"Mengambil untung tanpa berkorban, sepertinya seluruh keuntungan di Tianxia ingin kau monopoli." Ling Long berkata dengan datar.
Han Sen mengangkat bahu dan tersenyum: "Aku sudah datang ke Tai Shang, masih takut aku kabur setelah mengambil keuntungan?"
"Aku tidak takut, tapi Tianxia tidak punya prinsip seperti ini. Kau boleh menggunakan Nasib Mata Air, tapi harus tunduk padaku dulu," kata Ling Long.
"Kalau begitu urungkan saja. Pemulihan lambat juga tak apa, setahun setengah bisa kau tunggu kan?" kata Han Sen.
"Aku punya banyak waktu. Berikan setahun setengah. Saat Pertempuran Kembali nanti jika kau kalah, tak boleh ada alasan lagi. Tianzu pun tak bisa melindungimu."
"Han Sen bukan manusia pengingkar janji." Wajahnya penuh kesungguhan, tapi dalam hati menyesal: ternyata tak mudah memanfaatkan Tai Shang.
Tapi dengan ini, dia bisa mengulur waktu selama setahun lebih - hasil yang melebihi ekspektasi.
Awalnya Han Sen mengira Ling Long takkan sabar menunggu setahun lebih, tapi ternyata dia benar-benar setuju.
"Setelah raga saya pulih, pergi ke Tai Shang akan lebih percaya diri." Setelah Han Sen dan Ling Long mencapai kesepakatan, barulah dia meninggalkan Pavilion Air Surgawi.
Dua hari kemudian, Bi Xi membawa Yu Shanxin pergi lebih dulu dari Istana Surgawi, sementara Ling Long malah menetap di sini--benar-benar bermaksud tinggal selama satu setengah tahun hingga Han Sen sembuh total.
Han Sen tak menghiraukan Ling Long. Setiap hari dia fokus pada pemulihan fisik dan penyembuhan luka agar cepat pulih.
Istana Surgawi terus bernegosiasi dengan Klan Huangji. Akhirnya mereka menukar Bai Wuchang dan Ksatria Huangji dengan beberapa sumber daya, termasuk harta mutan pemulih sumber yang diberikan seluruhnya kepada Han Sen.
Meski Klan Huangji enggan mengakhiri perseteruan ini, posisi Han Sen yang berada di dalam Istana Surgahi membuat mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk sementara.
Sambil mengonsumsi tonik Huangji, Han Sen rutin berlatih di Menara Giok Putih.
Di langit ada Giok Putih Ibu Kota, dua belas menara lima kota. Dewa mengelus ubun-ubunku, mengikat rambut menerima panjang umur.
Menara Giok Putih yang dikunjungi Han Sen adalah menara ketujuh dari dua belas menara.
Kedua belas menara tidak memiliki tingkatan superioritas, masing-masing menyimpan rahasia unik. Menara ketujuh dijuluki "Gudang Jalan Suci", dengan dinding giok yang memuat kitab-kitab surgawi berisi misteri tak berujung.
Setiap hari saat energi giok meletus, kitab-kitab suci akan muncul di dinding giok dengan konten berbeda yang berputar dalam siklus tahunan.
Keanehan kitab-kitab ini: saat dibaca di dalam menara, seolah mengandung hikmah kosmis tak terbatas. Namun jika disalin dan dibaca di luar, hanya terlihat teks biasa tanpa keistimewaan.
Legenda menyebutkan《Kitab Langit Tak Bertulisan》ciptaan leluhur ras langit terinspirasi dari kombinasi Kitab Indra Tai Shang dengan kitab-kitab di menara ini - walau kebenarannya masih diperdebatkan, ini membuktikan keistimewaan kitab-kitab Menara Ketujuh.
Han Sen yang belum pulih sepenuhnya, tak tahan dengan pertolongan dari luar yang kuat, tidak pergi ke menara lain untuk menyerap energi giok atau memurnikan Yuling. Ia hanya mempelajari kitab jalan-Mu di sini.
"Senior Han, kudengar kau merekomendasikan adikmu untuk belajar di Istana Surgawi. Apakah itu adik perempuan kandungmu?" Setelah energi giok menghilang dan kitab di dinding giok menghilang, Yun Suyi yang sedang berkontemplasi di sebelah Han Sen bertanya penasaran.
"Benar, itu adik kandungku." Han Sen mengangguk. Untuk urusan ini, ia meminta bantuan prosedur pada Qian Yu, menggunakan jalur keluarga Yun.
"Pasti bakatnya juga luar biasa. Jika ada kesempatan, ayahku berharap bisa menerimanya sebagai murid." Ujar Yun Suyi.
Han Sen tertegun sejenak, menatap Yun Suyi: "Ini niatmu sendiri, atau maksud Elder Yun?"
"Keduanya. Bagaimana pendapatmu?" Yun Suyi tersenyum sambil berkata.
“Jika Elder Yun bersedia mengajari Yan'er, tentu itu merupakan berkah baginya. Han Sen sangat berhutang budi.” ujar Han Sen.
Karena Han Yan sama seperti dirinya dulu, direkomendasikan untuk berlatih di Istana Surgawi sebagai murid titipan. Tanpa kualifikasi untuk resmi menerima guru, umumnya para Elder pun enggan menerima murid titipan. Kesediaan Yun Changkong menerima Han Yan jelas menguntungkan, memberikannya sandaran di Istana Surgawi dengan berbagai kelebihan dibanding murid titipan biasa.
“Tapi aturan Istana Surgawi tak bisa dilanggar. Adik Han tetap harus menapak Jalan Surgawi sendiri untuk memasuki istana.” kata Yun Suyi.
“Tentu saja.” Han Sen mengangguk pelan. Han Yan menapak Jalan Surgawi dan menaiki tangga batu Istana Surgawi seharusnya tidak akan bermasalah.
“Kalau begitu, mari kita bertindak cepat. Aku akan menemanimu menjemput Adik Han. Prosedur di pihak ayahku sudah dibereskan. Asalkan dia bisa masuk ke Istana Surgawi, langsung bisa menyembah di bawah naungan ayahku,” kata Yun Suyi.
“Suyi, terima kasih.” Han Sen memberi penghormatan dengan khidmat pada Yun Suyi. Sebagai murid titipan, masuk di bawah Sepuluh Kursi Elder bukanlah hal yang mudah. Pasti ada andil besar Suyi di balik ini.
“Saudara Han, kenapa melakukan ini? Aku juga tidak banyak membantu,” Yun Suyi cepat mengangkat tangan membalas hormat.
Keduanya keluar dari Menara Giok Putih. Han Sen masih menunggangi Si Tua Bangau tak berkaki itu. Bersama Yun Suyi, mereka meninggalkan ruang varietas langka Istana Surgawi menuju Celah Bulan untuk menjemput Han Yan.
Gu Qingcheng dan Ming Yue sudah pergi untuk berlatih, mereka bukan tipe yang bisa diam. Dengan kemampuan mereka saat ini, sekalipun bertemu dengan petarung kuat yang termitosis level rendah, seharusnya mereka punya kemampuan pengganti nyawa untuk melarikan diri, jadi tak perlu terlalu khawatir.
Adik perempuan Han Sen akan masuk Istana Surgawi untuk berlatih. Kabar ini sudah menyebar di Istana Surgawi sejak lama. Setelah tiba di Istana Surgawi, Han Sen langsung mengajukan permohonan. Melewati prosedur yang rumit, berkat bantuan Elder Sepuluh Kursi Yun Changkong, permohonan itu akhirnya disetujui dengan cepat.
Seorang anggota ras lain yang ingin menjadi murid titipan di Istana Surgawi bukanlah hal mudah. Tanpa kemampuan memadai, sulit untuk disetujui. Apalagi Han Yan akan bergabung sebagai murid titipan di bawah bimbingan Elder Sepuluh Kursi, ini semakin sulit. Bahkan Yun Changkong pun harus mengeluarkan usaha yang sangat besar untuk menyelesaikan ini.
Tentu saja, peran krusial Han Sen bagi Istana Surgawi juga berperan penting. Kalau tidak, hal seperti murid titipan bergabung di bawah Sepuluh Kursi Elder pada dasarnya mustahil terwujud.
Han Yan sangat gembira. Di Bintang Gerhana dia sudah lama merasa membosankan. Akhirnya mendapat kesempatan masuk Istana Surgawi, tentu saja tidak keberatan.
Sepanjang jalan, Yun Suyi berpesan pada Han Yan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan setelah masuk Istana Surgawi. Perhatiannya seolah Han Yan adalah adik perempuan kandungnya sendiri, membuat Han Sen tersentuh.
Bao'er duduk di atas awan merah menyala, terbang bolak-balik di sebelah Han Sen. Han Sen sengaja membawanya untuk menemani Han Yan menapak Jalan Surgawi, berharap Bao'er bisa membantu lagi.
Napas dewa dari labu ajaib itu semua barang bagus. Dengan kesempatan seperti ini, Han Yan tentu tak boleh melewatkannya.
Setelah Han Sen membawa Han Yan masuk ke Istana Surgawi, banyak petarung kuat di Istana Surgawi mengawasi mereka dengan berbagai cara.
Banyak orang ingin tahu, apakah Han Sen hanyalah kasus khusus dari ras kristal, ataukah gen dan bakat ras kristal saat ini sudah begitu unggul.
