Dor!
Dua bilah pedang air bertubrukan, langsung menghasilkan ledakan serentak sebelum berubah menjadi rintik hujan yang jatuh kembali ke kolam air jernih.
Ling Long mengerutkan kening halus. Jurus pedang yang digunakannya adalah teknik rahasia ras punah "Ilmu Pedang Lipatan Ruang-Waktu", di mana satu tebasan mampu melipat dan melengkungkan ruang sehingga orbit tebasan tak terbaca.
Menurut pengetahuan Ling Long, ketika jurus Gigi Pedang dilatih hingga puncak kesempurnaannya, terdapat kemampuan merobek ruang. Tapi itu tidak berarti Gigi Pedang bisa menghalangi《Lengkungan Ruang》, kecuali Han Sen sendiri mampu menembus orbit sebenarnya dari jurus pedangnya.
Ling Long mengkristalkan pedang air dan mengembangkan jurus Lengkungan Ruang. Bayangan-bayangan pedang air meliuk dalam ruang melengkung membentuk berbagai bentuk misterius. Bagi yang tidak menguasai teknik ruang, mustahil melihat posisi sebenarnya ilusi tersebut. Jika hanya mengandalkan posisi yang terlihat oleh mata, ibarat bunga dalam air dan bulan dalam kabut, mustahil menyentuh pedang air yang sesungguhnya.
Wajah Han Sen tetap tenang. Pedang air di tangannya seolah digerakkan sembarangan, namun ternyata berhasil menghalangi seluruh serangan Ling Long. Bahkan setelah lebih dari sepuluh kali serangan berturut-turut, tidak satu pun tebasan Ling Long yang lolos dari blokade Han Sen.
“Pantas disebut ulat pilihanku.” Ling Long mengangguk pelan，performanya Han Sen memuaskannya. Tanpa kemampuan sejati, sekalipun Han Sen setuju jadi ulatnya, itu percuma.
Semakin tinggi bakat ulat dan pemahaman individu, semakin jauh mereka melangkah. Bagi Klan Tai Shang, ini berarti pertolongan yang lebih besar.
Setelah tahu kedalaman penguasaan jurus pedang Han Sen memang luar biasa, Ling Long tak lagi menahan diri. Ia memamerkan semua ilmu yang dikuasainya dengan transformasi jurus bagai chameleon.
Jurus pedang Tai Shang tercipta dari intisari teknik multiras. Satu jurus satu gerakan memuat jalan-Mu tertinggi multiras. Meski tak selalu lebih unggul dari jurus termasyhur di alam semesta, kecemerlangan transformasinya sungguh tak ada duanya di kosmos.
Dalam rentang dua tiga puluh tebasan singkat, Han Sen merasa seolah sedang bertarung melawan dua tiga puluh ahli jurus pedang berbeda. Setiap gerakan memiliki keunikan misteriusnya masing-masing, berbagai gaya yang bertolak belakang justru menyatu sempurna dalam satu tubuh, membuat Han Sen sendiri terkagum-kagum akan kehebatan jurus Ling Long.
Orang biasa yang mempelajari banyak jurus pedang, pada akhirnya akan terbatas oleh karakter pribadi dan kondisi fisiknya, sehingga berkembang ke satu arah spesifik.
Contohnya, pemilik kelincahan fisik cenderung menguasai jurus fleksibel dan serbaguna. Mereka yang memiliki tenaga besar akan berfokus pada teknik sederhana namun menghancurkan. Sifat temperamental akan menghasilkan jurus berkecepatan tinggi.
Namun jurus Ling Long sama sekali tidak menunjukkan ciri khas tertentu. Seolah kepribadiannya bisa berubah sesuai aliran jurus yang digunakan. Bahkan Han Sen pun tak mampu mencapai tingkat adaptasi setinggi ini - jurusnya tetap mempertahankan gaya khasnya sendiri.
Sama-sama jurus Gigi Pedang, jurus Gigi Pedang yang dilatih Han Sen dan Ishara memiliki perbedaan yang jelas. Orang yang paham jurus Gigi Pedang, tanpa melihat penampilan mereka, hanya dengan melihat cara mereka menggunakan jurus ini, sudah bisa membedakan siapa pemakainya.
Han Sen terkejut, tapi tidak tahu bahwa Ling Long jauh lebih terkejut darinya. Meski jurus pedangnya terus berubah tak menentu, Han Sen ternyata selalu bisa menghalangi dengan Gigi Pedang. Ini jelas bukan karena jurusnya kuat, melainkan karena Han Sen sendiri terlalu hebat.
"Mungkinkah tes Sentuhan Dewa tidak salah? Benarkah bakatnya benar-benar setara sebelas zirah?" Melihat kelihaian Han Sen menggunakan jurus pedang, Ling Long mulai bergeming. Dia sangat ingin mengeluarkan lagi Sentuhan Dewa untuk melakukan tes ulang.
Sayangnya dia tidak membawa Sentuhan Dewa. Jika ingin melakukan tes, terpaksa harus menunggu sampai kembali ke klan Tai Shang.
"Mengalahkannya memang tidak mudah. Hanya bisa menggunakan 'itu'." Dengan konsentrasi penuh, sepasang mata Ling Long tiba-tiba tertutup rapat.
Han Sen tertegun sejenak, tak mengerti apa yang ingin dilakukan Ling Long. Menutup mata bagi Sang Penguasa sembilan lapisan bidang seharusnya tidak berpengaruh besar, hanya saja tujuan di balik tindakan ini masih menjadi misteri.
Saat kebingungan Han Sen memuncak, garis vertikal merah di dahi Ling Long tiba-tiba terbuka, berubah menjadi mata ketiga kontras hitam-putih yang tegak.
Sebagai ras yang berasal dari sumber sama dengan Tianzu, kemunculan mata ketiga surgawi pada Ling Long tidak mengejutkan Han Sen.
Namun mata ketiga Ling Long memiliki perbedaan mencolok dengan Tianzu. Mata ketiga Tianzu bervariasi sesuai sifat dasar masing-masing individu, sehingga kekuatan mata surgawinya pun berbeda-beda.
Keunikan mata ketiga Ling Long terletak pada pola Yin-Yang Tai Chi yang terpancar jelas di bola mata vertikal tersebut.
Mata putih dan pupil hitam bagaikan sepasang ikan Yin Yang, di mana dalam mata putih terdapat sedikit pupil hitam, dan dalam pupil hitam terdapat sedikit mata putih. Mata Tai Chi Yin-Yang itu berotasi perlahan di dahi Ling Long, seolah menyimpan rahasia kosmik alam semesta.
Saat mata Yin-Yang Tai Chi itu terbuka, aura di seluruh tubuh Ling Long pun berubah total.
Jika sebelumnya Han Sen melihat Ling Long sebagai wanita angkuh yang merendahkan manusia biasa, meski terlihat kejam namun masih memiliki secercah cahaya kemanusiaan di hatinya,
kini Ling Long sama sekali tak lagi mirip manusia. Di mata Han Sen, dia tiba-tiba berubah menjadi mesin tak berperasaan.
Bahkan lebih mengerikan dari mesin. Pada detik ini, Ling Long seolah melebur dengan seluruh alam semesta, menjadi bagian dari mesin raksasa yang mengerikan itu. Setiap gerak-geriknya terasa seperti hasil operasi mesin kosmik ini.
Jika Badan Kaisar adalah kekuatan yang mampu mendorong tenaga diri ke puncak, klan Dewa Kuno merupakan kristalisasi tenaga jiwa segala ciptaan, maka Ling Long yang telah mengaktifkan Mata Yin-Yang Tai Chi adalah perwujudan keteraturan dan aturan di dunia ini.
Dengan memanfaatkan Jing Dongxuan, Han Sen mengamati dan menemukan bahwa seluruh tubuh Ling Long seolah berubah menjadi gir alam semesta, bagian presisi dari mesin kosmik yang mengerikan ini. Eksistensinya tak lagi sekadar individu polos.
Han Sen mengerutkan kening halus. Jing Dongxuan miliknya hanya mampu berinteraksi dengan gir-gir kosmik, tidak seperti Ling Long yang langsung menyatu menjadi bagian dari sistem tersebut. Makna kedua hal ini sama sekali berbeda.
Andai alam semesta diibaratkan kendaraan, Jing Dongxuan laksana sopir yang mengemudikannya. Sementara kondisi Ling Long saat ini lebih mirip menjadi bagian mesin kendaraan itu sendiri.
Han Sen juga sempat tidak sepenuhnya memahami seberapa besar pengaruh status transformasi ini terhadap raga Ling Long.
"Seranglah, Aku akan menunggumu hingga tebasan keseratus." Ling Long menatap Han Sen dengan sorot mata tenang.
Jika orang lain mengucapkan kata-kata seperti ini, hanya akan menimbulkan kesan sembrono, sombong, dan kesombongan. Tapi saat keluar dari mulut Ling Long, itu seperti suara elektronik dari mesin yang tidak memicu asosiasi kreatif, hanya membuat orang merasa dia sedang menyatakan fakta.
Han Sen pun tidak segan-segan, langsung menghantamkan pedang airnya. Namun Ling Long sama sekali tidak menunjukkan niat untuk menyerang balik, hanya duduk di tepi kolam sambil tenang mengawasi Han Sen.
Saat pedang air itu hampir menyentuh wajahnya, aliran air di hadapannya secara otomatis mengkristal menjadi pisau tajam yang menghalangi serangan Han Sen.
Han Sen mengerutkan dahi, terus-menerus menghantamkan jurus pedang Gigi Pedang hingga mencapai puncak kesempurnaan. Tapi sehebat apapun serangannya, semua berhasil dihalangi dengan mudah oleh pisau air di depan Ling Long.
Sekarang perasaan Han Sen terhadap Ling Long seolah semua ini seharusnya terjadi, pisau air itu memang semestinya muncul di sana, aturannya memang seperti ini. Bagaimanapun Han Sen mengubah jurus pedangnya, semuanya sia-sia.
