Makhluk hidup di Alam Semesta Raya, sekalipun merupakan keturunan petarung kuat yang termitosis, hanya memiliki gen yang lebih unggul dan potensi lebih besar. Namun saat tumbuh, level mereka tidak akan langsung mencapai tahap mitos. Sama seperti makhluk biasa, mereka juga harus melalui kenaikan level langkah demi langkah.
Seperti Kodok Kristal Hijau yang sudah mencapai tingkat dewa di Celah Bulan, Dia melahirkan begitu banyak kodok kecil. Mereka semua adalah varietas langka generasi terbaru, harus berlatih perlahan dan bermetamorfosis. Sebagian besar mungkin tidak akan mencapai tingkat mitos di masa depan, ini tergantung pada seberapa banyak sumber daya yang bisa mereka dapatkan selama proses pertumbuhan.
Tentu saja ada contoh kasus makhluk yang terlahir sebagai dewa, tapi jumlahnya sangat sedikit. Yang paling terkenal adalah Klan Dewa Kuno yang menempati peringkat kedua di alam semesta. Mereka adalah ras dewa bawaan yang sudah mencapai tahap dewa berbasis ilahi sejak lahir, lalu naik level langkah demi langkah. Jika tidak ada insiden tak terduga, setidaknya bisa mencapai level Transformasi Kupu-Kupu, bahkan segelintir di antaranya bahkan mampu naik ke tingkat Tuhan.
Han Sen pernah melihat Dewa Air Kuno, yang merupakan petarung tingkat Tuhan. Sumber Dewa Air Kuno yang ditinggalkannya masih berada di sini bersama Han Sen. Jika nanti terlahir Dewa Air Kuno baru, maka akan muncul lagi petarung mitos asal.
Tapi contoh seperti ini sangat langka, bahkan di Alam Semesta Raya pun sulit ditemukan. Apalagi ini adalah bidang inti, reproduksi saja sudah sulit, apalagi mitos bawaan.
Biasanya, varietas langka dengan mitos bawaan memiliki sifat berkembang tinggi. Asalkan sumber daya cukup, pasti bisa naik ke Tingkat Transformasi Kupu-Kupu. Peluang menjadi Tuhan juga jauh lebih tinggi.
Pandangan Linglong dan Li Ke'er pada Dewa Buaya Kecil penuh keanehan. Mitos bawaan adalah "ulat" terbaik, bisa disebut barang langka di antara barang langka.
Langsung mencapai mitos, menghindarkan mereka dari perjuangan berat dalam pelatihan. Ditambah bakat terjamin, setidaknya bisa dilatih sampai Tingkat Transformasi Kupu-Kupu. Asal hoki tidak terlalu buruk, prospek menjadi Tuhan pun ada.
Perlu diketahui, target terbesar Li Ke'er sebelumnya hanyalah melatih ulat sutra level Transformasi Kupu-Kupu yang bisa keluar dari kepompong.
Jika bukan karena Klan Dewa Kuno yang pasti enggan menjadi ulat sutra Tai Shang, mungkin mereka akan memilih Klan Dewa Kuno sebagai bahan pelatihan. Sayangnya dalam sejarah, sangat sedikit anggota Tai Shang yang berhasil mendapatkan ulat sutra dari Klan Dewa Kuno - bisa dihitung dengan jari sebelah tangan.
Kehadiran Buaya Dewa Kecil di depan mata saat ini merupakan pilihan yang tidak kalah dari Klan Dewa Kuno, membuat Linglong dan Li Ke'er sama-sama terkesima.
Tapi mereka sadar betul: ini bukan saatnya memilih ulat sutra. Nyawa mereka masih berada dalam genggaman orang lain.
Buaya Dewa Kecil dengan gembira merangkak mendekati trio Han Sen, matanya yang seperti celah kecil itu menatap ketiganya dengan penuh rasa ingin tahu.
Tapi bagaimanapun ia membelalak, mata sebesar garis rambut itu tetap terlihat sama saja.
Sekarang Han Sen akhirnya tahu, sebelumnya dia salah menuduh E Shen. Mereka sama sekali tidak bermaksud meremehkan, melainkan mata mereka memang terlahir seperti itu.
E Shen besar merangkak kembali, memanggil E Shen kecil. Cahaya hitam di tubuh E Shen kecil menghilang, barulah Han Sen bertiga merasakan gravitasi tereliminasi. Mereka perlahan bangkit berdiri.
Meski tidak jelas apa tujuan E Shen sebenarnya, satu hal pasti: makhluk ini tidak berniat membunuh mereka.
Ling Long dan Li Ke'er yang ahli dalam indra deteksi aura dengan mudah merasakan ketiadaan niat membunuh dari E Shen.
E Shen besar melanjutkan perjalanan ke lubang tanah. E Shen kecil naik ke punggungnya, lalu berbalik memanggil Han Sen bertiga dua kali.
Dengan keahlian indra mereka, Ling Long dan Li Ke'er langsung pahami maksudnya. Walau kemampuan indra Han Sen lebih rendah, tanpa perlu indra pun dia tahu: mereka diminta mengikuti masuk.
Tiga orang itu saling memandang, terpaksa mengikuti masuk ke dalam lubang tanah. Ling Long dan Li Ke'er tidak bisa melarikan diri, sementara Han Sen ingin melihat apa tujuan Dewa Buaya membawa mereka ke sini.
Awalnya Han Sen mengira lubang itu tidak terlalu dalam karena ukurannya kecil, tapi setelah masuk barulah ia sadar telah keliru. Lubang ini bagai jurang tak berdasar yang menembus langsung ke inti planet.
Trio ini terus turun mengikuti dua Dewa Buaya besar dan kecil, tak tahu berapa lama mereka terjun. Akhirnya tiba di area inti planet yang mirip lautan lava.
Sebutan lautan lava kurang tepat, karena cairan merah tua itu jauh lebih padat, lebih mirip hidrogen yang menyala di matahari.
"Di sinilah inti planet ini. Rupanya ini habitat asli Dewa Buaya." Ling Long tak bisa menahan diri mengerutkan kening. Sebelumnya dengan kekuatan Tai Shang Indra, ia hanya mendeteksi lautan fusi nuklir ini tapi tidak menemukan bayi Dewa Buaya kecil itu.
Plung, Buaya Dewa Besar membopong Buaya Dewa Kecil merangkak masuk ke dalam lautan. Suhu mengerikan itu sepertinya sama sekali tidak ada bagi mereka, seolah itu hanya sumber air panas biasa.
Buaya Dewa Kecil kembali memanggil Han Sen dan rombongannya beberapa kali, jelas meminta mereka semua mengikuti.
"Wahai kedua Dewa Buaya, raga kalian bisa menahan ketinggian seperti itu. Kami tidak akan mampu." kata Han Sen dengan pasrah.
Hanya berdiri di dekat lautan itu saja, dia sudah merasakan Zirah Dongxuan-nya hampir meleleh. Bagaimana jika masuk ke dalam? Pasti limbung.
Cahaya hitam menyambar dari tubuh Buaya Dewa Besar. Seketika, lapisan cahaya redup hitam menyelubungi ketiga orang itu. Sensasi panas membara di tubuh mereka langsung menghilang.
Buaya Dewa Kecil kembali memekik gugup ke arah mereka, jelas-jelas mendesak agar segera turun.
Buaya Dewa Besar tidak memiliki watak sebaik itu. Saat Han Sen dan kawanannya masih ragu-ragu apakah akan mengikuti, tiba-tiba mereka merasakan raga menjadi berat. Tanpa ampun, tubuh mereka langsung terjatuh ke dalam lautan api bak pangsit yang dijatuhkan ke dalam air mendidih.
Berkat selubung cahaya hitam yang melindungi raga, sensasi panas sama sekali tidak terasa. Tertarik oleh aliran kekuatan misterius, mereka terus tenggelam ke kedalaman. Ketika penglihatan kembali pulih, mereka telah terlempar keluar dari kobaran api lautan itu.
Di posisi paling sentral planet ini terbentang area seluas kota. Hanya zona ini yang bebas dari cairan mengerikan yang membara. Namun gambar yang terlihat justru membuat trio Han Sen terpaku tak percaya.
Bahkan Linglong pun membelalakkan matanya, wajahnya dipenuhi ekspresi tak percaya.
Di area inti planet ini, ternyata berdiri bangunan mirip benteng angkasa luar. Dari strukturnya yang presisi, jelas ini adalah hasil rekayasa manusia - mustahil tercipta secara alami.
Seluruh benteng angkasa luar dipenuhi nuansa teknologi modern, semuanya terbuat dari kristal. Namun karena benteng angkasa luar yang ajaib ini telah mengalami kerusakan parah, sebagian besar instrumen kristal yang terlihat sangat presisi telah berhenti beroperasi. Hanya beberapa instrumen yang masih berkelebat cahaya, berkedip-kedip seperti lampu napas yang sedang memberi alarm.
Setelah Han Sen melihat jelas bentuk benteng angkasa luar dan instrumen-instrumen tersebut, hatinya semakin terkejut. Dia hampir berteriak: "Tidak mungkin? Kenapa tempat ini mirip sekali dengan ruang kontrol ras kristal?"
