Han Sen yang telah mengalami transformasi varietas langka memancarkan aura hitam mengerikan, bagaikan iblis yang merangkak keluar dari neraka. Berdiri berhadapan dengan iblis merah darah yang memegang pisau tajam, bagaikan dua iblis saling berhadapan.
“Menjauhlah, ini medan pertempuran para jantan, tidak cocok untukmu.” Han Sen mengawasi ketat bayangan berdarah itu.
Kombinasi empat teknik gen mengangkat kekuatan bidang Dongxuan berkali lipat. Han Sen menemukan bahwa "pisau Tuhan" itu sebenarnya bukan senjata, melainkan varietas langka dengan raga pisau dan jiwa pisau.
Tingkat varietas langka ini tidak jelas bagi Han Sen, karena tenaganya telah melampaui cakupan persepsinya.
Bayangan samar berwarna darah bagai setan itu memandang dingin Han Sen. Bilah tajam di tangannya memancarkan semburan darah dahsyat yang mendistorsi ruang sekeliling, menyamarkan wujud asli senjata hingga hanya terlihat bilah cahaya keemasan yang digenggam bayangan itu.
Detik berikutnya, bayangan dan bilah cahaya bergerak serempak. Melintasi kehampaan bagai kilau merah di bawah mentari senja, mereka menghantam ke arah Han Sen.
Han Sen mengerahkan seluruh tenaganya, dalam sekejap melakukan teleportasi ke belakang bayangan samar itu, lalu menghantamkan tinju ke arah bayangan mirip Setan berwarna darah tersebut.
Namun bayangan darah itu seolah tidak melihat Han Sen telah berpindah, tebasan pedangnya tetap menghantam ke posisi di mana Han Sen berdiri sebelumnya.
Meski bingung dalam hati, Han Sen tetap menghantamkan tinjunya. Ini kesempatan bagus yang tidak boleh dilewatkan hanya karena kebingungannya.
Kreek!
Tapi sebelum tinju Han Sen mengenai tubuh bayangan darah itu, dadanya tiba-tiba terbelah oleh luka tebasan. Tulang dadanya putus, memperlihatkan darah mengkristal dan organ dalam.
"Apa yang terjadi... Bagaimana aku bisa terkena tebasan..." Ekspresi Han Sen berubah masam. Ia bahkan tidak menyadari bagaimana dirinya terluka.
Baru saja bayangan samar Setan Berdarah sama sekali tidak berbalik, apalagi mengayunkan pedang ke arah Han Sen di belakangnya. Tapi Han Sen justru terkena tebasan, ini benar-benar misterius.
Tak sempat berpikir lebih jauh, Langsung memanggil ular naga Panjang Umur. Makhluk itu melingkari tubuh Han Sen, mengaktifkan rantai keteraturan Panjang Umur yang segera memperbaiki luka di tubuhnya.
Setan Berdarah masih terus diliputi haus darah dan kegilaan, sekali lagi menebaskan pedangnya ke arah Han Sen.
Han Sen tahu tenaganya setelah transformasi varietas langka masih jauh kalah dari Setan Berdarah. Selain itu, dia juga ingin tahu bagaimana sebenarnya dirinya bisa terkena tebasan tadi. Maka dia tidak mencoba menahan serangan ini, kembali menggunakan teleportasi. Hanya saja kali ini lokasi teleportasinya bukan mendekati Setan Berdarah, melainkan menjauh darinya, menciptakan jarak tertentu.
Kres!
Han Sen dan bayangan Setan berdarah terpaut setidaknya seratus li, cahaya pisau pun tidak menghantam arah tempat Han Sen berdiri. Namun, atap kepala Han Sen terbelah, tengkoraknya retak oleh hantaman, memperlihatkan otak putih bersinar. Rasa nyeri membuat wajahnya pucat pasi.
"Memang seperti yang kuduga..." Meski menerima pukulan berat, Han Sen bukan tak mendapat hasil. Akhirnya ia menangkap mengapa dirinya terluka.
Saat cahaya pisau berdarah menghujam lokasi tempatnya berdiri tadi, muncul bayangan darah samar di sana. Siluet bayangan itu persis menyerupai wujud Han Sen. Tatkala cahaya pisau berdarah menyambar bayangan tersebut, raga Han Sen pun ikut terluka.
"Apakah ini kekuatan waktu atau ruang? Ataukah kombinasi keduanya?" Di bawah pengaruh ular naga Panjang Umur, luka Han Sen sembuh dengan cepat. Luka tingkat ini belum mampu mencabut nyawanya.
Tapi Setan Berdarah ternyata lebih mengerikan dari yang dia bayangkan. Meski sudah menggunakan stabilisasi penuh abadi pada raganya, bahkan dengan penguatan itu, mitos tingkat metamorfosis pun mungkin tak mampu melukai postur tempur varietas langkanya.
Apalagi tubuhnya ditumbuhi sisik naga yang kebal terhadap tenaga, hampir mustahil dihancurkan.
Pisau cahaya berdarah yang bahkan tidak mengenai tubuhnya ternyata bisa membelah baju zirah, sisik, hingga tulangnya sekaligus. Tenaga mengerikan macam apa ini!
Tanpa keraguan seperti Han Sen, Setan Berdarah kembali mengganas dengan aura pembunuhan. Di sepanjang lintasan cahaya pisaunya, ruang berdistorsi secara mengerikan, bagai cahaya darah yang meliuk-liuk di sekelilingnya.
Kali ini Han Sen memilih tidak menghindar dengan teleportasi. Alih-alih, dia memanggil Perisai Medusa, memaksakan diri untuk menahan tebasan Setan Berdarah ini.
Tenaga Setan Berdarah terlalu mengerikan, menghindar jelas tidak berguna. Han Sen terpaksa melakukan blokir paksa.
Namun di detik berikutnya, darah menyembur deras dari dada Han Sen. Seluruh tubuhnya terlempar dengan paksa, melesat ribuan meter di udara sebelum menghantam padang rumput bagai meteor.
Han Sen tergeletak di dalam lubang bundar raksasa. Zirah dadanya terbelah, memperlihatkan daging, sisik, dan tulang di dalamnya. Bahkan tulang dadanya terbelah separuh.
Namun Perisai Medusa yang digenggam Han Sen tetap utuh. Dengan jelas ia melihat: tebasan itu jelas mengarah ke perisai, namun Perisai Medusa gagal menghalangi cahaya pisau itu.
Cahaya pisau mengerikan itu bagai hantu menembus Perisai Medusa, langsung menghantam dada Han Sen.
Bentuk Setan Berdarah terus berpendar, menghantam dengan ganas satu demi satu. Entah Han Sen mencoba menghindar atau blokir, sama sekali tidak berguna di bawah cahaya pisau Setan Berdarah. Setiap tebasan langsung mengenai raganya, membuat darah tubuh dewa Han Sen mengalir deras tak henti. Luka pisau di seluruh tubuhnya semakin bertambah.
Jika bukan karena ular naga Panjang Umur yang gila-gilaan menyembuhkan raganya, mungkin Han Sen sudah tercabik-cabik oleh hantaman pisau liar.
Meski begitu, kecepatan penyembuhan ular naga Panjang Umur sudah kewalahan dibandingkan kecepatan Han Sen terluka. Seringkali satu luka belum pulih sempurna, Han Sen sudah terkena beberapa tebasan lagi.
Kekuatan yang luar biasa, begitu dahsyat sampai hampir tidak menyisakan secercah harapan.
"Cepat kabur... Kamu akan terbunuh..." Gu Wan'er berteriak ke arah Han Sen di dekat kereta kuda. Pertempuran Han Sen melawan Setan berdarah memicu fluktuasi tenaga mengerikan, namun sama sekali tidak mempengaruhi kereta kuda. Seolah ada kekuatan misterius yang melindungi kereta tersebut - gelombang kejut akan menghilang secara otomatis saat mendekati kereta.
Han Sen juga tidak ingin kabur, tapi sama sekali tidak ada kesempatan. Sekalipun menggunakan teleportasi, tetap akan mendapat luka parah dari Setan berdarah. Selain itu, planet ini terjebak dalam kekuatan batas gaib - masuk mudah, tapi untuk keluar harus memecahkan batas tersebut, kalau tidak teleportasi pun percuma.
Kekuatan pisau itu benar-benar mengerikan. Bagaimanapun Han Sen berusaha menghindar, tubuhnya tetap terkena tebasan.
Satu-satunya hal yang membuat Han Sen lega adalah tenaga Setan berdarah belum cukup kuat untuk membunuhnya dalam sekali tebasan. Kalau tidak, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk bertahan.
Kres!
Sekali lagi, tebasan pisau mengenai raga Han Sen. Han Sen sama sekali tidak paham bagaimana dirinya bisa terkena tebasan itu. Bahunya hampir terbelah.
Tiba-tiba, kilau merah darah menyembur dari tubuh Han Sen. Sisik-sisik hitam tumbuh tak terkendali, bahkan menembus baju zirah dan dengan cepat membungkus raga Han Sen beserta baju zirahnya dalam selimut sisik.
Sebelum Han Sen sempat mengetahui apa yang terjadi, ia merasakan gelombang ruang. Dari kehampaan, seberkas cahaya merah darah terbang dan mengapung di hadapannya—ternyata itu adalah sebatang karang darah yang mirip naga darah.
