"Bagi siapa pun di antara kalian yang bisa menyelamatkan ras kami, kami akan memberikan setengah kunci Taman Udara. Mulai sekarang kedua ras akan berbagi Taman Bunga Udara, kami tidak akan ingkar janji." Lavender terus mengucapkan janji berat.
Meski semua orang sudah berada di Taman Udara, mereka datang dengan mengendarai kapal perang ras bunga dewa. Tidak ada yang memperhatikan bagaimana cara masuknya, juga tidak tahu apakah membuka Taman Udara membutuhkan barang khusus. Sekalipun mereka bisa merebut Taman Udara sekarang, tanpa metode masuk-keluar yang tepat juga akan sia-sia. Karena itu tidak ada yang bertindak gegabah.
Dari nada bicara Lavender, masuk-keluar Taman Udara memang membutuhkan sesuatu tertentu. Semua orang pun mulai merenung dengan serius.
Saat ini adalah masa tersulit bagi Klan Bunga Dewa, tapi melihat Lavender berani membawa mereka ke sini, pasti telah mempersiapkan segalanya. Tidak mungkin mereka naif membawa kunci itu ke mana-mana.
Para petarung kuat dari berbagai ras mengamati anggota Klan Bunga Dewa yang terkubur sebagian di tanah. Han Sen merenung sejenak, lalu dengan gesit melesat ke langit untuk mengamati Taman di Udara dari kejauhan.
Saat Han Sen sedang terbang, ia melihat siluet seseorang yang juga naik ke udara dengan tujuan sama.
Siluet itu pun menyadari kehadiran Han Sen. Keduanya saling memandang. Han Sen terkejut mengenali sosok gadis yang selalu mengikuti Bai Wan Jie di restoran kapal perang sebelumnya.
Tapi dari sikap Bai Wan Jie, gadis ini jelas bukan bagian dari generasi muda. Bahkan anggota lain Klan Huangji menunjukkan rasa hormat berlebihan padanya. Han Sen pun mulai mempertanyakan identitas dan asal-usul misteriusnya.
Karena terlalu banyak pangeran dan putri di keluarga Bai, Han Sen belum semuanya bertemu. Ditambah keturunan keluarga elit lainnya, pejabat tinggi Klan Huangji yang pernah dilihat Han Sen jumlahnya sangat sedikit.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" gadis itu menyeringai.
"Menikmati pemandangan." Han Sen tersenyum.
"Hmph! Aneh caranya." Si gadis tak lagi menghiraukannya, melanjutkan penerbangan ke ketinggian yang lebih ekstrem.
Meski bisa melakukan teleportasi, metode Han Sen masih menyisakan terlalu banyak jejak Teknik Shen You. Untuk menghindari kecurigaan, dia memilih tidak menggunakannya di sini.
Meski ukuran Taman Udara hanya sebesar planet, keunikan dan nilainya tak terbantahkan. Saat mencapai ketinggian yang memungkinkan pandangan menyeluruh, Han Sen terkejut melihat seluruh struktur menyerupai Lingzhi raksasa berlapis-lapis. Hamparan bunga bertingkat seperti sawah itu membentuk tudung jamur, menciptakan panorama yang sungguh ajaib.
Han Sen saat ini semakin yakin dengan hipotesisnya, seluruh taman di udara sangat mungkin merupakan sebuah makhluk hidup, mungkin saja adalah varietas langka tumbuhan dengan level yang sangat tinggi.
Meski menanam varietas langka pada tubuh sebuah tumbuhan terdengar sulit dipahami, Han Sen yang pernah melihat laba-laba lubang hitam merasa hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil.
"Apa yang kamu lihat?" Gadis Klan Huangji kembali melayang mendekat, menatap Han Sen sambil bertanya.
"Hanya melihat sebatang jamur raksasa." Han Sen menjawab sambil tersenyum.
"Hmph! Di kapal perang tadi membanggakan diri seolah sangat hebat, tapi hasilnya sama sekali tidak bisa melihat apa-apa." Gadis itu mencibirkan bibir.
"Kalau begitu, kamu bisa melihat sesuatu?" Han Sen balik bertanya.
"Tentu saja." Gadis itu dengan bangga sedikit mendada hangatkan dadanya.
"Apa yang bisa dilihat gadis kecil sepertimu?" Han Sen berpura-pura tidak percaya lalu bertanya.
Gadis itu langsung protes, "Usia yang lebih tua belum tentu berguna, sama seperti kamu. Membuka mata tapi tetap seperti orang buta, tidak bisa melihat apa-apa."
"Kalau begitu, apa yang kamu lihat?" tanya Han Sen.
Gadis itu berkata dengan bangga, "Tentu saja. Jika penglihatanku tidak salah, taman di udara ini sendiri seharusnya adalah sebatang tumbuhan mutan, dan itu jenis yang levelnya sangat tinggi. Bahkan mungkin tumbuhan mutan Tingkat Dewa. Hanya saja vitalitasnya sangat lemah, sangat mungkin sudah hampir mati."
"Sebelumnya Lavender mengatakan bahan pembuat cairan gen khusus klan Bunga menggunakan material yang tidak ada di tempat lain, awalnya aku tidak percaya. Tapi sekarang mulai yakin. Kalau ini benar-benar tumbuhan mutan Tingkat Dewa, maka semua tumbuhan mutan yang tumbuh di tubuhnya akan terkontaminasi sifat-sifatnya. Sekalipun varietas biasa, pasti berbeda dengan yang ditanam di dunia luar." Wawasan gadis itu memang sangat luas, ternyata sama seperti Han Sen, bisa melihat bahwa taman di udara sebenarnya adalah sebatang tumbuhan mutan.
Han Sen memandangi gadis itu dengan terkejut, dalam hati berpikir, "Memang tidak biasa yang berasal dari Klan Huangji. Hanya wawasan dan kemampuannya saja, sudah jauh melampaui ras-ras kecil biasa."
"Kalau kamu menganggap Taman di Udara adalah tumbuhan Tingkat Dewa, tahukah kamu kenapa Bangsa Bunga Terkubur di dalam taman ini?" tanya Han Sen lagi.
Gadis itu tampak puas melihat reaksi terkejut Han Sen, lalu menjawab, "Sulit dipastikan. Mungkin tumbuhan mutan itu tahu dirinya hampir mati, ingin menyerap lebih banyak energi untuk mempertahankan sisa nyawanya yang tipis. Atau mungkin Bangsa Bunga sudah membuat kontrak kehidupan dengan tumbuhan ini sejak dulu. Kini sang tumbuhan sekarat, otomatis mereka yang terikat kontrak harus ikut mati. Banyak kemungkinan. Tanpa temuan lebih lanjut, sulit mengatakan yang mana yang benar."
“Bagaimana cara menentukan hal itu?” Han Sen kali ini agak terkejut. Meski Klan Huangji memiliki sumber daya melimpah, tetap dibutuhkan waktu untuk mencerna dan menyerap informasi. Baru berapa usia gadis ini, ternyata sudah memiliki wawasan setinggi ini.
Gadis itu berpikir sejenak lalu berkata: "Satu-satunya cara adalah merekrut salah satu anggota Klan Bunga, lalu melakukan pemeriksaan tuntas pada raganya. Pasti akan ditemukan sesuatu."
"Kamu bicara mudah! Tidakkah kau lihat bahkan tenaga petarung kuat yang termitosis pun tak bisa menggali tanah di taman ini?" Han Sen mencibirkan bibir, tanpa sadar meniru gerakan gadis itu karena terpengaruh.
Dengan penuh cibir, gadis itu menoleh ke arah puncak taman: "Kau terlalu meremehkan para petarung termitosis. Aku tidak tahu tentang yang lain, tapi Bai Wan Jie jelas bukan anggota tak berguna. Selama dia mau, pasti bisa mengeluarkan Klan Bunga - tinggal pilih mau yang hidup atau mati. Menurut pengetahuanku, dia pasti hampir tak tahan lagi untuk bertindak."
“Bukankah Bai Wan Jie adalah orang tuamu?” Han Sen bertanya heran mendengar gadis itu memanggil nama Bai Wan Jie langsung.
“Siapa yang bilang Bai Wan Jie adalah orang tuaku? Kamu terbalik mengatakan, akulah yang sebenarnya orang tuanya!” Gadis itu melototi Han Sen dengan geram.
Han Sen hendak berkata lagi, tapi melihat Bai Wan Jie di bawah memang seperti yang dikatakan gadis itu, sudah tidak tahan lagi mulai melakukan gerakan khusus.
Terlihat dia memilih seorang anggota biasa dari Klan Dewa Bunga, lalu mengeluarkan sebuah harta mutan berbentuk gelas anggur dari tempat tak diketahui, menutupinya di atas kepala anggota klan tersebut, lalu menariknya ke atas dengan kekuatan.
Raga anggota Klan Dewa Bunga yang semula terkubur di tanah tak bisa bergerak, ternyata berhasil ditarik sebagian oleh Bai Wan Jie dengan gemilang. Seluruh kepala dan lehernya telah tersingkap, tapi kondisi tubuhnya tidak mengalami kerusakan akibat tarikan, terlihat masih cukup baik.
Bai Wan Jie kembali menarik dengan kuat beberapa kali, dan dengan cepat berhasil mencabut anggota Klan Bunga itu sepenuhnya. Semua orang tak bisa menahan diri untuk tidak mengerumuni area tersebut.
Tepat ketika mereka hendak mempelajari dan mengamati anggota Klan Bunga yang baru dicabut itu, tiba-tiba mata makhluk tersebut terbuka lebar. Bunga di kepalanya mekar megah, sementara rantai keteraturan yang tak tertandingi meledak dari tubuhnya, dengan galak menerjang Bai Wan Jie yang berada paling dekat.
"Aneh... Bukankah dikatakan Klan Bunga tidak mengalami mitos?" Hati Han Sen sedikit terkejut. Dari tubuh makhluk itu ternyata memancar kekuatan rantai keteraturan yang seharusnya hanya dimiliki petarung kuat yang termitosis.
