"Haha, Xiao Sensen, sikapmu sekarang jauh lebih menyenangkan dibanding masa lalu." Xie Qing Di menepuk kepala Han Sen sambil berkata.
"Boleh mati! Kamu pergi ke kepala suku ras Bunga lihatlah, apakah cairan gen khusus yang dibuat dari bunga ratu sudah siap? Aku sangat membutuhkannya." Han Sen membuka tangan Xie Qing Di dengan gerakan frustasi.
Xie Qing Di justru terlihat senang, kembali menepuk kepala Han Sen: "Xiao Sensen tunggulah di sini, Kakak Xie Qing yang agung ini akan segera mengambilkannya untukmu."
"Hal tentang masalah pada tubuhku jangan diungkapkan kepada siapapun." Han Sen kembali berpesan pada Xie Qing Di untuk menghindari masalah.
Xie Qing Di mengiyakan, lalu pergi ke kediaman kepala suku ras Bunga dan membawa kembali botol kecil sebesar telapak tangan berisi cairan ungu kristalin mirip batu kecubung.
Han Sen membuka botol itu dan meneguk isinya. Seketika terdengar notifikasi suara "ding".
"Gen ilahi +1... Gen ilahi +1..."
Seteguk ini diminum, ternyata menambah dua poin gen ilahi, sementara di dalam botol masih tersisa lebih dari setengah cairannya.
"Ini baru cara yang benar untuk meningkatkan gen ilahi. Dulu cuma makan daging terus-terusan sampai lambungku sampai bermasalah, gen yang naik pun cuma sedikit," gumam Han Sen dalam hati.
Tiba-tiba ia berpikir lagi: "Kalau gen ilahi bisa bertambah, berarti tubuhku seharusnya normal dan berevolusi dengan benar. Tapi kenapa bentukku jadi seperti ini, dan tenaga pun masih belum bisa digunakan?"
Dengan perasaan kesal, ia menelan habis sebotol cairan gen. Total gen ilahinya bertambah tujuh poin, tapi tubuh Han Sen tetap tidak pulih. Tenaga dalam tubuhnya masih tak terasa.
"Kalau terus tidak bisa pulih, terpaksa harus mengumpulkan 100 poin gen ilahi dulu. Mencoba naik ke level Pecah Kepompong, mungkin saat itu tenagaku akan kembali," Han Sen hanya bisa menenangkan diri seperti ini.
Tapi sekarang ada masalah yang sangat merepotkan. Dulu Han Sen bisa mengendalikan bocah jubah merah, membawanya berburu varietas langka tumbuhan. Mereka sama sekali tidak berani melawan.
Sekarang tenaga Han Sen tidak bisa digunakan, tentu saja dia tidak berani melepaskan bocah jubah merah. Ingin berburu varietas langka tumbuhan mitos jadi agak sulit.
Ras Bunga tidak punya petarung kuat yang termitosis. Xie Qing Di juga baru level Raja. Di sini ternyata tidak ada yang bisa memburu varietas langka mitos.
"Hanya bisa menunggu Bao'er dan burung merah kecil datang. Nanti kita bisa berburu varietas langka mitos." Han Sen terpaksa bersabar sementara. Setelah Xie Qing Di meninggalkan taman di udara untuk menjemput Bao'er, Han Sen berlatih teknik gen di dalam taman sambil mencoba berubah kembali ke wujud sebelumnya.
Karena ini bukan luka fisik, sekalipun menggunakan tubuh Super God, tetap berwujud anak kecil. Tidak bisa kembali normal seperti dulu.
Pada hari ini, Han Sen mencoba berlatih teknik gen di taman pribadinya, namun hasilnya sama sekali tidak ada reaksi. Saat sedang frustasi, tiba-tiba dia melihat seseorang mendorong pintu masuk ke taman.
"Xie Qing Di sudah kembali secepat ini?" Han Sen tertegun sejenak, karena selain Xie Qing Di, anggota ras Bunga pasti tidak berani memasuki tamannya tanpa izin.
Tapi menurut perhitungan Han Sen, Xie Qing Di seharusnya belum bisa kembali secepat ini. Setelah diamati lebih teliti, ternyata memang bukan Xie Qing Di, melainkan seorang pria tua berbaju kain hitam dengan rambut dan janggut memutih, berwajah agak mesum.
Han Sen merinding. Dia tidak ingat ada orang seperti ini di ras Bunga. Tapi kalau bukan anggota ras Bunga, bagaimana mungkin dia bisa memasuki Taman Udara?
Orang tua itu mendorong pintu masuk, langsung melihat Han Sen dengan sorot mata ikan mati yang menyapu seluruh tubuhnya sambil bergumam lirih: "Benar-benar varietas langka, berpenampilan 5-6 tahun. Tapi sepertinya tidak mengenakan baju merah, juga tidak botak. Yang ini beneran apa bukan ya?"
Han Sen gemetar dalam hati. Ciri-ciri yang disebut orang tua itu persis seperti Hongpao Tongzi!
"Orang tua ini ternyata memburu Hongpao Tongzi. Tapi bagaimana dia bisa masuk ke taman di udara?" Pikir Han Sen diam-diam, rasa cemas mulai menggerogoti hatinya.
Kondisi raganya sekarang bahkan tidak memungkinkannya mengerahkan tenaga, sama sekali tak ada ruang untuk manuver.
Namun si orang tua malah mengabaikan Han Sen. Kedua matanya memancarkan dua berkas cahaya ilahi, menyapu seluruh area sekitar sebelum kembali bergumam: "Di seluruh kota bunga hanya ada satu varietas langka yang berwujud balita. Baju bisa diganti, rambut juga bisa tumbuh. Pasti dia ini!"
Han Sen mendengar hingga garis hitam memenuhi kepalanya. Orang tua itu ternyata salah mengira dirinya sebagai Hongpao Tongzi. Han Sen hendak membantah dan menjelaskan bahwa dia bukan Hongpao Tongzi, namun si tua tiba-tiba mengayunkan tangannya. Kekuatan misterius langsung melilit tubuh Han Sen, menyergapnya ke dalam lengan baju orang tua itu dalam sekejap.
"Taktik yang hebat!" Han Sen hanya melihat kekacauan di dalam lengan baju itu. Sama sekali tidak bisa membedakan arah timur, selatan, barat, atau utara. Seolah-olah ini adalah ruang privat yang terpisah.
"Benar-benar bernasib sial. Kenapa harus di saat seperti ini muncul orang tua aneh begini?" Han Sen merasa frustasi. Terjebak dalam ruang kacau ini, dia tidak bisa kabur maupun mencari solusi.
Setelah menyimpan Han Sen, si tua aneh segera meninggalkan Taman di Udara. Meski banyak varietas tanaman langka di sana, seorang "Santo Pencuri" selevel dia tidak menganggap berarti tumbuhan rendah level itu. Langsung saja dia membawa Han Sen menerobos keluar dari Taman di Udara.
Segel kuat taman di udara pun ternyata tak bisa menghentikannya melintas ke luar.
Meski terus menggunakan teleportasi antariksa, hanya dalam beberapa hari si orang tua aneh itu telah tiba di planet tempat tinggalnya.
"Ngomong-ngomong, Bai Wan Jie minta yang hidup. Jangan sampai membunuhnya." Si orang tua teringat Han Sen yang terjebak di lengan penyimpan hartanya selama berhari-hari. Takut ia mati, dengan kibasan lengan, Han Sen pun dikeluarkan.
Orang tua aneh ini tak lain adalah Santo Pencuri yang direkrut Bai Wan Jie. Awalnya ditugaskan mencuri Si Jubah Merah, siapa sangka malah secara tidak sengaja mencuri Han Sen.
Terkurung dalam lengan penyimpan harta yang dipenuhi kekacauan, Han Sen tak tahu waktu maupun posisi. Begitu dikeluarkan, langsung ia jatuh terduduk di tanah.
Sorot mata pertama kali melihat si orang tua, lalu melihat sekeliling. Ditemukan sebuah lembah yang dipenuhi tumbuhan eksotis, di dalam lembah mengalir sungai kecil berwarna biru. Sesekali terlihat berbagai burung pemangsa dan makhluk aneh raksasa berkeliaran di lembah.
"Ini untuk kamu makan." Orang tua itu dengan ergonomis memetik dua buah dari pohon di sebelahnya dan melemparkannya ke Han Sen.
Han Sen menangkap buah-buahan itu, wajahnya bermacam perasaan menatap si orang tua. Dia bingung apakah harus menjelaskan atau tidak, karena tidak tahu tujuan penangkapan jubah merah oleh si orang tua. Jika mengaku bukan jubah merah, khawatir nanti si orang tua ini akan membunuhnya karena dianggap tidak berguna.
"Untuk apa Anda menangkapku ke sini?" Han Sen memilih untuk tidak menjelaskan dulu, lebih baik mencari tahu maksudnya terlebih dahulu.
"Membawamu ke sini tentu demi menukar harta." Perasaan Santo Pencuri sangat gembira. Dia mengeluarkan Gulungan Tianlu, memicingkan mata mengamati detail sambil wajahnya menunjukkan ekspresi mabuk kepayang.
"Menukar harta apa?" Han Sen mengejar bertanya.
“Ini adalah harta tersebut.” Sang Pencuri Suci berkata sambil terus mengamati.
Han Sen mendekat dan melirik sebentar, menemukan bahwa itu adalah lukisan bergambar dewi dengan pita-pakaian yang melayang-layang, sedang terbang menembus sembilan langit dengan mengendarai angin.
