"Apa kamu tidak salah? Bukannya dia anggota ras langit? Kok bisa jadi Tai Shang?" Han Sen memaksakan diri menahan keterkejutan di hatinya, menggunakan pikiran untuk bertanya pada kacamata sambil terus membaca laporan analisis.
Target: Tai Shang, betina, usia perhitungan genetik metode kristal 23 tahun.
Level gen: bidang level Raja sembilan lapisan.
Potensi gen: lima bintang.
"Database tungku kristal memiliki beberapa set data gen Tai Shang. Tingkat kemiripan gen target dengan data tersebut 87,675%, sedangkan kemiripan dengan ras langit hanya 0,13%. Kemungkinan target merupakan Tai Shang mencapai 99,99%," jawab kacamata.
Han Sen mulai percaya karena tahu kalau Linglong memang berada di bidang level Raja sembilan lapisan, membuktikan kacamata ini bukan asal ngomong.
"Oh iya, pantas saja aku tidak pernah mendengar tentang Linglong dan Li Ke'er di Istana Surgawi, ternyata mereka bukan ras langit," gumam Han Sen dalam hati.
"Lalu apa maksud potensi gen itu? Berapa bintang tertinggi?" Han Sen bertanya.
"Potensi gen mewakili kemungkinan pertumbuhan berkelanjutan suatu makhluk hidup. Berdasarkan analisis database Crystal Furnace, sistem penilaiannya terbagi menjadi sepuluh bintang." Jawab Kacamata.
"Tidak mungkin? Total ada sepuluh bintang, tapi Tai Shang hanya mendapat lima bintang?" Han Sen sangat meragukan hasil ini. Bagaimana mungkin ras terkuat di alam semesta raya hanya memiliki potensi gen setingkat lima bintang?
"Kamu melamun apa di sana?" Ling Long mengerutkan kening halus melihat Han Sen yang terus mematung mengawasinya.
"Tidak ada. Aku sedang memikirkan cara untuk kabur dari sini." Kata Han Sen.
"Ada hasil?" Tanya Ling Long.
"Tidak." Han Sen menggelengkan kepala.
"Kalau begitu kita tunggu saja. Begitu para sesepuh klan menyadari kehilangan kita, mereka pasti akan mencari cara untuk menyelamatkan." Setelah berkata demikian, Ling Long berbalik dan pergi.
Han Sen membuka mulutnya, ingin bertanya apakah dia dari Tai Shang, tapi karena mereka tidak mau mengatakannya, pasti ada alasan mereka sendiri, sama seperti dirinya yang biasanya juga tidak akan membocorkan identitas manusia sejatinya. Akhirnya Han Sen menahan diri untuk tidak bertanya.
"Lima bintang sudah merupakan skor tertinggi di level Raja. Makhluk hidup tingkat mitos baru akan dinilai ulang mulai dari enam bintang," jawab kacamata.
"Oh begitu? Coba lihat berapa bintang yang aku punya?" tanya Han Sen penasaran.
"Sampling data... Analisis dan perbandingan data... Data..." Aliran data di kaca kecil kembali mengalir, kali ini membutuhkan waktu lebih lama.
"Gen tidak stabil... Tidak dapat dipastikan... Tidak dapat dipastikan..." Aliran data terus berputar tanpa henti.
"Sudah, tidak perlu tes lagi," kata Han Sen tidak sabar mendengar suara 'tidak dapat dipastikan' yang terus berulang.
Barulah kacamata itu diam, aliran data di permukaannya menghilang.
"Ngomong-ngomong, mari kita lihat berapa bintang Dai E Shen dan Xiao E Shen punya." Hati Han Sen berdebar, ia langsung menuju kolam renang.
Melihat Graviti sedang berbaring tidur di atas kursi matahari, Li Ke'er masih memijat kepalanya. Han Sen dengan konsentrasi penuh langsung menguji Li Ke'er terlebih dahulu.
Mirip dengan analisis sebelumnya pada Linglong, Li Ke'er juga menunjukkan ras Tai Shang. Hasil akhirnya tetap lima bintang, namun usia Li Ke'er relatif muda. Dalam algoritma gen ras kristal, Li Ke'er baru berusia enam belas tahun.
"Kali ini harus serius." Han Sen yang berkacamata menatap Graviti. Aliran data di kaca matanya mulai berputar cepat, namun beberapa saat belum juga keluar hasil.
"Jangan-jangan tidak bisa dianalisis juga?" Kecurigaan Han Sen tentang kemampuan kacamata itu tiba-tiba terpatahkan ketika gambar tiga dimensi Graviti beserta datanya muncul di lensa.
Target: Graviti betina, usia genetik sekitar 1.365 miliar tahun.
Level gen: Metamorfosis kelas mitos.
Potensi gen: Tujuh bintang.
"Analisismu terlalu tidak akurat? Potensi Bintang Tujuh untuk makhluk mitos tingkat metamorfosis?" Han Sen kembali meragukan hasil analisis kacamata.
"Gen asli Gravity Crocodile hanya memiliki empat bintang, maksimal bisa naik ke tahap semi-mitos. Tanpa potensi mitos karena modifikasi genetik, potensi genetiknya mencapai tujuh bintang. Peningkatan maksimal hanya sampai tingkat metamorfosis. Jika tidak ada mutasi signifikan, kemungkinan naik ke tingkat kepompong pecah adalah satu dalam satu miliar..."
"Benar atau tidak? Apa kamu punya cukup data makhluk mitos level Dewa untuk dibandingkan?" Han Sen masih skeptis.
"Ini hasil perbandingan data sampel makhluk mitos. Menurut database, makhluk mitos tanpa potensi sembilan bintang mustahil mencapai Tingkat Dewa Sejati," jawab kacamata.
Han Sen dengan setengah percaya mengalihkan pandangannya ke bayi buaya. Kacamata mulai bekerja lagi, aliran data terus beroperasi.
Setelah beberapa saat, Han Sen akhirnya melihat hasilnya.
Target: Gravitasi Tuhan Buaya, jantan, usia genetik sekitar sebulan tujuh hari.
Level gen: Termiosis tingkat dasar.
Potensi genetik: Sembilan bintang.
"Gila, anggota ini juga Gravitasu Tuhan Buaya, kenapa dia punya sembilan bintang?" Han Sen bertanya.
"Gravitasi Tuhan Buaya ini merupakan termiosis bawaan lahir, gen tubuhnya mengalami mutasi yang jauh lebih unggul dibanding buaya gravitasi generasi sebelumnya. Berdasarkan analisis genetik, mereka memiliki hubungan darah ibu-anak."
"Benar atau tidak sih? Unsur kecil ini punya potensi sebesar itu? Ternyata bisa naik ke level Tuhan sejati?" Sorot mata menyala-nyala Han Sen mengawasi ketat Buaya Kecil.
Buaya Kecil menangkap sorot mata Han Sen, meliriknya dengan kesal. Tapi Linglong sedang menyikat sisiknya, jadi dia tak sempat mendekat.
"Varietas langka termiosis dengan potensi sembilan bintang memiliki persentase keberhasilan tertentu untuk naik ke level Tuhan sejati, tapi bukan 100%," jawab Kacamata.
Han Sen tidak menghiraukan kacamata, di hatinya sedang memikirkan bagaimana caranya menculik si buaya kecil ini. Anggota ini punya potensi untuk naik level jadi Tuhan!
Tapi Han Sen berpikir ulang, varietas langka di inti bidang tidak bisa dibawa keluar. Sekalipun diculik juga percuma.
Bagi Han Sen, hasil analisis kacamata cukup dipercaya. Jika murni hanya ras kristal sendiri, pasti tidak mampu mendapatkan begitu banyak data makhluk hidup tingkat mitos.
Tapi leluhur kristal pernah membantu Santo mempelajari "Genetika Naratif", dan kemudian mengambil alih perlindungan. Kalau mereka tidak mendapat data penelitian dari Tanah Suci, Han Sen pasti tidak percaya.
Jika itu Santo, mendapatkan data makhluk mitos sebanyak itu tidaklah sulit. Dulu Tai Shang dan Klan Dewa Kuno harus puas di bawah Tanah Suci, leluhur Klan Huangji bahkan budak sana. Bagi Santo, mendapatkan data gen multiras itu sangat sederhana.
Mengingat yang dibutuhkan hanya data gen, tidak perlu menumpahkan darah, sehelai rambut pun bisa. Asalkan Santo mau berbicara, siapa yang akan menolak permintaan sehelai rambut darinya?
Sekarang Han Sen hanya ingin pulang untuk menguji potensi gen putri kesayangannya Ling Er, melihat berapa bintang yang berhasil dicapainya.
Tapi dengan Tai Kura-kura dan Kura-kura Kecil menjaga di sini, sama sekali tidak ada kesempatan untuk berteleportasi kembali.
Han Sen terpaksa melanjutkan membersihkan benteng dengan susah payah, berharap mungkin masih ada penemuan lain. Kacamata hanya memiliki kemampuan memindai, menganalisis, dan membandingkan, tanpa memberikan kontribusi nyata.
