"Bagaimana cara mengungkit? Langsung bilang aku mau ikut ke Tai Shang? Memikirkan ini saja sudah membuatku merasa hina." Dalam perjalanan ke Paviliun Tian Shui, Han Sen memikirkan berbagai alibi, tapi semua terasa kurang tepat.
Saat tiba di Paviliun Tian Shui dan melihat Ling Long yang masih pucat kehijauan, Han Sen membuka mulutnya tapi tak kuasa mengucapkan kata.
"Pertahananku ternyata belum sekuat ini." Senyum pahit menguar dalam hati Han Sen.
"Ada keperluan apa?" tanya Ling Long dengan ekspresi datar. Kekalahannya sepertinya tak banyak mempengaruhinya. Selain raut wajah yang masih lesu, tak ada perbedaan berarti dari dirinya sebelumnya.
"Itu... Aku datang untuk memeriksa lukamu..." Baru mengucapkan ini, Han Sen langsung ingin menampar diri sendiri. Bukankah ini sengaja menyentuh bekas luka orang? Seolah ia datang untuk memamerkan kemenangan.
“Hampir sembuh.” Wajah Ling Long tetap tenang, hanya berkata dengan datar.
“Baguslah... Baguslah...” Meski Han Sen tak bisa dibilang pandai bicara, biasanya tak separah ini. Hanya saja kali ini sangat canggung, membuatnya bingung bagaimana mengungkit hal ini.
Ling Long memandangi Han Sen, lalu menyusul diam canggung sejenak. Han Sen beberapa kali membuka mulut, tapi akhirnya tetap tak bisa mengatakannya. Akhirnya ia hanya berkata: "Lalu... aku tak akan mengganggu istirahatmu lagi..."
Sambil berkata demikian, Han Sen berdiri hendak pergi. Ia benar-benar gelisah, tak juga bisa mengungkitnya.
Hah!
Namun Ling Long tiba-tiba tertawa, membuat Han Sen tertegun sejenak. Ia tak tahu apa yang lucu, tapi wajah Ling Long yang tersenyum memang jauh lebih cantik saat tersenyum daripada bermuka masam.
"Linglong melihat Han Sen menatapnya, seolah teringat sesuatu, pipinya memerah sebentar sebelum kembali ke ekspresi datarnya semula. "Panglima Istana Surgawi bilang kau sudah sadar dan mau ikut aku ke klan Tai Shang. Benarkah itu?" tanyanya sambil menatap Han Sen.
"Dasar paman mesum itu menjualku lagi!" Jutaan kuda rumput berlarian dalam hati Han Sen. Rasa malu membara menyelimutinya. Tadinya ia mengira Linglong tak tahu maksud kedatangannya, ternyata perempuan itu sudah mengetahui segalanya. Pantas saja tadi Linglong tertawa melihat gelagatnya yang kikuk selama berdebar-debar itu. Sekarang ia sendiri merasa konyol mengingat tingkah polosnya.
Tapi nasi sudah jadi bubur. Han Sen memilih untuk lega dan mengangguk mantap. "Benar. Aku ingin ikutmu ke klan Tai Shang. Kuharap Sister Linglong berkenan menerimaku meski ada kesalahpahaman sebelumnya."
"Apa yang membuatmu tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Linglong tetap dengan wajah poker face.
“Ada banyak alasan, sulit dijelaskan dalam waktu singkat. Yang utama adalah aku membutuhkan sumber daya.” Han Sen menjawab samar.
“Aku akan berangkat kembali ke Tai Shang dalam dua hari. Kamu bisa bersiap-siap dulu.” Ling Long berkata.
Han Sen tertegun sejenak, tak menyangka Ling Long ternyata mudah setuju, persoalan ini diselesaikan dengan sederhana.
Membuka mulutnya, tapi tak tahu harus berkata apa. Sepertinya semua ucapan salah, akhirnya Han Sen pamit pergi.
Memandang bayangan Han Sen yang menjauh, ekspresi acuh tak acuh di wajah Ling Long menghilang, digantikan kerumitan.
Hanya tersisa dua hari untuk persiapan. Untungnya dari awal tak banyak yang perlu disiapkan. Dia mengabarkan rencana ke Tai Shang ke orang-orang terdekat.
“Masih memutuskan untuk pergi?” Saat Han Sen memberi kabar pada Gu Zhu, pria itu merenung sejenak sebelum bertanya.
“Jika tidak pergi, takkan ada Bintang Samudra. Aku harus melakukan keputusan ini.” Han Sen membentangkan kedua tangan dengan pasrah.
“Semoga masih bisa melihatmu kembali dengan selamat.” Setelah lama terdiam, Gu Zhu akhirnya mengucapkan kalimat itu.
“Jangan bicara seolah aku sudah mati pasti, aku cuma pergi empat tahun saja.” Han Sen tersenyum.
“Jika hatimu murni tanpa pikiran sampah, empat tahun akan terasa sekejap. Tapi dengan segala kalkulasimu, perjalananmu ke Tai Shang ini penuh krisis, persentase keberhasilan bertahan hidup sangat rendah.” Gu Zhu jelas tak paham arti kata 'halus', tapi yang diucapkannya memang fakta.
Meski mencari orang tidak bisa dianggap dosa besar, tapi tetap saja status mata-mata. Bagaimana jika terdeteksi, tidak mati pun mungkin harus kehilangan armor.
Jika bukan karena keyakinan Han Sen bisa mengantisipasi pengintaian Tai Shang terhadap pikirannya, bagaimanapun juga dia tak akan pergi ke sana.
Setelah mengatur semua persoalan di sisinya dengan baik, Han Sen kembali mengunjungi Kota Kaisar Hitam, berpamitan sementara dengan para penghuninya, baru kemudian menemui Tuan Istana Surgawi.
Tuan Istana Surgawi mengaku punya cara membuat Han Sen terhindar dari siksaan mengintip. Meski Han Sen tak terlalu berharap, mendengarkan penjelasannya juga tak ada ruginya.
Dua hari berlalu dengan buru-buru. Han Sen membawa Bao'er dan Ling Long bersama-sama naik pesawat ruang angkasa meninggalkan Istana Surgawi. Adapun mau ke mana, itu harus ditentukan oleh Ling Long.
Di Alam Semesta Raya, banyak ras yang pernah terpilih mengunjungi Tai Shang. Namun hingga detik ini, tetap tidak ada yang tahu markas Tai Shang sebenarnya berada di mana.
Menurut Tuan Istana Surgawi, ruang varietas langka Tai Shang memang bisa dipindahkan dan tidak menetap di satu tempat. Jadi kecuali orang yang baru-baru ini pernah ke sana, mustahil ada yang mengetahui lokasinya.
"Ruang varietas langka yang bisa dipindahkan?" Han Sen tidak merasa heran. Sebelumnya dia pernah menyaksikan Istana Surgawi menggunakan Cambuk Penggiring Bintang untuk menggeser Celah Bulan ke wilayah kekuasaan mereka.
Jika Istana Surgawi saja bisa melakukannya, apalagi kekuatan Tai Shang yang jauh di atas Istana Surgawi. Memindahkan ruang varietas langka tentu bukan hal sulit bagi mereka.
Setelah pesawat ruang angkasa meninggalkan Istana Surgawi, Ling Long memerintahkan pesawat itu untuk kembali sendiri. Dia mengeluarkan sebuah kapal kecil seukuran daun, lalu melemparkannya ke dalam kehampaan. Kapal kecil itu tiba-tiba membesar seperti terkena angin, berubah menjadi ukuran kapal normal.
"Apakah kita akan naik kapal ini ke Tai Shang?" Han Sen dan Bao'er sama-sama mengamati kapal kecil itu dengan penasaran.
"Hanya ini yang bisa membawa kita kembali." Kata Ling Long sambil sudah naik ke kapal dan duduk di haluan.
Han Sen segera membawa Bao'er naik ke kapal. Setelah mereka duduk dengan mantap, Ling Long menepuk kapal itu. Kano kecil itu langsung melayang sendiri.
Hanya dalam sekejap, kapal itu membelah kehampaan dan langsung menyelusup masuk ke sub-ruang.
Saat Han Sen menyaksikan ruang varietas langka milik Tai Shang, keterkejutannya tak terucapkan.
Di dalam sub-ruang, ruang varietas langka Tai Shang ternyata berada dalam sub-ruang. Kamu tidak bisa mempercayai sensasi seperti apa rasanya melihat sebuah benua yang membesar tak terkira di sub-ruang. Yang pasti, Han Sen selain terguncang, di hatinya tidak ada pikiran lain.
"Mungkinkah benar-benar ada dunia antimateri?" gumam Han Sen sambil memandang benua itu.
"Secara akurat, ini adalah zona penyangga antara dunia nyata dan antimateri, bukan dunia antimateri sesungguhnya. Kamu bisa menyebutnya sub-ruang, tapi kita biasa menyebutnya Tianwai Tian," jelas Ling Long dengan datar.
"Apakah benua itu sudah ada di sini sejak awal, atau dipindahkan ke sini belakangan?" tanya Han Sen sambil menatap benua bagaikan negeri dongeng di kehampaan.
