncang gendang telinga hingga hampir pecah.
Feng Qiu Chuan dan yang lain tertegun seperti patung menyaksikan Han Sen menarik tali busur angin dengan paksa seinci demi seinci, mulut mereka terkunci bisu oleh keterkejutan yang tak terucapkan.
Tali busur angin sebenarnya bukan mustahil untuk dibuka dengan paksa. Seperti dua Jenderal Bones yang meski baru setengah mitos, tapi spesialisasi mereka adalah kekuatan fisik. Saat bekerja sama, tenaga gabungan mereka mencapai tingkat mitos, sehingga berhasil menarik tali busur angin sedikit - walau hanya sedikit.
Mereka yang memaksakan diri menarik tali busur angin hampir selalu berakhir tragis. Bahkan seorang petarung mitos yang pernah memiliki tali busur angin pun, setelah memaksakannya, akhirnya tumbang oleh nasib malang.
Semua orang hanya bisa menonton Han Sen menarik Tali Angin, dengan perasaan terkejut bercampur sedikit rasa gembira melihat kesulitan orang lain.
Di tengah keterkejutan karena Han Sen ternyata bisa memaksa membuka Tali Angin, mereka juga menanti-nanti apakah Han Sen akan bernasib buruk seperti ras-ras lain yang pernah menggunakan Tali Angin.
