Setelah kembali dari Kota Kaisar Putih, Han Sen selalu merasakan merinding di hatinya. Baik Kota Kaisar Hitam maupun Kota Kaisar Putih, keduanya memberinya perasaan sedang dikendalikan oleh seseorang.
Tapi ras langit tidak memiliki kemampuan mengendalikan Giok Putih Ibu Kota. Jika benar ada yang bisa mengontrol semua ini, itu sungguh mengerikan.
Kabar tentang Han Sen dan Gu Zhu yang bekerja sama membunuh varietas langka mitos di Kota Kaisar Putih cepat menyebar di Istana Surgawi. Esok paginya, ketika Han Sen hendak kembali ke Kota Kaisar Hitam, dia melihat Ling Long berdiri di Pulau Giok Kecil.
"Nona Ling Long, kenapa Anda datang?" Han Sen diam-diam mengutuk. Waktu berlalu terlalu cepat, ternyata dia telah melupakan janji dengan Ling Long. Tanpa pikir panjang, dia langsung pergi ke Kota Kaisar Putih bersama Gu Zhu.
Kini kabar tentang mereka berdua yang membunuh varietas langka mitos telah tersebar. Aneh kalau Ling Long tidak mencari mereka.
Tepat seperti yang diduga Han Sen, Ling Long menyapu seluruh tubuh Han Sen dengan tatapannya, lalu berkata, "Membunuh varietas langka mitos, tapi tak ada luka di tubuhmu. Sepertinya lukamu yang dulu sudah pulih total."
Sekarang, bahkan jika Han Sen ingin mengaku belum sepenuhnya pulih, Ling Long mungkin tak akan mempercayainya lagi.
Han Sen merenung sejenak, lalu mengangguk setuju, "Hampir sembuh. Karena Nona Ling Long terlihat sangat buru-buru, mari tentukan waktunya."
"Lebih baik hari ini daripada menunggu hari lain. Sekarang juga!" Ling Long sudah tak ingin menunda lagi. Dia khawatir penundaan akan semakin menggoyahkan tekadnya.
"Baik, di mana?" Han Sen tak banyak bertanya. Hal ini cepat atau lambat harus diselesaikan.
"Arena latihan perang." Jelas Ling Long ingin semua anggota Istana Surgawi mengetahui hal ini, sehingga Han Sen tak punya celah untuk menghindar lagi.
"Baik." Han Sen mengiyakan, lalu berangkat bersama Ling Long menuju arena latihan perang.
"Han Sen dan Ling Long pergi ke arena latihan perang, tentu tidak bisa menyembunyikan dari mata-mata di Istana Surgawi. Kabar tersebut cepat menyebar ke seluruh langit kota, baru sebentar waktu, pulau melayang tempat arena latihan perang sudah dikepung penuh sesak."
"Alasan Ling Long bertahan di Istana Surgawi sebenarnya sudah saling dipahami oleh penghuninya. Keberangkatan Han Sen bersama Ling Long ke arena latihan perang saat ini, tujuan mereka tidak perlu diucapkan lagi."
"Menurut kalian, bisakah Senior Han mengalahkan Ling Long?"
"Tentu bisa menang! Bukankah Senior Han memiliki Bakat Sebelas Baju Zirah? Ling Long hanya punya bakat sembilan armor saja."
"Tes itu belum tentu akurat. Saat itu Sentuhan Tuhan berevolusi karena ulah Senior Han, persentase keberhasilan tes sangat besar kemungkinan terjadi kesalahan."
"Menurutku sulit, soal bakat kita kesampingkan dulu. Tingkat teknik gen dan kemampuan ras Tai Shang, seharusnya semua orang sudah paham. Meski kemampuan Senior Han tidak lemah, tapi prestasinya lebih banyak mengandalkan harta mutan. Kali ini duel tidak boleh pakai harta mutan, ini sangat tidak menguntungkan bagi Senior Han!"
"Bohong! Guru Han tetap tak terkalahkan di level yang sama meski tanpa harta mutan."
"Senior Guzhu juga datang..."
……
Han Yan dan saudari-saudari Keluarga Yun segera datang ke arena latihan perang begitu mendengar kabar. Yun Suyi khawatir bertanya: "Kalau Senior Han kalah, apakah dia harus segera pergi ke Tai Shang?"
Han Yan dengan wajah penuh keseriusan berkata: "Tenang saja, Kakak tidak akan kalah."
"Tidak takut sepuluh ribu, takut bagaimana jika satu... Orang-orang Tai Shang semuanya bukan orang biasa..." Yun Suyi masih diliputi kecemasan.
Melihat sikap Yun Suyi, Han Yan tak kuasa menghela nafas lembut dalam hati.
"Tentu saja dia bisa melihat bahwa Yun Suyi menyukai Han Sen. Dan dari pengamatannya selama beberapa waktu ke depan saat mengikuti latihan Yun Changkong, Yun Suyi memang gadis yang baik."
"Sayangnya, Kakak sudah memiliki Jie Yanran, dan hubungan mereka juga begitu harmonis." Han Yan menggelengkan kepala halus, hatinya turut merasa sedih untuk Yun Suyi.
"Jika Han Sen kalah, benarkah Anda akan mengirimnya ke Tai Shang?" Di dalam aula, wanita itu menatap Tuan Istana Surgawi sambil bertanya.
"Karena sudah kalah, sudah pasti harus pergi." Tuan Istana Surgawi berkata dengan datar.
"Yang Mulia Panglima Istana seharusnya sangat paham betapa pentingnya Han Sen bagi Istana Surgawi kami." Wanita itu mengerutkan kening.
"Makanya Tai Shang semakin menginginkannya. Kalau tidak, kau kira brengsek tua dari Tai Shang itu akan mengizinkan Ling Long melepaskan Gu Zhu?" Tuan Istana Surgawi mencibirkan bibir sambil berkata.
"Bagaimana jika Tai Shang mengetahui rahasia pemberkatan Han Sen? Bukankah itu akan membuat mereka seperti harimau bersayap? Rencana kita akan semakin sulit." kata wanita itu.
Mendengar perkataan wanita itu, Tuan Istana Surgawi pun mengerutkan kening halus. Setelah merenung sejenak, barulah ia berkata: "Pemimpin telah pergi ke Bidang Mutenya Bintang begitu lama. Entah bertemu masalah apa, ternyata hingga sekarang belum kembali. Tanpa dia, hal itu akhirnya tetap tidak bisa benar-benar dilanjutkan."
"Aku sudah mengirim beberapa gelombang orang ke Bidang Mutenya Bintang. Tapi tempat seperti itu, mencari seseorang di dalamnya hampir mustahil. Dari seratus orang, mungkin hanya satu yang bisa selamat kembali." wanita itu menghela napas.
"Tunggu lagi. Jika benar-benar tidak bisa, kita terpaksa menaruh semua harapan pada Yu Shanxin." kata Tuan Istana Surgawi.
Wanita itu mengangguk, tidak berkata apa-apa lagi.
Sorot mata Tuan Istana Surgawi tertuju pada arena latihan perang, meski mulutnya tidak berbicara, di dalam hati diam-diam merenungkan: "Mungkin dia juga pilihan yang tidak buruk, meski kesempatannya kecil, tapi tetap lebih baik daripada menaruh semua telur ayam dalam satu keranjang."
Di dalam arena latihan perang, Han Sen dan Ling Long saling bertatapan. Ling Long berkata dengan dingin: "Seperti janji kita sebelumnya, dilarang menggunakan harta mutan apapun, hanya mengandalkan fisik dan teknik gen bertarung. Jika kamu menang, aku akan segera pergi, dan tidak akan ada lagi orang dari Klan Tai Shang yang mengganggumu."
"Jika aku kalah, aku akan langsung ikutmu kembali ke Klan Tai Shang, semua perintahmu akan kuturuti." Han Sen berkata dengan kelancaran.
"Bagus." Ling Long mengangguk pelan, raut wajahnya tetap dingin, namun mata vertikal di dahinya perlahan terbuka, memperlihatkan Mata Yin-Yang Tai Chi di dalamnya.
"Langsung mengaktifkan Mata Tai Shang di awal pertarungan, tampaknya Ling Long juga sangat menghargai Senior Han."
"Sangat langka bisa menyaksikan anggota Klan Tai Shang membuka Mata Tai Shang sejak awal dalam pertarungan setingkat."
“Tapi dilihat dari ini, Nona Ling Long benar-benar bertekad baja untuk membawa Guru Han ke Tai Shang.”
“Sebenarnya kalau aku, udah dari dulu ikut dia. Dengan segudang keuntungan plus ditemani wanita cantik, ngapain nggak mau? Entah Senior Guzhu sama Senior Han mikirin apa sih?”
“Makanya kamu cuma murid biasa, sedangkan Senior Guzhu dan Senior Han adalah maestro sejati.”
Ekspresi Han Sen serius. Meski sama-sama menguasai bidang sembilan lapisan level Raja dan tak gentar menghadapi makhluk hidup apapun, tapi Ling Long tetaplah anggota Tai Shang yang menguasai jutaan teknik gen dan warisan rahasia. Han Sen pun tetap waspada.
Saat mengaktifkan Mata Tai Shang, sosok Ling Long kembali berubah seperti mesin tak berperasaan, seolah tak tersentuh dunia fana.
Tanpa sepatah kata bahkan kontak mata, Ling Long hanya berdiri di sana. Tiba-tiba langit berubah drastis di dalam arena. Seluruh ruang berdistorsi oleh kekuatan misterius yang mendistorsi.
“Inikah kekuatan sesungguhnya yang dimilikinya?” Han Sen memicingkan mata perlahan, menyaksikan ruang di sekelilingnya terus berdistorsi hingga sosok Ling Long yang berdiri di hadapannya pun mulai tak terlihat jelas.
