Kedua pihak yang bertempur adalah rombongan Klan Huangji dengan belasan anggota Klan Bunga Dewa. Para anggota Klan Bunga Dewa itu tidak pulih meski Teng Tianluo sudah mati, masih tetap menunjukkan sikap gila yang sama.
Mereka memiliki tenaga luar biasa dan raga yang menjadi sangat tangguh. Serangan Bai Wan Jie hanya mampu melempar mereka keluar, dan tak lama kemudian para Klan Bunga Dewa itu akan kembali mengganas.
Petarung kuat seperti Bai Wan Jie saja sudah seperti ini, anggota Klan Huangji lainnya semakin tak berarti. Hanya sedikit anggota Klan Huangji yang masih mengikuti Bai Wan Jie, dengan berbagai luka di tubuh mereka - tampaknya banyak yang sudah tewas.
Justru gadis yang pernah berbincang dengan Han Sen sebelumnya, teknik geraknya sangat mengerikan. Ternyata dia bisa bergerak secepat angin menghindari kejaran Klan Bunga Dewa, sama sekali tak terluka.
Sayangnya karena tidak bisa membunuh ras bunga dewa itu, Bai Wan Jie dan yang lain hanya bisa terus kabur, sama sekali tidak berhenti untuk berkonfrontasi frontal dengan mereka.
Han Sen awalnya tidak berminat ikut campur, apalagi mereka adalah anggota Klan Huangji yang memiliki permusuhan mendalam dengannya. Sudah bagus dia tidak memanfaatkan situasi, mana mungkin mau menyelamatkan Putra Mahkota Klan Huangji.
Tapi siapa sangka, saat Bai Wan Jie dan rombongan melewati area ini, beberapa ras bunga dewa ternyata mendeteksi keberadaan Han Sen dan Xie Qing Di lalu menyerbu ke arah mereka.
Bai Wan Jie dan gadis itu tentu juga melihat Xie Qing Di dan Han Sen. Namun mereka bukan sengaja mengarahkan ras bunga dewa ke sana.
Bai Wan Jie sama sekali tidak percaya di sini ada yang bisa memenggal anggota ras bunga ini, sehingga tidak punya harapan sama sekali pada Han Sen dan kawan-kawannya. Mereka tidak sengaja mengarahkan ras bunga ke sana. Tapi ternyata beberapa anggota ras bunga itu menemukan Han Sen dan Xie Qing Di, lalu berbalik menyerbu ke arah mereka.
"Ngapain masih membeku di situ? Cepat kabur!" teriak sang gadis ke arah Han Sen.
Sebelum teriakannya habis, dia melihat Han Sen sudah menghantam seorang anggota ras bunga dengan tinjunya. Dengan geram dia bergumam, "Dasar bodoh! Kalau sampai terjebak di sini sambil membawa beban, bahkan kesempatan kabur pun mungkin hilang."
Dor!
Saat sang gadis masih bergolak dalam pikiran, tinju Han Sen telah menghantam tubuh seorang anggota ras bunga. Kekuatan dahsyatnya melempar sang musuh ratusan meter ke belakang, meremukkan beberapa pohon besar sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
“Tenaga yang luar biasa kuat!” Gadis itu sedikit terkejut, wibawa satu pukulan Han Sen ini ternyata bahkan lebih kuat daripada Bai Wan Jie, membuatnya tak menyangka.
“Sekalipun tenaganya kuat tetap percuma, ras bunga dewa itu benar-benar abadi... tak...” Tiba-tiba gadis itu membeku, matanya membelalak menampakkan ekspresi tak percaya.
Ras bunga dewa yang terlempar keluar oleh pukulan Han Sen itu, raganya tiba-tiba berkobar api putih menyala-nyala.
Setelah bertempur lama dengan ras bunga dewa, mereka tahu raga makhluk-makhluk supernatural ini sangat mengerikan dan tangguh. Sekalipun terluka akan cepat pulih, bahkan tak mengerti arti rasa sakit.
Bai Wan Jie telah menggunakan berbagai teknik gen yang tak terhitung, berkali-kali melemparkan mereka, namun berbagai tenaga hampir tak berpengaruh. Bahkan tak mampu membuat mereka menjerit kesakitan.
Tapi kini ras bunga dewa itu berguling-guling di tengah kobaran api sambil menjerit memilukan, suaranya bagai babi disembelih.
Han Sen dan beberapa anggota ras bunga dewa lainnya juga tidak diam. Terlihat tubuh Han Sen lincah bagai You Long, setiap pukulannya menghantam raga ras bunga dewa itu. Hanya sekejap mata, seluruhnya telah dirobohkan ke tanah.
Berbeda dengan ras bunga dewa yang dirobohkan Bai Wan Jie, mereka yang dijatuhkan Han Sen tidak bisa bangkit kembali. Seluruh tubuh mereka berkobar api, terguling-guling di tanah sambil menjerit kesakitan. Pemandangan ini membuat Bai Wan Jie dan kawan-kawan tertegun tak percaya.
Di bawah kobaran api putih menyala-nyala, tidak ada tanda hangus terbakar pada tubuh ras bunga dewa tersebut. Justru bunga di atas kepala mereka terbakar menjadi abu beterbangan.
Begitu bunga itu musnah, apipun menghilang. Beberapa ras bunga dewa itu lunglai tergeletak, sudah tidak menjerit lagi namun juga tidak bangkit untuk bertarung.
Bai Wan Jie dan yang lain bisa merasakan dengan jelas: aura para ras bunga dewa itu ternyata melemah drastis. Jangankan mencapai tingkat mitos, paling-paling kemampuan mereka sekarang setara level Raja saja.
“Api apakah itu?” Gadis itu tertegun, jelas tenaga Han Sen sangat efektif terhadap klan Bunga Dewa.
“Terima kasih atas pertolongan Yang Mulia.” Bai Wan Jie dan rombongannya terbang mendekati Han Sen, sekaligus memancing sisa anggota klan Bunga Dewa yang lain.
Dengan gerak-gerik sederhana, Han Sen menjatuhkan semua anggota klan Bunga Dewa ke tanah, berguling-guling dalam kobaran api sambil menjerit kesakitan.
Para anggota klan Huangji tertegun seperti patung. Setelah dikejar-kejar klan Bunga Dewa sekian lama dengan segala upaya sia-sia dan banyak rekan terbunuh...
Monster abadi yang tak terkalahkan itu ternyata bisa diatasi Han Sen dengan mudah, membuat mereka sulit mempercayainya.
Terutama gadis klan Huangji itu, ia memandang Han Sen dengan tatapan penuh keheranan seolah tidak mengenalnya.
“Yang Mulia Putra Mahkota tak perlu formal. Sesama yang terjebak di sini, saling membantu memang seharusnya.” Xie Qing Di berkata sambil tersenyum.
Bai Wan Jie kembali mengucapkan terima kasih kepada Xie Qing Di, namun sorot matanya terus menatap Han Sen: "Boleh tahu bagaimana kami harus memanggil Tuan ini?"
"San Mu." Han Sen menjawab dengan datar, tanpa memandang Bai Wan Jie.
Bai Wan Jie tampak tidak terlalu memikirkannya, seolah sengaja ingin merangkul Han Sen dengan mengucapkan banyak kata-kata pujian. Sayangnya Han Sen sama sekali mengabaikannya dan tidak menanggapi ucapannya.
"Karakter San Mu memang seperti itu, Yang Mulia Putra Mahkota tidak perlu merasa tersinggung." Xie Qing Di melihat ke arah anggota Ras Bunga yang mahkotanya telah terbakar, terkejut melihat mereka masih bisa meronta-ronta bangkit.
Bai Wan Jie dan rombongan Klan Huangji bersiap menyerang, namun tiba-tiba anggota Ras Bunga itu berjalan menghampiri Han Sen dan bertekuk lutut dengan suara deg-degan: "Terima kasih atas pertolongan Yang Mulia. Mohon belas kasihan Yang Mulia untuk menyelamatkan ras kami dari penderitaan ini."
Han Sen tidak berkata-kata, hanya memandang Xie Qing Di yang berdiri di sampingnya.
Xie Qing Di membersihkan tenggorokannya lalu berkata: "Menyelamatkan kalian juga bisa, tapi apa keuntungan bagi kami?"
"Asalkan kalian bersedia menyelamatkan kerabat kami dari situasi genting, ras kami mau berbagi Taman di Udara dengan kalian," ujar seorang anggota tua ras bunga dewa.
Xie Qing Di tersenyum tipis: "Aku tak pernah suka berbagi apapun dengan siapapun."
Ekspresi ras bunga dewa berubah drastis. Mereka paham maksud tersirat dalam ucapan Xie Qing Di.
"Jika Yang Mulia bisa membebaskan seluruh anggota ras kami, ras bunga dewa bersedia mengabdi pada Yang Mulia." Masih anggota tua itu yang berbicara.
"Apa janjimu bisa dipegang?" Xie Qing Di menatap lelaki tua itu dari ujung kepala hingga kaki.
"Hamba ini tak berbakat, tapi memang menjabat sebagai kepala suku ras bunga dewa saat ini." Lelaki tua itu menghela napas berat.
Han Sen dan Xie Qing Di saling memandang. Sorot mata mereka sama-sama memancarkan sukacita - hasil tak terduga yang datang tanpa usaha.
Meski Bai Wan Jie sangat ingin merebut Ketua Klan Bunga Dewa, namun pertama-tama dia tidak tahu kedalaman ilmu Han Sen. Terintimidasi oleh kekuatan mengerikan Han Sen, dia akhirnya tidak berani benar-benar bertindak, hanya bisa menonton Xie Qing Di menyimpan seluruh Klan Bunga Dewa.
