"Permisi, apakah Anda dari ras kristal?" Di dalam pesawat ruang angkasa menuju sistem galaksi Bidadari, seorang gadis kristal memandangi pria yang duduk dihadapannya sambil bertanya dengan gemetar ketakutan.
"Ya." Pria itu mengangguk pelan dengan jawaban yang dingin.
Ekspresi girang langsung merekah di wajah gadis itu: "Sungguh langka bisa bertemu sesama anggota klan! Namaku Lydia. Apakah kamu juga menerima tugas dari Kuil untuk berburu varietas langka di sistem galaksi Bidadari?"
“Ya.” jawab pria itu, perasaannya seolah tak ada gejolak.
“Sungguh bagus, bisakah kita bersama?” kata gadis itu.
“Tidak boleh.” jawab pria itu.
Gadis itu tampak kecewa: “Kalau tidak nyaman ya diurungkan. Ngomong-ngomong, siapa namamu? Boleh tukar nomor komunikasi? Kerabat ras kristal kita terlalu sedikit, nanti bisa sering berhubungan.”
“Tidak boleh.” pria itu masih dengan sikap Danmo yang sama.
Sepanjang perjalanan gadis itu berusaha berdiskusi dengan ramah, tapi pria itu sama sekali tak peka romansa, jawabannya tak pernah lebih dari tiga kata.
Setelah tiba di sistem galaksi Bidadari, para petarung kuat multiras pun masuk ke dalam planet. Pria itu juga turun dari pesawat, namun gadis itu terus mengikuti dari belakang.
“Mengapa mengikutiku?” Pria itu menoleh, sorot matanya menunjukkan ketidakwajaran saat memandang Lydia bertanya.
“Karena di dalam Alam Semesta Raya ini, kemungkinan seorang gadis kristal bertemu dengan anak laki-laki kristal bahkan kurang dari satu per seratus juta. Aku tak ingin melewatkan kesempatan satu per seratus juta ini. Setidaknya beri tahu aku namamu.” Lydia menundukkan kepala malu-malu, bergumam pelan dengan suara kecil hampir tak terdengar.
“Yi Dongmu.” Pria itu akhirnya mengungkapkan namanya.
Ekspresi bahagia merekah di wajah Lydia. Saat menengadah memandang Yi Dongmu yang baru saja membuka bibirnya, kata-kata yang belum sempat terucap terhenti ketika pisau belati di tangan Yi Dongmu telah menembus jantungnya.
“Mengapa... kenapa...” Mata Lydia membelalak tak percaya, tak menyangka Yi Dongmu ternyata berani bertindak terhadapnya.
“Karena aku mencium aroma bahaya dari raga-Mu.” Yi Dongmu mencabut belatinya tanpa jeda, membuat tubuh Lydia lunglai rebah ke tanah.
Melirik mayat Lydia, Yi Dongmu langsung berbalik dan cepat menghilang di antara pegunungan terpencil dan rawa-rawa luas.
Tak lama setelah kepergian Yi Dongmu, Lydia yang sudah tanpa vitalitas sama sekali tiba-tiba membuka mata dengan kilatan aneh di pupilnya, lalu berdiri mirip boneka kayu yang kaku.
Lydia sekarang terlihat seperti robot yang tidak menunjukkan kehidupan. Matanya meski terbuka, namun tidak memiliki fokus, seolah jutaan aliran informasi berputar-putar di dalam bola matanya.
“Ternyata gagal lagi, sungguh seorang pembunuh yang nekat. Hanya karena sedikit indra penciuman terhadap bahaya, langsung membunuh anggota klan secantik ini. Orang ini benar-benar sulit ditaklukkan.” Setelah beberapa saat, Lidia bergumam lirih: "Sangat merepotkan. Dengan kegagalan kali ini, sudah delapan kali mendekati target gagal. Tim lain juga belum bisa mendapatkan laporan intelijen efektif. Anggota ras kristal yang pernah berinteraksi dengan Han Sen ternyata sama sulitnya. Kapan ras kristal menjadi sehebat ini? Tampaknya investigasi kali ini perlu dilanjutkan."
Setelah berkata demikian, tubuh Lidia tiba-tiba rebah di tanah. Cahaya di matanya memudar, kembali ke wujud mayat tanpa setitik vitalitas tersisa.
"Kakak Qing, akhir-akhir ini adakah hal spesial terjadi di sana?" Wang Yuhang menatap Xie Qing Di di layar alat komunikasi.
"Banyak teman baru." Xie Qing Di menggigit cerutu, bersandar di kursi bos besar yang nyaman, berkata dengan santai.
"Aku juga begitu, sepertinya ada masalah di pihak Han Sen. Apakah ini masalah besar?" tanya Wang Yuhang.
"Tidak sampai segitunya. Mungkin mereka hanya sedang menyelidikinya. Kalau tidak, penyelidikan terhadap kita tak akan selembut ini." Xie Qing Di berkata sambil memicingkan matanya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Wang Yuhang bertanya.
"Kalau ada yang mengirim uang dan wanita cantik, menolaknya berarti tidak berperasaan. Menyiksa diri sendiri sekaligus membuat orang lain tidak senang - pekerjaan melelahkan yang tidak menghasilkan pujian seperti itu tentu tidak boleh dilakukan." Xie Qing Di tertawa.
"Hehe, pikiranku persis sama. Tolong beri tahu Lin Feng dan Tang Zhenliu serta yang lain, Kakak Qing. Di sini agak sulit bagiku." Wang Yuhang ikut tertawa.
……
Setiap hari Han Sen memancing "Kitab Xuan Huang" di tepi Danau Gelap. Entah mengapa Bao'er bisa mendapat berbagai benda aneh, sementara dia hanya mendapatkan selembar halaman kitab itu setiap kali.
“Bersiap dirilah, ini terlalu aneh. Kenapa aku cuma bisa memancing benda ini, itupun satu halaman demi satu halaman?” Hati Han Sen dipenuhi keanehan, tapi tetap tak menemukan jawaban logis.
Mengingat dunia antimateri sendiri memang alam yang sulit dijelaskan dengan prinsip konvensional, Han Sen pun tak berlama-lama memikirkan alasannya. Ia hanya ingin secepatnya memancing seluruh bagian internal Kitab Xuan Huang untuk mengungkap seperti apa sebenarnya teknik gen ini.
"Teknik gen yang berasal dari dunia antimateri, seburuk apapun pasti memiliki keistimewaan tersendiri, bukan?" Begitu lamunan Han Sen.
Tiba-tiba, simbol segitiga pada patung giok kecil mulai berpendar. Han Sen tahu Ling Long akan segera kembali. Ia segera menyimpan lamunannya dan menyelaraskan aliran energinya dengan patung giok itu.
"Ada hasil?"
Tepat seperti dugaannya, tak lama kemudian Ling Long muncul melalui teleportasi di sampingnya.
"Ada... Tapi bukan ikan yang kudapat. Barang yang kupancing agak... aneh." Han Sen menjawab dengan raut wajah penuh keanehan.
"Danau Gelap terhubung dengan dunia antimateri, wajar saja ada beberapa benda aneh di dalamnya. Apa yang kamu dapatkan?" Ling Long bertanya.
"Aku mendapatkan beberapa kertas..." Han Sen terbata-bata. Li Yu Zhen sudah pernah melihat kertas kuning itu, jadi dia harus memberitahu Ling Long.
"Kertas? Kertas seperti apa?" Ling Long bertanya dengan bingung. Meski di Danau Gelap ada segalanya, tapi memancing kertas termasuk cukup langka.
"Itu..." Han Sen masih terbata-bata, tapi di kepalanya sedang memikirkan isi kertas kuning tersebut.
Ling Long langsung merasakan pikiran Han Sen. Pipinya memerah, buru-buru berkata: "Sudah, tidak perlu dijelaskan. Semua yang didapat dari Danau Gelap adalah milikmu sendiri. Bahkan jika kamu mendapat harta mitos, itu tetap barangmu. Saat meninggalkan Tianwai nanti, semua bisa kamu bawa pergi."
"Terima kasih." Han Sen berpura-pura lega.
“Bukannya kamu selalu ingin sumber daya varietas langka? Aku sudah mempersiapkannya untukmu, berapa banyak yang bisa kamu bawa tergantung kemampuanmu sendiri.” Ekspresi Ling Long sudah kembali normal saat berbicara pada Han Sen.
“Apa maksudnya?” Han Sen bertanya dengan bingung.
“Di Tianwai Tian ada sebuah pohon bintang, buah bintang yang dihasilkannya mengandung varietas langka langit berbintang yang kuat, setidaknya level Raja. Tentu saja, sebagian kecil bisa mencapai level mitos. Sekarang kamu punya kesempatan untuk memetik buah-buatan itu, tapi berapa banyak yang bisa kamu dapat harus kamu perjuangkan sendiri.”
