Setelah berpikir panjang, Han Sen menyadari dirinya mengabaikan masalah krusial.
Tubuh Super God memiliki karakteristik kebal terhadap segala sihir, mampu membersihkan semua pengaruh gaya negatif yang merugikan tubuh Han Sen. Tapi jika sumber gaya ini bukan dari dunia luar melainkan dari tubuhnya sendiri, maka seharusnya tubuh Super God tidak akan berpengaruh pada dirinya.
“Artinya, bintik hitam ini sebenarnya adalah transformasi aneh dari tubuhku sendiri. Tapi tanpa pengaruh pertolongan dari luar, aku tidak mungkin akan memiliki bintik hitam. Mengapa tubuh Super God tidak bereaksi terhadap bintik hitam?” Han Sen memikirkan satu kemungkinan, tapi merasa sulit menerimanya.
Jika bintik hitam yang tumbuh itu bermanfaat dan tidak berbahaya bagi tubuhnya, tubuh Super God tentu tidak akan berguna. Namun meski Han Sen tahu ada keuntungan memiliki bintik hitam, dia tidak mau berubah menjadi monster penuh bintik hitam.
Han Sen mencoba berbagai metode untuk membersihkan bintik hitam di tubuhnya, namun semuanya sia-sia. Malah bintik hitam itu semakin menyebar, beberapa di antaranya mulai membentuk pola mirip sisik ular.
Han Sen tidak tahu apakah karang darah itu yang mempengaruhinya, akhirnya melempar karang darah kembali ke Laut Pemakaman Naga.
Tapi tak lama kemudian, Han Sen terkejut melihat karang darah itu telah kembali di sekitarnya tanpa disadari, merangkak diam-diam seperti naga hitam kecil.
“Benar-benar melihat hantu!” Han Sen sudah beberapa kali melempar tapi tidak berhasil membuangnya, malah sisik di tubuhnya semakin banyak, membuatnya merasa bingung antara ingin tertawa dan menangis.
Sejauh ini, sisik yang tumbuh belum memberikan efek samping negatif, bahkan meningkatkan kemampuan pertahanan tubuh dan resistensinya.
Sisik tersebut memiliki kekebalan yang kuat, serangan dengan tenaga sepuluh pukulan ke sisik akan dikurangi delapan puluh persen lebih. Jika seluruh tubuh tertutup sisik seperti ini, pertahanan fisik Han Sen akan menjadi sangat mengerikan.
Namun meski demikian, Han Sen tetap tak ingin berubah menjadi monster yang seluruh tubuhnya dipenuhi sisik.
Kertas akhirnya tak bisa menyembunyikan api. Saat Ling Long keluar dari meditasi dan kembali, dia melihat sisik di tubuh Han Sen dengan keraguan di pupilnya.
Han Sen juga tidak berniat menyembunyikannya, lalu menceritakan seluruh kronologi kejadian termasuk masalah karang darah dan mayat naga tanpa ditutup-tutupi.
Dia tak ingin berubah menjadi monster, bahkan jika itu membawa keuntungan baginya, dia tetap enggan. Sekarang karena tidak bisa menghilangkan sisik di tubuhnya sendiri, terpaksa mencari pertolongan.
Klan Tai Shang memiliki banyak jagoan dan wawasan luas, menguasai teknik gen berbagai ras di alam semesta. Mungkin ada cara untuk membinasakan sisik mengganggu ini di tubuhnya.
Ling Long semakin terkejut mendengar ceritanya, terakhir matanya membelalak, menatap dengan tatapan tajam ke arah karang darah berbentuk naga yang digenggam Han Sen.
"Naga jahat Tingkat Dewa itu sebenarnya memiliki tenaga seperti apa? Kenapa bisa mempengaruhi tubuhku tumbuh sisik? Apa ada cara membinasakan mereka?" Han Sen mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Dia benar-benar muak dengan sisik hitam berbintik-bintik ini. Sulit dibayangkan saat pulang dengan benda ini menempel, putri kecil Ling masih bisa mengenali dirinya sebagai Ayah.
Ling Long justru memandang Han Sen dengan pandangan kosong tanpa bicara, ekspresi wajahnya semakin aneh.
“Sebenarnya apa yang terjadi, beri tahu aku dong?” Han Sen merasa pengalaman itu agak tidak beres, bertanya dengan terburu-buru.
Bibir Ling Long bergerak-gerak, baru setelah beberapa lama akhirnya mengucapkan kalimat tak terduga bagi Han Sen.
"Di Laut Pemakaman Naga sama sekali tidak ada naga jahat Tingkat Dewa... Itu cuma legenda belaka..." Ling Long dengan raut wajah penuh keanehan menatap Han Sen.
"Tidak ada?" Han Sen membeku sejenak, lalu bertanya lagi: "Bagaimana bisa tidak? Lalu dari mana asalnya hutan karang darah dan mayat naga di bawah itu?"
"Aku tidak tahu dari mana asal Hutan Karang Darah dan mayat naga yang kamu sebutkan. Tapi yang pasti bisa kukatakan, di Laut Pemakaman Naga sama sekali tidak ada naga jahat Tingkat Dewa. Bahkan sebenarnya tidak ada varietas langka Tingkat Dewa di sana. Tempat itu disebut Laut Pemakaman Naga karena ada petarung kuat yang termitosis dengan nama mengandung unsur 'naga' yang runtuh di sana, sehingga dinamai demikian. Hanya karena desas-desus yang salah, akhirnya beredar legenda tentang naga jahat Tingkat Dewa yang jatuh di sana," kata Ling Long.
"Meski legenda itu palsu, bukan berarti tidak ada varietas langka Tingkat Dewa di Laut Pemakaman Naga kan?" Han Sen berkata dengan enggan menerima kenyataan.
“Sama sekali tidak akan ada.” Ling Long menjawab dengan tegas, merasakan pertanyaan Han Sen, Ling Long lalu melanjutkan, “Sebenarnya Laut Pemakaman Naga tidak ada. Karena pertempuran besar petarung bermarga Long, wilayah pegunungan itu berubah menjadi Laut Pemakaman Naga. Sebelumnya di sana sama sekali tidak ada varietas level tinggi. Kemudian karena kerusakan parah akibat perang, tidak ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan, juga tidak ada varietas level tinggi yang mau berhabiat di sana. Belut listrik kehampaan yang kamu buru itu sebenarnya adalah hasil budidaya manual para senior klan Tai Shang kami. Sebagian besar varietas di sana berasal dari cara itu, tujuannya untuk memperkaya rantai makanan ekosistem Laut Pemakaman Naga. Jika benar ada varietas kuat seperti itu muncul di sana, kami klan Tai Shang tidak perlu repot-repot melakukan banyak hal rumit.”
Han Sen mendengarkan lalu menyadari bahwa perkataan Ling Long memang benar. Di sana pasti tidak mungkin ada mayat varietas langka Tingkat Dewa.
“Kalau di sana tidak mungkin ada mayat naga…Lalu apa yang kulihat selama ini? Bagaimana dengan hutan karang darah itu?” Ratusan tanda tanya bermunculan di hati Han Sen.
Merasakan kebingungan Han Sen, Ling Long menggelengkan kepala: “Tidak tahu…Secara teori…Tidak mungkin ada makhluk sekuat itu di sana…”
Han Sen termenung sejenak lalu bertanya: “Mengapa petarung bermarga Long itu tewas di Laut Pemakaman Naga? Apa asal-usulnya? Mungkinkah benda di bawah hutan karang darah terkait dengannya?”
Ling Long tersenyum pahit sambil menggeleng: “Aku juga tidak terlalu paham. Ini kejadian terlalu lampau. Yang kuketahui hanya garis besarnya. Tentang alasan kematiannya di sana, aku pun tidak tahu. Yang pasti utusan bermarga Long itu berasal dari Tanah Suci era sebelumnya.”
“Tanah Suci era sebelumnya!” Hati Han Sen berdesir. Tapi ia segera menghentikan pikirannya, khawatir Ling Long mengetahui hubungannya dengan Tanah Suci.
“Begini, aku akan membawamu menemui Kakek Guru Sembilan. Dulu beliau yang bertanggung jawab melepas varietas langka di Laut Pemakaman Naga. Mungkin beliau tahu sesuatu. Sekalipun tidak tahu apa itu, dengan kekuatan Kakek Guru Sembilan, pasti ada cara menyelesaikan masalah di tubuhmu.” Ling Long berkata sambil berpikir.
Han Sen tentu tidak menentang. Dia mendesak Ling Long segera membawanya menemui Kakek Guru Sembilan.
Meski sangat ingin tahu tentang situasi jagoan marga Long, Han Sen tidak berani banyak bertanya. Takut dirinya tak bisa mengendalikan pikiran tentang hal-hal terkait Tanah Suci, sehingga membuat fakta bahwa anaknya berada di Tanah Suci diketahui Ling Long.
Ling Long membawa Han Sen menghadap Kakek Guru Sembilan. Sang Kakek Guru punya kesan baik pada Han Sen, bahkan langsung menerima mereka. Awalnya suasana hati Kakek Guru cukup baik, tapi setelah mendengar penjelasan Han Sen, ekspresinya sudah menjadi suram total.
