Menghafal Crystal Furnace Technique dengan tanda rahasia, kemudian melemparkan terowongan kristal yang rusak ke dalam lautan api yang membara.
Meski Buaya Dewa tidak membatasi kebebasannya, dengan kekuatan dewa tersebut, seluruh benteng pasti berada dalam pantauan mereka. Jika Han Sen melakukan gerakan mencurigakan seperti membuka kuil inti bidang, pasti akan dihentikan segera. Jadi dia pun tidak mencoba eksperimen, bekerja dengan polos menggali secara detail, menjadi pekerja kebersihan yang baik di era baru.
Sayangnya ras kristal adalah ras yang berfokus pada teknologi, hanya meninggalkan petunjuk yang sangat terbatas untuk Han Sen. Banyak instrumen di sana, tapi Han Sen tidak tahu cara mengendalikannya - lagipula sebagian besar peralatan itu rusak dan sama sekali tidak bisa digunakan.
Semangat membersihkan Han Sen mulai menurun karena terus-menerus gagal menemukan barang bernilai.
Han Sen mengeluarkan banyak barang untuk menggoda Xiao E Shen, tapi Xiao E Shen sama sekali tidak tertarik. Jelas Han Sen belum memahami nafsu makan makhluk itu.
Ling Long dan Li Ke'er juga terus berusaha mencari cara kabur, sayangnya selalu gagal. Keinginan mereka untuk pergi dari sini jauh lebih mendesak dibanding Han Sen, sehingga berani melakukan eksperimen. Hasilnya, setiap kali mereka dikenakan aturan gravitasi E Shen yang menarik mereka kembali, bahkan teleportasi pun tak bisa menyelamatkan.
"Apa sih ini?" Han Sen sedang membersihkan ruangan yang runtuh, di dalamnya ia menemukan sebuah meja.
Meja tersebut sama seperti instrumen lain di ruangan yang sudah hancur akibat hantaman, patah menjadi dua bagian di tengah. Empat kaki mejanya pun patah semua. Namun di sampingnya ada laci yang tidak rusak total, dan karena meja itu hancur, lacinya secara otomatis terbuka. Di dalamnya Han Sen menemukan kotak kecil.
Kotak kecil yang ternyata adalah perabotan kayu langka di wilayah kekuasaan ras kristal. Han Sen membuka tutup kotak itu dan menemukan sepasang kacamata di dalamnya.
Desain unik kacamata ini agak mirip kacamata hitam, terlihat sangat keren. Tapi kedua kaca kecilnya berwarna hitam seperti grafit, dilihat dari depan maupun belakang sama sekali tidak transparan.
"Benda aneh dan unik apa lagi ini? Kacamata untuk Orang buta?" penasaran Han Sen sambil memainkan kacamata itu. Tak melihat ketidakwajaran, ia pun memakainya.
Saat kacamata hitam pekat itu menempel di wajah Han Sen, secara langsung berubah menjadi transparan seperti kristal murni.
Tidak, lebih tepatnya lebih transparan dari kristal. Han Sen melihat ke luar melalui kacamata, hampir tidak bisa merasakan pemutusan kristal. Pada saat yang sama, banyak tanda cahaya dan data muncul di lensa kacamata, terus beroperasi. Han Sen juga mendengar suara yang sepertinya masuk ke telinganya melalui bingkai kacamata.
"Sistem sedang memindai... Konfirmasi gen... Verifikasi identitas ras kristal... Data Crystal Furnace diaktifkan..."
Han Sen merasa benda ini terlihat cukup profesional, ternyata bisa memindai gen. Tapi setelah suara menghilang, dia tidak merasakan keunikan apapun. Bahkan tanda cahaya dan angka yang sebelumnya ditampilkan di lensa kacamata sudah lenyap.
Selain transparansi ekstrim, sepertinya tidak ada keistimewaan lain.
"Terlalu kenyang, kamu masih di situ?" Han Sen bertanya dengan suara kecil ke kacamata.
"Hentikan kebodohanmu. Crystal Furnace memiliki sistem indra pikiran bawaan. Gunakan pikiran untuk memberikan perintah. Hindari pembacaan informasi suara yang membuang-buang sumber energi tak perlu..."
Suara itu kembali terdengar di telinga Han Sen, membuatnya merasa frustasi. Ternyata dia direndahkan oleh sepasang kacamata.
"Kalau..." Han Sen baru mengucapkan satu kata, lalu menutup mulutnya dan beralih menggunakan pemikiran: "Kau bernama Crystal Furnace, ya? Apa fungsi utamamu?"
"Nama lengkapku adalah Database ZXT27 Crystal Furnace. Fungsi utama adalah asuhan bayi." Suara kacamata kembali bergema di telinga Han Sen.
"ZX... Apa maksudmu... Lebih baik kusebut kau kacamata... Asuhan bayi itu untuk apa?" kata Han Sen.
"Membantu bayi tumbuh dengan sehat dan unggul." Jawab kacamata.
"Konkretnya? Misalnya apa yang bisa kau lakukan untuk bayi?" Han Sen berpikir sejenak lalu bertanya lagi.
"Layanan utama berupa pengambilan sampel dan analisis database Crystal Furnace." Konten jawaban ini membuat Han Sen pusing. Jelas kecerdasan kacamata ini sama sekali tidak tinggi.
Sepertinya merasakan pemikiran Han Sen, kacamata berkata: "Database ZXT27 Crystal Furnace merupakan teknologi ras kristal paling canggih, dilengkapi sistem tumbuh kembang cerdas, kecerdasan awal setara anak kristal berusia lima tahun."
"Bagus banget!" Han Sen memuji, tapi dia masih belum mengerti benda ini sebenarnya apa kegunaannya.
Han Sen sedang berpikir bagaimana cara menanyakan fungsi kacamata ini, tiba-tiba melihat Ling Long datang dari arah kolam renang.
Hatinya berdebar, menggunakan telepati berkata pada kacamata: "Tunjukkan yang praktis, apa kamu punya fungsi rontgen bisa menembus dinding... atau baju..."
Han Sen ingat di film sci-fi kacamata biasanya punya fitur ini. Meski dia punya bidang Dongxuan yang tidak terlalu membutuhkan fungsi rontgen, tapi kalau ada juga bagus.
"Mengintip privasi melanggar Pasal 16.221 Hukuman Fisik ras kristal... akan dihukum penjara 5 hingga 10 tahun... ZXT27 adalah perangkat pengasuhan anak cerdas yang tidak memiliki fungsi tersebut... Hanya staf berlisensi profesional yang diperbolehkan memakai database kristal dengan fungsi tersebut..."
"Ras kristal begitu beradab?" Han Sen diam-diam kagum dalam hatinya.
"Lalu apa sebenarnya kegunaanmu? Tunjukkan padaku..." Han Sen akhirnya berkata demikian.
"Silakan pilih target." Suara kacamata terdengar.
"Dia saja." Han Sen menatap Linglong yang mendekat.
Han Sen tiba-tiba melihat berbagai tanda cahaya dan data beroperasi pada dua kaca transparan, disertai bingkai fokus mirip kamera yang mengunci Linglong, seolah sedang menganalisisnya.
Kacamata itu juga tidak memancarkan cahaya atau apapun, membuat Han Sen bingung berdasarkan apa analisis itu dilakukan.
"Pengambilan sampel data sedang berlangsung... Analisis perbandingan data sedang diproses... Data..."
Linglong sudah berdiri di hadapannya, namun data di kaca kecil masih terus mengalir tanpa tanda-tanda akan berakhir.
"Reaksi benda ini kok lambat sekali, mirip seperti AI kuno yang hampir ngehang," gumam Han Sen dalam hati.
"Ngapain sih pakai kacamata hitam nggak tembus pandang gitu? Mau pura-pura jadi orang buta?" tatapan Linglong tertuju pada kacamata di wajah Han Sen.
"Cuma buat gaya-gayaan," jawab Han Sen santai, sementara pikirannya bergejolak: "Ternyata cuma aku yang melihatnya transparan, di mata orang lain tetap seperti kacamata grafit hitam. Lumayan cerdas juga ini teknologi."
Persis di saat itu, suara sistem kacamata kembali bergema di otaknya: "Pemindaian data sukses, analisis telah selesai."
Seketika, Han Sen menyaksikan gambar tiga dimensi Linglong beserta data dan laporan analisis yang muncul di lensa.
"Target: Tai Shang, betina..." Baru membaca beberapa kata di bagian awal, Han Sen langsung terperangah.
