"Sayangnya sekarang tidak bisa kembali ke perlindungan, kalau tidak menangkap seekor makhluk mutan untuk diberi makan, secara alami akan tahu apakah kristal hitam ini sama dengan yang dulu." Han Sen berpikir dalam hati.
Tiba-tiba, mata Han Sen berbinar: "Di sini tidak ada makhluk mutan, tapi ada varietas langka, tangkap satu untuk dicoba, mungkin ada efek juga."
Langsung dikerjakan, Han Sen juga tidak perlu ke tempat lain, langsung menangkap seekor Kumbang Bintang level Raja di Pohon Bintang.
Tapi siapa sangka saat Han Sen tiba di Pohon Bintang, setelah mencari setengah hari di dalamnya, tidak menemukan satu pun Kumbang Bintang.
"Sepertinya kawanan Kumbang Bintang belum datang, untuk sementara tidak bisa menemukan Kumbang Bintang." Han Sen sedang bimbang mau ke mana menangkap varietas langka, tiba-tiba melihat seseorang mendekati Pohon Bintang.
Setelah diperhatikan lebih dalam, ternyata yang datang adalah Gelu dari Klan Huangji.
"Zona terlarang Pohon Bintang, tanpa surat perintah kepala suku dilarang masuk sembarangan." Han Sen menghalangi Gelu sambil berkata.
Sebenarnya Han Sen juga tidak perlu menghentikan, di luar Pohon Bintang sudah dipasang batas gaib. Jika ada makhluk hidup yang masuk tanpa izin, secara alami akan mengeluarkan peringatan.
Namun Gelu berkata: "Aku mencari kamu di Danau Dunia Gelap tapi tidak menemukanmu, lalu menebak kalau kamu mungkin di sini. Ternyata tebakanku tepat."
"Ada apa kamu mencariku?" Han Sen tertegun sejenak.
Permusuhannya dengan Klan Huangji sangat dalam. Apa maksud Gelu dari klan Huangji mencarinya, benar-benar membingungkan Han Sen.
Gelu tersenyum: "Jangan salah paham, aku tidak punya niat jahat. Meski Klan Huangji memiliki dendam denganmu, tapi tidak semua anggota klan menganggap konflik ini tidak bisa dimediasi."
Han Sen memahami maksud Gelu. Di dalam Klan Huangji juga terdapat banyak aliran. Aliran terkuat saat ini tentu adalah aliran Putih yang dipimpin Kaisar Putih, serta aliran Bao yang cukup dikenalnya - warisan garis keturunan Kaisar Bao. Meski aliran Bao saat ini tidak memiliki kaisar, pengaruh mereka di Klan Huangji tetap signifikan. Aliran-aliran lain semakin memperumit jaringan ini, mustahil bagi orang luar seperti Han Sen untuk memahaminya.
Han Sen tidak tahu aliran mana yang diikuti Gelu. Namun sepertinya alirannya tidak ingin mempersulit Han Sen, atau setidaknya tidak memiliki konflik kepentingan yang membuat mereka bermusuhan.
"Ada yang ingin Yang Mulia bahas?" Saat Pertarungan Ulat dulu, Han Sen hampir membunuh Gelu. Dia tak yakin Gelu akan begitu terbuka, melupakan permusuhan lalu dan mengajaknya minum berdiskusi.
Gelu menatap Han Sen dengan serius berkata: "Aku menemukan seekor makhluk mitos dasar yang menyendiri, tapi tidak yakin sepenuhnya bisa memenggalnya. Aku ingin mengajakmu berburu bersama."
"Ini sepertinya tidak baik..." Han Sen ragu-ragu.
Selain tidak punya hubungan persahabatan dengan Gelu, mereka bahkan pernah menjadi lawan. Sekalipun teman, saat dua orang berburu makhluk mitos bersama, pembagian trofi akan sulit.
Gelu membaca kekhawatiran Han Sen dan melanjutkan: "Percaya atau tidak, aku sama sekali tidak berniat jahat padamu, malah cukup mengagumimu. Alasan mengajakmu berburu varietas langka, selain tidak bisa melakukannya sendiri, juga ingin mempelajari jurus pedangmu. Untuk masalah pembagian trofi, tidak perlu khawatir - apapun yang didapat, kita bagi 50-50. Bagaimana?"
Han Sen merenung tanpa bicara menatap Gelu, masih diliputi keraguan.
Orang yang sembarangan seperti Gelu memang ada, tapi Han Sen tidak berani menjamin bahwa Gelu benar-benar tidak mendendaminya sama sekali, juga tidak bisa memastikan ini bukan perangkap. Setelah berpikir, akhirnya dia menolak: "Mohon maaf, aku benar-benar masih ada urusan lain. Tidak bisa ikut berburu varietas langka bersamamu."
Gelu jelas-jelas kecewa, tapi dia juga mengerti kekhawatiran Han Sen. Dia hanya bisa mengangguk: "Kalau begitu aku tidak memaksamu. Jika suatu saat kamu ingin berburu varietas langka, jangan ragu untuk mencariku."
Setelah melihat Gelu pergi, Han Sen baru mengeluarkan peta ringkas Tianwai untuk dipelajari.
Disebut peta ringkas karena cakupannya hanya sebagian kecil dari Tianwai, termasuk area sekitar kediaman Tai Shang, Pohon Bintang, Danau Dunia Gelap, dan beberapa lokasi lain yang sudah cukup dikenalnya.
Ada beberapa penanda di peta itu yang menjelaskan wilayah-wilayah yang berpotensi munculnya mutan mengerikan.
Han Sen melihat sekeliling sebentar, lalu menemukan tempat bernama "Lembah Memandang Bulan" di dekat Pohon Bintang, berencana menangkap seekor mutan tingkat Raja di sana untuk menguji kristal hitam itu.
Adapun keputusan nekat seperti mencoba memakannya sendiri, tentu saja tidak akan dilakukan Han Sen.
Meski banyak mutan mengerikan di Tianwai, namun di area sekitar permukiman Tai Shang jarang ditemukan varietas langka mitos.
Lembah Memandang Bulan memang tempat semacam itu - walau tak ada varietas langka mitos, tapi mutan tingkat Raja cukup banyak, cocok untuk percobaan Han Sen.
Setelah terbang ke lokasi, pemandangan perbukitan bergelombang terbentang dengan gunung-gunung kecil bertumpuk-tumpuk membentuk formasi geologis yang aneh.
Baru saja tiba, Han Sen langsung melihat seekor badak mutan berwarna putih salju berdiri di tepi jurang, menunduk memandangi sesuatu di bawah tebing.
Han Sen mengikuti arah tatapannya ke bawah gunung yang diselimuti kabut berputar-putar, sama sekali tidak melihat apa pun di bawah.
Saat kebingungan Han Sen, tiba-tiba kabut itu bergeliat hebat. Tak lama kemudian, seekor varietas langka berbentuk ular-naga menyembul dari balik kabut.
Makhluk itu bertubuh ular raksasa dengan tanduk tunggal di kepala. Meski tak bercakar, ia memiliki sepasang sayap besar. Dengan rupa yang sangat aneh, ia terbang keluar kabut sambil meraung menyerang badak di tebing.
Pertarungan sengit langsung pecah antara badak dan ular di tebing. Melihat level mereka cuma Raja dua-tiga lapis, Han Sen mengira ini akan membosankan. Ia hanya ingin menunggu keduanya saling melukai parah untuk mengambil salah satu sebagai bahan uji.
Namun setelah menyaksikan beberapa saat, ekspresi terkejut mulai muncul di wajah Han Sen.
"Badak itu berkulit tebal dan berdaging kasar, juga memiliki kemampuan mempertahankan menjadi batu yang membuat tubuhnya luar biasa keras. Ini sebenarnya biasa saja, tapi kekuatan bidang monster ular itu benar-benar membuat Han Sen terkejut.
Monster ular itu, sama seperti badak, seluruh tubuhnya putih salju. Namun bukan berasal dari elemen batu. Tubuhnya memancarkan kilau kabur yang membentuk batas gaib bercahaya dalam radius besar.
Di dalam batas gaib ini, meski monster ular kalah melawan badak dan terus terluka, pengaruh kekuatan bidang membuat lukanya sembuh dengan kecepatan kasat mata.
"Bidang dengan kekuatan penyembuhan?" Han Sen sedikit terkejut. Jenis bidang seperti ini memang langka.
"Han Sen, kenapa kamu juga ada di sini?" Saat Han Sen asyik menyaksikan pertarungan badak-ular, tiba-tiba ada yang terbang mendekat. Dari kejauhan orang itu sudah menyapanya - ternyata Gelu yang baru saja ia temui sebelumnya.
“Aku ke sini untuk urusan tertentu, bagaimana mungkin Yang Mulia juga datang ke sini?” Han Sen balik bertanya.
“Varietas langka mitos yang kusebutkan sebelumnya berada di sekitar sini. Karena kamu sibuk, aku berniat mencoba sendiri. Tak disangka ternyata kita bertemu di sini.” Gelu tersenyum.
