Kobaran api phoenix yang memutih itu langsung membungkus raga Han Sen, membuatnya terlihat seperti obor berapi yang membara.
Tapi Han Sen sama sekali tidak merasakan panas membara. Api yang terlihat mengerikan itu ternyata tidak memiliki suhu sedikit pun. Namun, di tengah kobaran api, zirah Dongxuan yang awalnya berwarna hitam perlahan berubah menjadi putih menyala-nyala.
Selain itu, Han Sen tidak merasakan pengaruh apa pun pada raganya sendiri. Tenaga zirah Dongxuan juga tidak dikungkung.
Saat kobaran api itu benar-benar padam, zirah Dongxuan telah berubah menjadi kristal semi-transparan berwarna putih. Rumeng Sihuan, membuat orang hampir-hampir tidak percaya bahwa itu adalah makhluk nyata.
Ekspresi wajah Han Sen berubah sedikit. Saat mengerahkan tenaga Jing Dongxuan, ia menemukan bahwa tenaga Dongxuannya ternyata telah disertai Api Phoenix putih menyala-nyala.
"Hanya dengan menguasai tenaga Api Phoenix, barulah kau bisa menggunakan Bulu Phoenix." Burung suci Phoenix berkata sambil tersenyum.
“Han Sen tidak merasa senang karena hal ini. Jing Dongxuan-nya tidak bermasalah, tapi Zirah Dongxuan-nya telah terkontaminasi Api Phoenix. Setiap kali menggunakan Zirah Dongxuan, Api Phoenix akan terpicu.”
“Sepintas terlihat seperti hal bagus. Kekuatan level tinggi seperti Api Phoenix biasanya sangat didambakan orang, tapi ini bukan kekuatan Han Sen sendiri. Phoenix burung suci sengaja mengkontaminasi Zirah Dongxuan-nya dengan Api Phoenix, mungkin bukan sekadar agar dia bisa menggunakan Bulu Phoenix.”
“Meski Han Sen menyadari hal ini, dia tidak mengungkapkannya.”
“Pergilah! Jika kamu berhasil membawa kembali anak burung Phoenix itu, kerabatmu akan diizinkan tinggal turun-temurun di sini di bawah perlindungan klan kami.” Kaisar Fenghuang berkata.
“Tempat ini hangus terbakar. Siapa yang mau tinggal di wilayah seperti ini?” Han Sen diam-diam menggerutu dalam hati. Syarat yang diajukan Fenghuang itu sepertinya tidak memiliki sedikit pun daya tarik.
Seolah-olah telah menembus pikiran Han Sen, Phoenix melanjutkan: "Tempat ini awalnya adalah tempat kelahiran klan Phoenix kami. Namun kini hanya tersisa beberapa dari kami, sehingga wilayah yang diperlukan pun tidak banyak. Jika kamu bisa membawa kembali anak burung Phoenix itu, seluruh wilayah tak berujung sejuta li di luar sini akan menjadi hakmu. Jika musuh kuat datang menyerang, aku juga bisa membantumu mengusir mereka."
Setelah berkata demikian, Phoenix melirik dunia yang menghitam seperti arang itu: "Kematian ekstrem melahirkan kehidupan, keadaan buruk berubah menjadi baik. Meskipun ruang varietas langka ini adalah tanah gosong, namun bukan wilayah mati. Bahkan ada keuntungan yang tak terbayangkan olehmu."
"Keuntungan apa?" Han Sen tak kuasa menahan diri untuk bertanya.
"Ada kematian baru ada kehidupan. Maut hanyalah proses untuk melahirkan kehidupan baru. Ruang varietas langka ini memiliki kekuatan kesuburan ekstrem. Semua makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun varietas langka, kecepatan pertumbuhannya di sini akan jauh melampaui dunia luar," jawab Phoenix.
“Aku tidak merasakan keistimewaan apa pun di sini?” Han Sen agak tidak percaya dengan ucapan Phoenix, karena dia tidak merasakan ketidakwajaran pada raganya sendiri, juga tidak merasakan vitalitas di dalam ruang varietas langka ini.
“Apakah kamu punya benih?” Phoenix mengawasi Han Sen dan bertanya.
“Benih tidak ada, tapi ada satu bibit kaktus bulat.” Han Sen mengeluarkan sebatang kaktus bulat yang ditanam dalam gelas dari Menara Takdir Langit.
“Tanamlah dia di tanah gosong ini,” ujar Phoenix.
Dengan setengah percaya setengah ragu, Han Sen mengeluarkan kaktus bulat dari gelas dan meletakkannya di atas tanah gosong.
Sesuatu yang ajaib terjadi. Kaktus bulat yang hanya seukuran tinju itu, setelah ditanam, ternyata tumbuh dengan kecepatan kasat mata. Dalam sekejap, ukurannya sudah sebesar sepakbola dan terus bertumbuh.
"Semua makhluk hidup, selama bisa menyerap kekuatan vital di sini, akan mampu tumbuh dengan cepat. Seperti tanaman yang kamu tanam ini, di bawah pengaruh kekuatan vital ekstrim, ia bisa mencapai batas maksimal yang dapat didukung gen mereka dalam waktu singkat. Selain area pengembangbiakan klan Phoenix kami, mustahil menemukan tanah vital kedua di alam semesta ini." Phoenix berkata dengan sedikit kebanggaan.
Saat Phoenix masih berbicara, kaktus itu telah membesar seukuran ember dan terus bertumbuh tak henti, membuat Han Sen terpana sulit mengucapkan sepatah kata pun.
"Apakah seluruh tanah di sini memiliki kekuatan seperti ini?" Han Sen menatap Phoenix sambil bertanya. Ia sangat paham implikasi dari hal ini - kemampuan makhluk apapun untuk tumbuh eksponensial di sini jelas merupakan BUG yang benar-benar luar biasa.
"Ya." Phoenix mengangguk perlahan.
Han Sen langsung tergoda. Memperoleh sebuah ruang varietas langka seperti ini akan menjadi dorongan besar bagi perkembangan umat manusia.
"Apalagi bisa mendapatkan perlindungan Phoenix Tingkat Dewa, manusia di alam semesta hampir bisa dikatakan sekuat gunung. Selain Tiga Klan Agung, mungkin belum ada yang bisa menyerang wilayah kekuasaan Phoenix. Sekarang Han Sen hampir ingin menjual si burung merah kecil itu."
"Yang Mulia Phoenix tidak perlu khawatir, hamba pasti berjuang maksimal menemukan anak Phoenix itu dan membawanya pada Yang Mulia." Han Sen menjilat bibirnya sambil berkata.
Phoenix cukup puas dengan performa Han Sen. Tidak menahannya lebih lama, hanya memberi tahu bahwa setelah membawa anak Phoenix itu, cukup ketuk Lonceng Makanan maka ia akan menjemput Han Sen dan sang anak.
Han Sen meninggalkan Tanah Kebangkitan Phoenix dengan bulu Phoenix. Ia tergoda usulan itu: "Sayangnya si merah itu campuran darah. Bagaimana jika Phoenix menganggapnya tidak bernilai? Lebih baik tidak mengambil risiko."
Han Sen tidak benar-benar berniat membawa burung merah kecil ke sini. Setelah keluar dari ruang varietas langka, dia langsung menjauhi tempat itu.
"Klan Tai Shang belum tahu aku sudah bebas. Lebih baik tidak kembali ke Istana Surgawi dulu, jangan sampai mereka dapat informasi lebih awal. Mengulur waktu sebisanya." Han Sen berpikir sejenak, berencana berburu varietas langka mitos di dalam bidang ilahi terlebih dahulu untuk melengkapi gen ilahinya.
Tapi Han Sen tidak berani tinggal di sekitar Tanah Kebangkitan Phoenix. Setelah menghubungi Xie Qing Di, dia berniat tinggal di sana untuk sementara waktu.
Xie Qing Di yang mendengar Han Sen akan datang langsung menyetujui dengan cepat, bahkan menawarkan mengirim pesawat ruang angkasa untuk menjemputnya.
"Tidak perlu menjemput. Apakah wilayahmu aman sekarang? Aku sedang dalam masalah, tidak bisa terekspos identitas." kata Han Sen.
Xie Qing Di menggigit sebuah cerutu besar, berkata dengan penuh kenyamanan: "Aku baru saja membeli sebuah sistem galaksi di Bidang Bintang Kecapi, di sana ada dua planet kehidupan, pemandangannya cukup bagus. Awalnya kubeli untuk liburan, kamu bisa tinggal di sana. Bidang Bintang Kecapi adalah milik Klan Multiharta, mereka yang bertanggung jawab atas keamanan di sana. Kecuali terjadi perang besar alam semesta, seharusnya tidak ada ras lain yang berani masuk paksa ke sana."
"Gila, komik semudah ini menghasilkan uang?" Mata Han Sen membelalak. Xie Qing Di ternyata membeli sistem galaksi sebagai rumah liburan, ini terlalu berlebihan.
"Panggil aku Guru Xie! Guru ini sekarang adalah penulis besar terlaris paling panas di alam semesta, penggemar bukuku tersebar di lebih dari seratus juta ras..." kata Xie Qing Di dengan penuh kebanggaan.
"Guru Xie, apakah studio komikmu masih kekurangan staf sekarang?" Han Sen bertanya sambil air liurnya meleleh. Uang semudah ini didapatkan?
"Kurang, tapi tidak butuh orang matre seperti kamu yang kurang imajinasi." Xie Qing Di menyerang Han Sen tanpa ampun.
Han Sen agak bingung, meski sifat aslinya realistis, tapi belum sampai tingkat kekurangan imajinasi.
Tapi Han Sen harus mengakui, dia memang tidak punya sel seni. Setelah berjanji dengan Xie Qing Di, barulah dia menuju planet liburan Xie Qing Di.
