Han Sen masih ingin menukar beberapa teknik gen lagi, tapi setelah menghabiskan makan enak buah-buahan, Li Ke'er enggan menukar lagi.
Mantra darah naga pemecah mistis yang belum sempat dilatih Han Sen. Pikirannya terus berkutat pada cara kabur dari sini. Meski belum berhasil melarikan diri, hubungannya dengan Buaya Dewa Kecil sudah semakin akrab. Kini sang buaya dewa selalu merengek minta alkohol Han Sen yang sudah sangat ketergantungan.
Li Ke'er melirik Han Sen dengan mata penuh kebencian. Di depannya, Han Sen dan Buaya Dewa Kecil sedang berbaring berdampingan di kursi pantai. Li Ke'er terpaksa mengantarkan minuman kepada mereka.
Meski sama-sama dijebak di sini, ternyata dia harus melayani Han Sen. Pikiran Li Ke'er dipenuhi kejengkelan yang meluap-luap.
"Penjilat!" Dalam hati, Li Ke'er memaki Han Sen dengan segala kekuatan penghinaan yang bisa dibayangkannya.
“Buaya Dewa Kecil, tak ingin kah kau melihat dunia luar? Alam semesta di luar sana jauh lebih spektakuler - minuman berkilauan seperti awan, kaki jenjang bagai hutan... mungkin kau bisa menemukan banyak Buaya Dewa betina cantik... kulit mulus... Dengan wibawa legendaris Buaya Dewa Kecil yang tak terkalahkan di alam semesta ini... pasti mereka akan merengek-rengek ingin mengikutimu... Saat itu spanduk merah akan berkibar di mana-mana...” Han Sen kembali mendorong Buaya Dewa Kecil untuk keluar.
Setelah sekian lama bergaul, meski Jing Dongxuan milik Han Sen dalam hal persepsi masih kalah dibanding Kitab Tai Shang Indra, tapi secara umum sudah bisa memahami maksut Buaya Dewa Kecil, obrolan biasa tidak menjadi rintangan.
Di bawah dorongan Han Sen selama periode ini, Buaya Dewa Kecil mulai menunjukkan ketertarikan pada dunia luar. Andaikan saja ia sendirian, pasti sudah lama dibujuk pergi oleh Han Sen.
Tapi karena tubuhnya masih terlalu kecil, Buaya Dewa Besar enggan membiarkannya meninggalkan sarang. Buaya Dewa Kecil pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Kali ini merupakan kesempatan luar biasa karena Buaya Besar harus keluar setiap beberapa hari, mungkin untuk mengambil persediaan makanan. Pada saat itu, Buaya Kecil akan mengawasi mereka bertiga. Begitu ada keanehan, Buaya Kecil tinggal memberi alarm maka Buaya Besar bisa segera memaksa mundur kembali.
Sebelumnya, Linglong dan Li Ke'er pernah mencoba kabur selama periode ini, tapi akhirnya tetap ditarik kembali.
Han Sen sendiri tidak melarikan diri, hanya terus mendorong Buaya Kecil untuk keluar. Dengan begitu, dia bisa ikut keluar nantinya.
Buaya Kecil yang terus dicekoki cerita-cerita Han Sen tentang dunia luar sudah sangat berharap. Sayangnya dia tak tahu bahwa "luar" yang dimaksud Han Sen bukan sekadar di luar sarang, melainkan di luar bidang inti Alam Semesta Raya - tempat makhluk hidup dari bidang inti tak mungkin keluar.
Tentu saja Buaya Kecil tak paham ini. Hari ini, setelah lagi-lagi dibujuk dengan kata-kata menyesatkan Han Sen, akhirnya dia tak tahan lagi ingin menyelinap keluar untuk bersenang-senang.
Sebelumnya dia pernah kabur, tapi tidak berani pergi jauh. Kali ini, setelah terus didesak oleh Han Sen, dia memanggil Han Sen dengan gembira beberapa kali, jelas-jelas meminta Han Sen ikut pergi bersamanya.
Linglong dan Li Ke'er yang menyaksikan dari samping tertegun seperti patung, sama sekali tidak menyangka bisa melakukan hal seperti ini.
"Berani-beraninya menipu anak kecil, benar-benar kotor!" batin Li Ke'er mendidih.
"Buaya Kecil, bawa mereka berdua lah. Kalau tidak ada yang melayani di jalan, bagaimana bisa menunjukkan wibawa Anda?" Han Sen menunjuk Li Ke'er dan Linglong sambil berkata.
Lagipula ini hanya angkat tangan saja, Han Sen anggap sebagai cara untuk menjalin hubungan baik.
Buaya Kecil asal memanggil dua kali, lalu terbang menuju lautan api yang membara.
Li Ke'er dan Linglong sama-sama tersenyum puas. Li Ke'er yang baru saja merendahkan Han Sen karena menipu anak kecil, tak bisa menahan diri untuk melirik penuh rasa terima kasih ke arah Han Sen.
Kekuatan Buaya Kecil tidak sekuat Buaya Besar. Han Sen dan trio terpaksa mengikuti di sisinya, memanfaatkan perlindungan rantai keteraturan gravitasi pada tubuhnya, baru tidak meleleh di lautan api mengerikan itu.
Tak lama Buaya Kecil bersama Han Sen berhasil menyembul dari gua bawah tanah. Dengan cemas mereka menyapu pandangan sekitar, tak menemukan bayangan Buaya Besar, serentak menghela nafas lega.
"Ayo, pintu dunia baru nan cantik sedang terbuka untukmu. Minuman, buaya cantik, penyembahan ribuan ras..." Han Sen melihat Buaya Kecil ragu-ragu menoleh ke gua, segera menyesatkan lagi.
Buaya Kecil menjerit dua kali, melompat ke atas kepala Han Sen. Mengayunkan cakar kecilnya, wajahnya bersemangat.
"Toh masih anak-anak, terlalu mudah ditipu." Dalam hati Han Sen bersukacita diam-diam. Langsung melesat ke udara, meninggalkan planet ini.
Linglong dan Li Ke'er langsung berlari mendekat. Tak lama kemudian, trio itu bersama seekor anak buaya kecil berhasil meninggalkan planet gravitasi mengerikan itu.
Belum jauh dari planet, tiba-tiba Tungku Pedang Perunggu datang melayang sambil mengerang parau. Ternyata anggota ini tidak kabur dan masih menunggu di luar, membuat Han Sen agak terkejut.
Tungku Pedang Perunggu berteriak histeris sambil mendekat. Anak buaya kecil mengira ada permusuhan, langsung mengaktifkan rantai keteraturan gravitasinya. Seketika tungku itu terikat rapat, menjerit ketakutan hingga raganya hampir remuk oleh tekanan gravitasi.
"Dia orang dalam... semua orang dalam..." Han Sen buru-buru menjelaskan pada anak buaya kecil.
Barulah anak buaya kecil melepas Tungku Dewa Pedang. Karena posisinya masih bertengger di kepala Han Sen, tungku perunggu itu bingung antara pergi atau tetap di tempat, terlihat sangat kontradiktif dengan sikap ragu-ragunya.
“Ayo pergi, kita pergi dari sini dulu baru bicara.” Han Sen tidak tahu Buaya Dewa pergi ke mana, juga tidak tahu seberapa jauh jaraknya dari sini, lebih aman lari lebih jauh dulu agar tidak ketabrak kalau dia kembali.
Semuanya berjalan lancar secara mencurigakan. Buaya Dewa Besar tak kunjung muncul. Mereka membawa Buaya Dewa Kecil terbang melewati beberapa sistem galaksi, bahkan Linglong dan Li Ke'er menggunakan perpindahan antarbintang untuk langsung membawa mereka ke wilayah yang tak terhitung jumlahnya dari sini, tetap tidak ditemukan jejak Buaya Dewa Besar.
“Kita benar-benar berhasil keluar!” Li Ke'er sampai tak percaya, ternyata mereka bisa kabur semudah ini.
Meski Buaya Dewa Kecil punya potensi besar, tapi dia masih level dasar. Tidak seperti Buaya Dewa Besar yang bisa dengan mudah menjebak mereka, Li Ke'er dan Linglong sekarang sudah bisa memecahkan kehampaan untuk kabur kapan saja.
“Buaya kecil itu menggeram beberapa kali ke arah Han Sen, matanya melirik ke sekeliling, seolah bertanya: "Di mana Kolam Anggur? Di mana anak buah dari berbagai ras?"
"Jangan terburu-buru. Kita baru saja keluar, masih ada perjalanan panjang." Han Sen mencoba menenangkan Buaya Kecil sambil berpikir cara melepaskan diri, tiba-tiba merasakan deg-degan di hati.
Bukan hanya Han Sen, Linglong dan Li Ke'er juga merasakan kecemasan yang sama, wajah mereka berubah pucat.
"Apa Buaya Besar datang?" Seru Han Sen sambil menatap ngeri ke arah tenaga mengerikan yang menyelimuti angkasa, di mana sosok makhluk aneh mulai muncul.
"Spesies langka apa itu?" Han Sen memusatkan pandangannya, menyadari itu bukan Buaya Besar, melainkan ular raksasa berwujud naga air.
Ular itu panjangnya mencapai ratusan meter, kepalanya mirip Raja Kobra, namun di lehernya yang seperti sayap daging, ternyata terdapat dua baris mata, masing-masing baris berisi tiga mata, total enam mata berwarna hijau.
"Varietas Langka Mitos Shen Ular Enam Inti!" Li Ke'er dan Ling Long berteriak serentak. Dari tingkat keterkejutan mereka, jelas makhluk mitos ini bukanlah sembarangan.
