Han Sen memperhatikan lebih seksama, baru menyadari bahwa yang tumbuh di leher Raja Ular itu bukan mata, melainkan enam gir yang berputar. Fungsi enam gir itu pun masih misterius.
"Cepat pergi!" Li Ke'er berteriak ke arah Han Sen, lalu bersiap mengaktifkan Teknik Shen You untuk kabur dari tempat ini.
Namun sebelum dia sempat memulai teleportasi, ruang di sekeliling mereka tiba-tiba terbalik. Seluruh langit-bumi berputar layaknya pusaran raksasa.
Han Sen yang juga ingin menggunakan teleportasi tiba-tiba menyadari dirinya ternyata tidak bisa merobek ruang untuk pergi, seolah-olah ruang di sini telah kehilangan hubungan dengan dunia luar.
"Sial! Kita terjebak dalam ruang enam dimensi. Di dalam ruang ini, semua keteraturan ruang dikendalikan oleh Ular Dewa Enam Inti. Kekuatan unsur ruang tidak bisa digunakan di sini!" seru Li Ke'er dengan gemetar.
Han Sen tidak panik. Dia memperhatikan mata Ular Dewa Enam Inti yang terus mengawasi ketat bagian atas kepalanya, dari awal sampai akhir tidak berpaling sedikit pun, jelas-jelas mengincar Buaya Dewa kecil.
Buaya Dewa kecil yang baru saja tumbuh sama sekali tidak mengerti arti ketakutan. Melihat Ular Dewa Enam Inti mengawasinya, dia langsung membalas dengan sorot mata tajam sambil berlenggang dan berteriak-teriak ke arah ular dewa itu.
Han Sen tahu maksudnya adalah menyuruh Ular Dewa Enam Inti ikut dengannya nanti sebagai anak buah.
Ular Dewa Enam Inti entah apakah memahami, langsung mengeluarkan teriak histeris penuh amarah. Mulutnya menyemprotkan rantai keteraturan ruang bagai Aurora Kosmik yang melilit ke arah Buaya Dewa.
Han Sen dengan gesit kabur, sementara Buaya Dewa dengan sombong menyambutnya, bersiap mulai bertempur dengan Ular Dewa Enam Inti—atau lebih tepatnya ingin memberi pelajaran pada ular dewa itu.
Ini semua berkat Han Sen yang sebelumnya terus berlebihan memuji. Untuk mendorong Buaya Dewa, dia mengklaim makhluk itu adalah entitas tak terkalahkan di alam semesta, segala ras mengaguminya seperti Tuhan, kekaguman yang mengalir tiada henti bagai sungai, seolah seluruh makhluk hidup di alam semesta sangat ingin menjadi anak buahnya.
Malangnya Buaya Dewa yang polos itu mengira ibunyalah yang paling berkuasa di alam semesta, lalu dirinya sebagai bos kedua. Semua makhluk hidup lain hanyalah anak buah, mana mungkin membiarkan Ular Dewa Enam Inti mengganggu.
Han Sen tidak lari jauh sebelum berhenti, masih berniat menyaksikan tontonan menarik pertarungan ular dan buaya.
"Cepat pergi! Xiao E Shen bukan lawan Liu He Shen She. Manfaatkan momentum sekarang untuk kabur, atau kita akan terlambat!" teriak Ling Long sambil terus terbang menjauh.
"Bukankah kekuatan Xiao E Shen setara dengan mitos asli dasar di dunia luar? Masih adakah varietas langka di bidang inti yang lebih kuat darinya?" tanya Han Sen bingung.
Li Ke'er yang berdiri di samping menjelaskan: "Liu He Shen She adalah salah satu varietas langka terkuat di bidang inti. Meski tidak seekstrim Da E Shen, tapi sudah mencapai puncak level dasar. Ditambah kekuatan unsur ruang-nya yang luar biasa dan pengalaman tempur yang jauh melampaui Xiao E Shen yang baru lahir, pasti bukan tandingannya."
Dor!
Seperti sedang membandingkan ucapan Li Ke'er, terdengar dentuman keras. Buaya Dewa Kecil telah terlempar oleh Ular Dewa Enam Inti, berguling-guling tak henti di langit berbintang. Setelah menabrak sebuah asteroid, benda langit itu pun hancur berkeping-keping.
"Sanggarnya!" Han Sen terkejut. Ia segera menggiring Tungku Penempa Perunggu sambil terbang sekuat tenaga. Ruang yang terkungkung membuat teleportasi mustahil. Ling Long dan Li Ke'er pun hanya bisa mengandalkan kemampuan terbang.
Dari belakang, suara mengerikan terus bergema. Han Sen tak kuasa menoleh. Terlihat Buaya Dewa Kecil yang babak belur oleh pukulan, menangis histeris. Air mata mengalir deras dari sudut mata sipitnya yang memanjang.
“Maaf ya Si Buaya Kecil, kamu saja tidak bisa dikalahkannya, apalagi aku. Setidaknya kau ini varietas langka mitos, bertahanlah dan kaburlah sendiri. Jangan salahkan aku yang kejam, toh aku cuma tawanan kalian. Sebenarnya kita adalah musuh, bukan sekutu." Dalam hati Han Sen terus mengutuk sambil terbang.
Semakin jauh mereka terbang bersama Ling Long, tapi di hati Han Sen tetap terasa aneh. Ia terus membayangkan sorot mata Si Buaya Kecil yang penuh jejak air mata tadi seakan masih mengawasinya.
"Kenapa Shen Ular Enam Biji itu harus melawan Si Buaya Kecil?" tanya Han Sen sambil terbang kepada Li Ke'er.
“Shen Ular Enam Inti adalah salah satu inti heterogen langka yang bisa berevolusi. Awalnya dia tidak disebut Shen Ular Enam Inti, melainkan Shen Ular Dua Inti dengan hanya dua gir di lehernya. Setiap kali menelan sebuah inti varietas langka mitos, dia bisa memproduksi gir tambahan yang meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Sekarang dengan enam gir, kekuatannya sudah mencapai level mitos asli top di alam semesta raya, apalagi ditambah kekuatan unsur ruang yang mengerikan, jauh melampaui varietas inti mitos seperti Jenderal Emas.” Li Ke'er menjelaskan.
“Apakah Shen Ular Enam Inti punya kelemahan?” Han Sen bertanya sambil mengerutkan kening.
“Kalau bicara kelemahan, sebenarnya ada. Meski kuat, semua inti heterogen punya kekurangan serius, termasuk Shen Ular Enam Inti. Titik lemahnya justru terletak pada gir-gir intinya. Empat di antaranya berasal dari pencerahan dengan menelan inti varietas langka mitos lain, sehingga integrasinya dengan tubuhnya tidak sempurna. Ini satu-satunya celah yang dimilikinya.” jawab Li Ke'er.
"Kalian pergi duluan." Setelah mendengar penjelasan, Han Sen tiba-tiba berbalik dan terbang kembali.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Li Ke'er dan Linglong sama-sama terkejut, tak mengerti kenapa Han Sen tiba-tiba jadi gila.
"Kalian pergi saja, aku akan kembali untuk melihat." kata Han Sen. Ia tetap merasa ada yang aneh di hatinya, akhirnya memutuskan untuk memeriksa kembali.
"Jangan-jangan dia ingin menyelamatkan si bayi buaya itu?" Li Ke'er memandang siluet Han Sen yang semakin menjauh dengan tatapan kosong, ragu akan penilaiannya sendiri.
"Dia terlalu terbawa emosi. Kelak ini akan membuatnya dirugikan. Meski berbakat dan berkemampuan tinggi, tapi terlalu berbahaya jika dijadikan protege." ujar Linglong dengan ekspresi datar.
"Tapi jika suatu hari aku terjebak oleh musuh kuat dan tak berdaya, aku juga berharap ada orang 'bermasalah emosi' seperti ini yang datang menyelamatkanku." Li Ke'er berkata dengan wajah penuh perasaan campur aduk.
“Kelahiran dan kematian segala sesuatu adalah hal yang wajar. Kondisi mental seperti ini tidak menguntungkan untuk mempelajari Tai Shang Indra.” Linglong mengerutkan kening.
Tubuh Buaya Dewa Kecil ditarik-tarik oleh rantai keteraturan ruang, tergantung di kehampaan tak bisa bergerak. Namun fisiknya terlalu kuat, rantai keteraturan ruang ternyata tak mampu membelah tubuhnya. Cambukan rantai keteraturan ruang hanya menyisakan goresan darah di tubuhnya.
Enam Inti Ular Dewa mengawasi Buaya Dewa Kecil bagaikan dewa iblis raksasa. Rantai keteraturan di tubuhnya terus bergolak, berulang kali menghantam tempat persembunyian Buaya Dewa Kecil.
Hantaman itu membuat Buaya Dewa Kecil menangis tersedu-sedu. Goresan darah di tubuhnya muncul satu demi satu.
Tenaga Buaya Dewa Kecil tak cukup untuk melepaskan diri dari rantai keteraturan ruang itu. Bahkan kesempatan untuk menghindar pun tak ada. Terpaksa ia tergantung di sana menerima cambukan tanpa ampun. Meski bukan luka berat, nyeri yang dirasakannya membuat air matanya jatuh bagai bola-bola mutiara yang putus talinya.
