"Kak Ling Long bisa membedakan harta mutan di sini?" tanya Han Sen sambil memandang Ling Long.
“Tidak bisa membedakan, hanya bisa melihat beberapa tanda.” Ling Long menggelengkan kepala sambil berkata.
Han Sen melihat paron itu sebentar, tiba-tiba melanjutkan langkahnya ke depan.
“Tidak mencoba langsung menyerah?” Ling Long berjalan di sisi Han Sen, bertanya dengan datar.
“Sepertinya dalam waktu yang sangat lama, sudah ada banyak senior Istana Surgawi yang ingin mengincar paron mereka. Aku hanya berdiri di sana melihat sebentar, sudah beberapa kali dilirik tajam oleh tukang besi. Daripada mencari masalah sendiri, lebih baik melihat yang lain.” Sorot mata Han Sen terus menyapu sekeliling.
Saat Han Sen mengamati kota kuno ini, para penduduk di dalam kota juga sedang mengamati mereka. Kota itu tidak terlalu besar, total penduduknya hanya segitu. Mereka telah tinggal turun-temurun di sini, setiap rumah tangga dan penghuninya sudah sangat jelas bagi semua. Orang asing terlihat sangat mencolok.
Dan pandangan penduduk kota kuno terhadap Han Sen dan rombongannya sangat tidak bersahabat, dengan ekspresi penuh kebencian di wajah mereka. Hal ini bisa dipahami Han Sen. Pasti para senior Istana Surgawi di masa lalu telah banyak melakukan tipu daya dan penipuan demi merebut harta mutan. Mustahil penduduk kota ini memiliki rasa suka terhadap orang luar.
Sebelumnya, Yun Changkong enggan memberitahukan langsung tentang urusan Kota Kaisar Hitam, mungkin karena merasa tindakan murid-murid Istana Surgawi di dalam kota tersebut tidak terpuji.
Meski penduduk kota kuno sangat menolak kehadiran orang luar, tak ada yang menyerang mereka. Mereka hanya mengamati dengan tatapan dingin, jelas karena pernah dirugikan sebelumnya.
Walau tenaga murid Istana Surgawi telah dikunci, kekuatan fisik mereka masih utuh. Makhluk-makhluk biasa seperti ini tentu tak mampu menahannya.
Andai bukan karena aturan Kota Kaisar Hitam, satu saja murid Istana Surgawi bisa merebut kota ini hanya dengan mengandalkan tubuh fisik.
"Pantas saja Bo Qin bilang sekarang semakin sulit menukar harta benda dari Kota Kaisar Hitam." Han Sen tak kuasa menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. Dirinya bukanlah orator ulung, kemampuan bicaranya bahkan tak bisa dibilang menengah. Kali ini mungkin tak akan ada hasil.
Setelah kehilangan berbagai kemampuan, Han Sen pun tak bisa membedakan mana harta mutan dan mana barang biasa. Hanya bisa mengandalkan pengamatan untuk menganalisis sebentar.
Awalnya Han Sen berpikir mungkin roh binatang berguna di sini. Tapi siapa sangka bahkan roh binatang pun diredam, tak bisa dipanggil dari laut jiwa. Pupuslah niat curangnya.
"Nona Ling Long, tahukah engkau ras apa penduduk kota kuno ini? Kenapa mirip dengan ras kristal kita?" ujar Han Sen sambil berjalan.
Ling Long sedikit berpikir kemudian berkata: "Hanya penampilannya yang mirip, sebenarnya bukan ras kristal, juga bukan ras serupa di alam semesta. Mereka hanyalah makhluk hidup Kota Kaisar Hitam, tidak seperti kita yang bisa masuk dan keluar, generasi demi generasi mereka terbatas di dalam Kota Kaisar Hitam."
"Apakah ada makhluk serupa di empat kota lainnya?" Setelah pertanyaan Han Sen ini terlontar, bahkan dirinya sendiri merasa aneh. Sebagai anggota Istana Surgawi, mengapa justru bertanya pada orang luar.
Ling Long tidak serumit Han Sen dalam berpikir. Mendengar itu ia menggeleng: "Lima Kota Kaisar masing-masing memiliki misterinya. Keunikan empat kota lainnya berbeda-beda, tidak seaman Kota Kaisar Hitam. Sekalipun petarung kuat yang termitosis masuk, jika nasibnya sial, bisa saja runtuh di dalamnya."
Sambil berbincang, Han Sen dan Ling Long terus berjalan maju. Sorot mata Han Sen tak henti mengamati sekeliling. Setiap helai rumput, pepohonan, batu bata dan genteng di kota kuno ini terlihat menyimpan endapan waktu dan kesan kuno yang pekat.
Han Sen sekarang merasa seperti berjalan di jalan antik, melihat semua benda seolah harta mutan, tapi juga sepertinya bukan apa-apa.
"Tidak punya kemampuan persepsi benar-benar merepotkan." Han Sen menghela nafas dalam hati, tiba-tiba teringat kacamata kristal yang masih dibawanya. Entah apakah teknologi ras kristal masih berguna di kota kuno ini.
Setelah mengambil kacamata dan memakainya di mata, Han Sen kembali mengamati penduduk kota kuno. Kaca kecil itu langsung beroperasi.
"Target terkunci... Analisis perbandingan data sedang berlangsung..." Suara dari kacamata menyusup ke telinganya, deretan data terus mengalir di lensa.
"Kenapa pakai kacamata?" Ling Long yang tanggap segera menangkap kejanggalan gerakan ini, matanya mengamati kacamata dengan curiga.
Sayangnya kacamata itu bukan harta mutan. Ling Long tak menemukan kelainan apapun padanya.
“Para penduduk ini agak tidak menyukai kita, pakai kacamata untuk nutupi yang jelek. Jika benar-benar berhasil menipu barang dari tangan mereka, setidaknya nanti mereka tidak langsung mengenaliku." Han Sen berkata dengan datar.
Mendengar perkataan Han Sen, sorot mata Ling Long tertuju pada para penduduk kota kuno itu lalu berkata: "Kamu terlalu khawatir. Mayoritas murid yang berhasil membawa pergi harta mutan dari sini, saat kembali akan diam-diam dimusuhi penduduk. Sangat sulit mendapat kesempatan koordinasi kedua."
Han Sen tersenyum tanpa bicara, hanya perlahan-lahan berjalan maju.
Tak butuh waktu lama, analisis kacamata telah menunjukkan hasil.
Target: Genetik disempurnakan tipe AT6, jantan, usia genetik 34.
Level gen: Tidak ada.
Potensi gen: Tidak ada.
"Apa itu genetk disempurnakan AT6?" Han Sen terkejut, bertanya lewat konsentrasi pada kacamata.
"AT mewakili suatu spesies makhluk hidup, angka 6 menunjukkan pecahan keenam dari spesies tersebut." Jawab kacamata.
"Lalu AT sendiri mewakili makhluk hidup apa?" Han Sen terpaksa mengubah cara bertanya.
“AT adalah AT.” Kecerdasan buatan kacamata ini hanya setara anak 5-6 tahun, jelas tidak bisa menjawab pertanyaan Han Sen ini.
“Apakah ada hubungan darah dengan ras kristal?” Han Sen terpaksa mengubah cara bertanya.
“Tidak ada.” Jawaban kacamata singkat dan tegas.
Han Sen bertanya tentang beberapa ras lain yang mirip secara fisik, tapi jawaban kacamata tetap sama: tidak ada.
“Di mana bisa melihat cabang lain dari AT?” tanya Han Sen dengan enggan melanjutkan pertanyaannya.
“Data tidak lengkap, tidak bisa menjawab.” Kacamata merespons.
Tidak berhasil mendapatkan jawaban lebih lanjut dari kacamata, Han Sen akhirnya memusatkan perhatian pada barang-barang di kota kuno.
Meski kacamata masih bisa beroperasi, fungsinya terbatas untuk memindai makhluk hidup. Memaksanya memindai harta mutan jelas terlalu sulit, Han Sen tetap harus mengandalkan hokinya sendiri.
“Jika kau mau mengikuti aku ke Tai Shang, aku bisa memberitahumu lokasi harta mitos. Selain itu, aku juga bisa mengajarkan metode untuk mendapatkannya.” Keduanya menyusuri jalan besar di dalam kota, Han Sen masih belum menemukan apa-apa. Ling Long di sampingnya tiba-tiba bicara.
“Di mana ada harta mitos?” Han Sen terkejut menatap Ling Long sambil bertanya.
Ling Long yang jelas-jelas pernah dirugikan Han Sen hanya memandangnya diam tanpa menjawab.
Gagal mengelabui informasi, Han Sen mengangkat bahu: “Setidaknya beri tahu dulu, harta jenis apa itu?”
“Kota ini hanya sebesar ini. Kalau kuberi tahu jenisnya, mana mungkin kau tak menemukannya?” Ling Long malah memandang sinis ke arah Han Sen.
Han Sen agak terkejut. Jarang melihat ekspresi seperti itu di wajah Ling Long.
“Kalau begitu urungkan saja.” Han Sen berpikir sejenak, lalu kembali menuju bengkel tukang besi.
Kota Kaisar Hitam telah dikuasai Istana Surgawi selama ribuan tahun. Sebagian besar barang berharga mungkin sudah diangkut sejak lama. Yang tersisa hingga sekarang pasti sulit direbut, bahkan untuk melihatnya saja sulit. Saat ini Han Sen hanya tahu bahwa landasan besi itu barang bagus, terpaksa mencoba peruntungan.
