Setelah beberapa hari menggali tanpa hasil, teknik gen tungku kristal justru sudah dikuasai dasar-dasarnya. Bagaimanapun ini adalah teknik gen latihan untuk anak-anak ras kristal, tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi. Dengan darah ras kristal yang dimiliki, sangat mudah untuk menguasainya.
Manusia adalah pecahan dari ras kristal, dilatih juga sangat sederhana. Setidaknya Han Sen hanya butuh beberapa hari untuk masuk ke babak awal, efeknya pun sangat bagus. Sekarang Han Sen mampu menelan 20-30 unit gen varietas langka tingkat Raja dalam sehari. Ini baru efek awal dari Teknik Tungku Kristal. Jika Teknik Penelanan, Teknik Penghancuran Besar, dan Teknik Tungku Kristal semuanya dilatih hingga puncak, menelan ratusan unit gen varietas langka tingkat Raja dalam sehari akan semudah bersenang-senang.
“Teknik Tungku Kristal benar-benar bagus, nanti harus membuat Bao'er dan Ling Er juga berlatih.” Memikirkan putri-putri kesayangannya, hati Han Sen semakin tak sabar ingin pulang.
Namun ingin kabur dari sini benar-benar tak mudah. Jika di masa lalu, dia bisa mencoba transformasi menjadi tubuh Super God. Sayangnya sekarang Wan'er berada di Menara Takdir Langit, durasi transformasi Super God Han Sen terlalu singkat. Dengan waktu sesedikit itu, diperkirakan sulit untuk lolos.
Han Sen duduk di samping sambil beristirahat, mengambil sebotol alkohol yang dibawa dari alam semesta Alliance. Baru saja minum dua teguk, tiba-tiba melihat Buaya Dewa Kecil ternyata berlari mendekat, matanya tajam mengawasi botol alkohol di tangannya dengan wajah penasaran.
Hati Han Sen berdebar, ia mengeluarkan gelas anggur dan menuangkan semangkuk alkohol di hadapan Buaya Dewa Kecil. Kali ini reptil itu tidak mengibaskan ekornya, malah menjulurkan lidah panjangnya yang langsung melilit gelas tersebut dan menariknya ke arahnya.
Han Sen tersenyum puas dalam hati, mengira sang buaya mungkin menyukai minuman keras. Tapi siapa sangka, makhluk itu justru menuangkan seluruh isi gelas ke tubuhnya yang bersisik.
Sisik-sisiknya yang berpijar itu memancarkan suhu ekstrem. Meski berusaha menahan panasnya, alkohol yang tumpah langsung berubah menjadi uap putih membubung.
Buaya Dewa Kecil menunjukkan ekspresi tak puas. Tanpa basa-basi lidahnya yang gesit kembali melesat, melilit seluruh botol alkohol dan menuangkan isinya habis-habisan ke permukaan tubuhnya yang berkilau.
Melihat secangkir anggur bagus berubah menjadi uap, Han Sen benar-benar merasa sayang. Ini adalah anggur yang khusus disiapkan Ji Yanran untuknya, konon katanya ini anggur tua yang difermentasi lama, sekarang sudah tidak bisa dibeli lagi, setiap botol yang diminum berarti berkurang satu.
Buaya kecil itu justru menunjukkan ekspresi menikmati, seluruh tubuhnya menyebarkan aroma alkohol yang pekat.
Han Sen masih menyesali nasib anggurnya, si buaya kecil sudah merangkak mendekatinya sambil mengeluarkan suara beberapa kali, jelas-jelas memintanya mengeluarkan anggur lagi.
"Sekarang aku tidak punya lagi. Jika kamu mau, aku bisa kembali ke markas untuk mengambilkanmu." Dengan konsentrasi penuh, Han Sen berkata kepada buaya kecil itu.
Buaya kecil itu tak henti-hentinya mengangguk, bahkan mengeluarkan suara beberapa kali ke arah Han Sen, seolah mendesaknya cepat-cepat mengambil anggur.
"Ini kamu yang menyuruhku kembali, aku benar-benar pergi ya?" Han Sen tidak percaya bisa semudah ini diperbolehkan pergi.
Kalau orang lain meninggalkan bidang inti dari sini, saat kembali hanya bisa berada di tempat ini. Kecuali tidak memasuki bidang inti lagi, kalau tidak tetap akan terjebak sama seperti sebelumnya.
Tapi Han Sen berbeda. Dia memiliki empat gir kehidupan utama yang bisa menuju empat wilayah berbeda. Tidak perlu kembali ke sini. Asal bisa pergi, itu setara dengan bisa bebas.
Si Buaya Kecil kembali mendesaknya cepat mengambil alkohol. Sambil mengerahkan tenaga untuk mendorong gerbang kuil inti bidang, Han Sen berkata: "Aku benar-benar pergi ya?"
Gerbang kuil inti bidang sudah terbuka. Si Buaya Kecil tidak berniat menghentikannya, juga tidak terlihat Si Buaya Besar bertindak. Jelas-jelas memberi izin diam-diam untuk kepergiannya.
Hati Han Sen dipenuhi kegembiraan luar biasa. Tak disangka dia bisa bebas semudah ini. Cepat-cepat melangkah menuju dalam gerbang kuil.
Xiaoe Shen pun tidak menghentikannya. Han Sen berhasil meninggalkan bidang inti dan kembali ke Paus Putih Besar miliknya. Kelancaran ini bahkan membuatnya sendiri agak tak percaya.
"Ayah, kenapa perginya lama sekali? Kalau lain kali pergi selama ini, ajak Bao'er ya?" Bao'er menerjang ke pelukan Han Sen.
"Tempat itu tak boleh kau datangi." Han Sen tersenyum.
Bukan cuma tak bisa membawa makhluk lain masuk, sekalipun bisa, Han Sen pun tak berani membawanya.
Seorang anak kecil masuk ke bidang inti yang hanya boleh dimasuki petarung level Raja? Jika ketahuan orang, pasti akan membuat gempar.
Memandang bibir kecil Bao'er yang mengernyit, hati Han Sen berdebar. Ia menyuruh kacamata menganalisis gen Bao'er.
Bukan potensi Bao'er yang ingin diketahui Han Sen, melainkan ingin mengungkap ras sejatinya. Selama ini ras Bao'er tetap menjadi misteri, mungkin kacamata bisa membantunya memecahkan teka-teki ini.
Aliran data di kaca kecil kacamata terus mengalir, sudah lama berlalu namun masih belum berhenti, membuat Han Sen memiliki firasat buruk.
"Keterbatasan data... analisis tidak mungkin... analisis tidak mungkin..." Han segera mendengar suara yang mengecewakannya.
Tapi ras apa pun Bao'er, bagi Han Sen itu tidak penting lagi. Dia sudah lama menganggap Bao'er sebagai putri kandungnya.
Han Sen hendak menghentikan analisis kacamata, tiba-tiba mendengar suara: "Analisis selesai. Gen tidak stabil, level gen tidak dapat ditentukan, potensi gen tidak dapat dipastikan. Memiliki hubungan darah ayah-anak dengan Anda."
"Gila, memang cuma mainan anak-anak, sama sekali tidak tepercaya." Han Sen merasa frustasi, sudah dikerjakan setengah jalan ternyata cuma dapat kesimpulan seperti ini.
Han Sen kembali menggunakan kacamata untuk memeriksa satu per satu makhluk hidup Paus Putih Besar. Kecuali Ming Yue dan Gu Qingcheng yang berasal dari perlindungan, analisis terhadap makhluk Alam Semesta Raya sangat akurat.
Ming Yue dan Gu Qingcheng sama seperti Han Sen, gen mereka tidak stabil sehingga tidak bisa dianalisis.
Han Sen mencoba menganalisis burung merah kecil dengan kacamatanya, awalnya tidak berharap banyak. Tapi siapa sangka ternyata berhasil dianalisis.
Target: Darah Phoenix sekitar 51%, darah Kunpeng 49%, betina.
Level Gen: Mitos Tingkat Dasar.
Potensi Gen: 10 Bintang.
Di sampingnya ada banyak data analisis detail. Han Sen langsung terkejut melihatnya, darah burung merah kecil ini ternyata kereen! Potensi gen 10 Bintang, hampir bisa dipastikan 100% naik ke level Tuhan.
"Gennya sekuat ini?" Han Sen bertanya penasaran pada kacamata.
Kacamata menjawab: "Phoenix dan Kunpeng sendiri sudah Tingkat Dewa. Dia memiliki darah campuran keduanya. Meski kecepatan tumbuhnya agak lambat, tapi persentase keberhasilan naik ke Tuhan sangat tinggi. Kemungkinan gagal hampir Zero. Tapi sumber daya yang dibutuhkan untuk promosi ke Tuhan luar biasa besar, mungkin lebih besar dari konsumsi Phoenix dan Kunpeng darah murni."
Han Sen mendengar lalu wajahnya langsung masam. Burung merah kecil sekarang kan dia yang memelihara. Nanti pasti semua pengeluaran itu tetap akan menimpa kepalanya.
Han Sen melihat semua makhluk di dalam Paus Putih Besar. Pada dasarnya cukup akurat. Terakhir Han Sen pergi melihat Wan'er yang tertidur panjang di Menara Takdir Langit.
Aliran data di kacamata lebih lama waktunya dibanding saat melihat burung merah kecil. Tapi akhirnya hanya menghasilkan analisis dua kata.
"Ras Santo!"
Lalu tidak ada informasi lain. Meski berhasil menganalisis rasnya, itu hanya sebatas nama, tanpa data analisis atau konten apapun.
